10/04/2015

Makalah Sejarah Pendudukan Jepang dan Pengaruhnya bagi Indonesia


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Jepang merupakan negara yang memiliki banyak perkembangan dalam berbagai aspek seperti Teknologi, Informasi, Pendidikan, Ekonomi, Industri dan berbagai hal lainnya. nama resmi Jepang ialah Nipponkoku/Nihonkoku  adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan Dominasi Jepang terhadap Indonesia merupakan hal yang sekiranya hanya segelintir orang yang telah membahsnya. Pembahasan ini lebih menekankan pada pembahasan sejarah masa lalu Indonesia dalam mengahadapi kaum kolonialisme Jepang serta membahas mengenai banyaknya pengaruh Jepang pada Indonesia pada masa sekarang ini baik disadari maupun tidak disadari.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan mampu memahami sejarah Indonesia secara detail serta beberapa pengaruh yang ditimbulkan pada kehidupan masa kini. Hal ini kiranya penting untuk semakin memberikan rasa nasionalisme pada anak didik yang diajarkan.
Makalah ini dibuat sebagai landasan pembahasan dan pembelajaran studi sejarah dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk para mahasiswa calon pendidik, karena dalam proses pengajaran kita dituntut untuk memberikan gambaran mengenai Indonesia baik dalam masa lampau maupun masa kini. hal ini dapat pula dianisipasi karena pada kenyataannya sekarang peserta didik memiliki tingkat kekritisan yang cukup tinggi.
Berdasarkan penelusuran yang telah kami kaji, ada beberapa hal yang menarik mengenai pembahasan ini dari mulai berbagai strategi yang dijalankan Jepnag, penderitaan rakyat Indonesia, organisasi pergerakan Indonesia serta masih mendominasinya pengaruh atau hal-hal lainnya Jepang terhadap Indonesia.
Dengan terselesaikannya makalah ini, para pembaca diharapkan mampu mengenali sejarah Indonesia khususnya mengenai masa pendudukanJepang tahun 1942-1945 dan pengaruh Jepang hingga saat ini. Serta dapat memberikan banyak kontribusi bagi negara ini yang sekiranya melalui makalah ini dapat digambarkan bahwa hingga saat ini Indonesia masih berada di bawah jajahan Jepang walaupun tidak secara fisik, namun mealui berbagai hal yang mendominasi Indonesia saat ini.
B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana Sejarah Jepang menjadi negara yang kuat dan berkembang seperti saat ini?
b.      Bagaimana proses masuknya Jepang ke Indonesia dan Bagaimana bentuk-bentuk kekejaman bangsa Jepang?
c.       Apa saja Organisasi yang berdiri pada zaman Jepang?
d.      Bagaimana pemerintahan yang dijalankan Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia serta dampak pendudukan Jepang?
e.       Bagaimana akhirnya Jepang mundur dari Indonesia?
f.        Apa saja yang mendominasi Indonesia dari Jepang?
C.     TUJUAN
a.       Pembahasan Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan dominasi Jepang terhadap indonesia mambantu para mahasiswa calon pendidik dan yang telah menjadi pendidik (guru) agar semakin memahami sejarah indonesia baik masa lampau maupun masa kini
b.      Memberikan rasa nasionalisme terhadap para pembaca mengingat perjuangan bangsa ini untuk merdeka
c.       Pembahasan ini dapat dijadikan acuan untuk semakin membangun negara ini kearah yang lebih baik
D.    SISTEMATIKA
Bab 1:
            Pada bab ini berisi Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang penulisan makalah, rumusan apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, tujuan apa yang akan dihasilkan dalam penulisan makalah ini, serta berisi mengenai sistematika yang digunakan atau yang di bedah pada makalah ini.
            Pada bab ini pula memaparkan beberapa pengantar untuk memahami dan mempelajari maakalah ini.
Bab II :
            Pada bab ini berisi Pembahasan, bab ini membahas mengenai Sejarah Singkat mengenai Jepang, Awal masuknya Jepang ke Indonesia, Organisasi Pergerakan Nasional pada masa pendudukan Jepang, Masa pemerintahan Jepang dan dampak terhadap rakyat Indonesia, faktor-faktor yang menyebabkan Jepnag mundur dari Indonesia, berbgai dominasi yang dilakukan Jepang pada  Indonesia dalam berbagai bidang.
Bab III :
            Pada bab ini berisi kesimpulan, bab ini menyimpulkan secara keseluruhan apa  yang dibahas dalam makalah ini. bab ini pun berisi ajakan untuk melakukan perubahan pada Indonesia ke depannya.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Sejarah Singkat Jepang
Jepang merupakan Negara yang terhitung berkembang maju di kawasan Asia, bahkan sudah dapat disandingkan dengan Negara maju lainnya seperti Eropa dan Amerika.Jepang merupakan Negara kepulauan berbentuk garis melengkung yang terbentang dari Timur Laut ke Barat Daya di lautan bagian Timur benua Asia. Luas wilayahnya 370.000 km2, hanya kurang lebih 1/27 luas daratan Cina, dan 1/5 luas Indonesia. Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Awalnya Jepang merupakan Negara yang terhitung sama dengan Negara-negara Asia lainnya seperti Filifina, Vietnam, Korea, Cina bahkan Indonesia yang sama-sama merupakan Negara beekembang dan pada saat itu berada di bawah tekanan negara Eropa, seperti Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Rusia dan lain-lain.
Perhatian Jepang pada Indonesia sudah lama sebelum Perang Dunia II. Jepang meluaskan kekuasaannya ke luar perbaasan Jepang setelah kemenangannya melawan Rusia tahun 1904. Dalam perjanjian perdamaian yang ditandatangani dengan Rusia di tahun 1905 Rusia mengakui hak-hak dan kepentingan Jepang di Korea dan hak Jepang menyewa wilayah sewa di Kwantung dan menyerahkan pada Jepang jalan kereta api Manchuria di selatan Cangcun, serta pula menyerahkan pada Jepang daerah sebelah selatan garis lintang 50 derajat Utara di Pulau Sakhalin.
Sumber-sumber besi dan batubara Manchuria memungkinkan Jepang megembangkan industri beratnya, dan perkembangan industri, serta perluasan perdagangan luar negerinya dan pembangunan kekuatan militernya di darat, di laut dan udara, membuat Jepang melihat ke Asia Tenggara untuk mendapatkan sumber-sumber bahan mentah yang diperlukannya, seperti timah, karet dan terutama minyak.
Kolonialisme dan Imperialisme yang dilakukan Jepang erat kaintannya dengan berbagai masalah yang sedang dihadapi Jepang saat itu. Masalah Jepang pada saat itu ialah masalah kepadatan penduduk, Kemajuan Industri, Kemajuan Militer yang pesat dan adanya pembatasan Imigrasi ke Australia dan Amerika.
Pada tahun 1186-1867 Jepang menerapkan sistem pemerintahan yang lebih dikenal dengan sistem pemerintahan Bakufu. Pemerintahan Bakufu merupakan sistem pemerintahan yang langsung dipimpin oleh seorang kaisar (Tenno). Kaisar Jepang yang tinggal di istana Kyoto tersebut oleh rakyatnya dianggap sebagai titisan dewa matahari (Amaterasu). Meskipun pemerintahan berada di tangan kaisar, tetapi roda pemerintahannya di jalankan oleh Shogun. Pada waktu itu Shogun merupakan merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negeri dan penentu segala-galanya. Untuk tingkat daerah, pemerintahan di Jepang dipimpin oleh seorang bangsawan (Daimyo) yang mempunyai kekuatan tentara sendiri-sendiri.
Sejak tahun 1867, Jepang memasuki periode baru yang diberi nama Restorasi Meiji. Restorasi Meiji merupakan awal perubahan pemerintahan Jepang. Restorasi Meiji merupakan peristiwa yang menunjukan berakhirnya masa kekuasaan Shogun dan dimulainya kekuasaan Jepang. Sejak berlangsungnya Restorasi Meiji Jepang berubah menjadi negara yang mau terbuka atas pengaruh dari asing, sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama Jepang mampu menjadi negara yang kuat, maju dan berkembang. Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara- negar barat. Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar.  Sejak saat itu pula memunculkan kepercayaan diri Jepang menjadi negara yang banyak mengikuti aksi-aksi negara Eropa, seperti Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, dan lain-lain yang telah berhasil menjadi negara imperialis. Kebutuhan Jepang akan sumber daya alam juga merupakan salah satu alasan yang memperkuat Jepang mengkolonisasi negara di Asia. Pada saat itu Jepang merupakan negara yang sedang proses merintis industrinya yang membutuhkan sumber daya alam yang banyak untuk menopang perkembangan industrinya. Korban imperialisme dan kolonialisme pertama Jepang ialah negara Korea dan Cina sepuluh tahun setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Kebutuhan Jepang akan sumber daya alam yang banyak membuat Jepang berfikir untuk mendapatkan sumber daya alam itu sehingga timbul tindakan Jepang untuk   mengkolonisasi beberapa negara. Hingga akhirnya Jepang melirik Indonesia sebagai negara yang akan di kolonisasi, semangat Jepang untuk menjajah Indonesia bermula dari semangat Jepang yaitu Hakko Ichi U  yang mengajarkan kesatuan keluarga umat manusia. Dalam memperlancar niat itu Jepang menyusun beberapa strategi salah satu langkah awalnya Jepang melaksanakan penyelidikan daerah-daerah strategis di Indonesia, seperti perairan Singapura dan Riau yang dilakukan dengan menyamar sebagai nelayan. Begitu pula di daerah pedalaman, penyelidikan dilakukan dengan menyamar sebagai pedagang (toko, pedagang keliling), pengusaha penggergajian kayu di hutan, tukang arloji, wartawan dan juru potret.

B.     Awal Masuk Jepang ke Indonesia
Sejarah masuknya Jepang ke Indonesia merupakan keinginan membentuk imperium di Asia, Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Penyerangan tersebut bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang di perkirakan akan menjadi ganjalan bagi ekspansi jepang di Asia. Dalam gerakannya ke selatan, jepang juga melakukan penyerangan ke Indonesia yang pada waktu itu masih berada dalam kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda.
Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang industri yang luas.
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang melalui cara berikut.
1.         Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah     tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat Indonesia yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya  mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit. Jepang berupaya menghapus pengaruh kultural barat yang telah hinggap di Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang mengeruk sumber sumber kekayaan alam startegi yang ada di tanah air kita. Pasokan sumber sumber ala mini digunakan untuk membiayai perang Jepang dengan Sekutu.
di Asia Timur Raya dan Pasifik. Luasnya daerah pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk Jawa yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan romusha hingga ke desa desa. Dalam catatan buku ini, setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang dikirim ke berbagai negara di Asia Tenggara, 70.000 orang diantaranya dalam kondisi
menyedihkan dan berakhir pada kematian. Para romusa juga melibatkan kaum perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming iming mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa ke kampong-kampung tertutup untuk dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu).  Romusa juga melibatkan tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tenaga kerja paksa tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka berdua dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk membuat lapangan udara darurat. Jepang melakukan rekruitmen calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi tenaga kerja paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya di Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi keberadaan romusa ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah romusa dengan “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja. Pada pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
2.         Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada    Pemerintah balatentara Jepang.
3.         Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang. Romusha (rōmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti  perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.

C.     Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang

1.      Gerakan 3A
Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang terus berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Gerakan 3 A yang berisi Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon pemimipin Asia merupakan salah satu propaganda yang dilakukan Jepang dalam menarik hati rakyat Indonesia. Gerakan 3 A ini berada dibawah pimpinan Mr. Syamsudin. Selain itu, ditambah pula organisasi Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Namun pada perkembangannya Gerakan 3 A gagal dalam mendapatkan simpati rakyat Indonesia hingga akhirnya organisasi ini dibubarkan.  
2.      Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa banyak perubahan pada rakyat Indonesia, Jepang banyak memberikan peraturan dan kebijakan agar memperkuat posisi Jepang di Indonesia. Jepang melarang berbagai pertemuan yang dilakukan rakyat Indonesia yang bersifat politik dan bahkan pemerintah Jepang membubarkan organisasi pergerakan Indonesia yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda.  Terkecuali Majelis Islam A’ la Indonesia (MIAI), karena kegiatannya bersifat keagamaan, tidak mengadakan kegiatan politik dan strategi pergerakan yang bersifat terbuka maka organisasi yang dibentuk pada September 1937 ini tidak dibubarkan oleh pemerintah Jepang. Jepang memberikan kontribusi untuk mengembangkan kehidupan bragama di Indonesia seperti Kantor Urusan Agama yang dipimpin oleh orang Indonesia yaitu KH Hasyim Ashari. Pada perkembangan selanjutnya beberapa pesantren dikunjungi para pembesar Jepang. Umat islam diizinkan membentuk Hizbullah yang memberikan pelatihan kemiliteran bagi para pemuda islam. Semakin pesatnya perkembangan organisasi ini membuat kekhawatiran serta mengancam eksistensi pendudukan Jepang, MIAI akhirnya dicurigai pihak Jepang. Pada 1943, MIAI dibubarkan dan sebagai penggantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
3.      Masyumi
Majelis Syuro Muslimin Indonesia berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Masyumi diketuai oleh KH Mas Mansur dan didampingi KH Hasyim Ashari. Organisasi ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi islam lainnya, seperti Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam dan Sarekat Islam. Tidak jauh berbeda dengan organisasi pergerakan islam gabungan dalam MIAI, Masyumi memiliki visi bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad Fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang politik. Para kaum muda muslim, khususnya para santri dipersiapkan untuk berjuang secara fisik maupun politis.
4.      Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Dalam rangka membangkitkan semangat dan perasaan anti bangsa kulit putih, Jepang mendirikan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh 4 serangkai yang memiliki tugas untuk memimpin rakyat Indonesia supaya mau menghapuskan pengaruh barat. Adapun tujuannya memudatkan seluruh kekuatan rakyat dalam rangka membantu udaha Jepang memenangkan perang Asia Pasifik. Empat serangkai dianggap oleh Jepang sebagai lambing dari pergerakan nasional Indonesia. Sebaliknya, para pemimipin nasional memanfaatkan Putera untuk mempersiapkan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan. Pemerintah pendudukan Jepang, tidak menyadari bahwa Putera menjadi sebuah wadah pemupukan rasa nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
5.      Cuo Sangi In
Cuo Sangi In atau Badan Pertimbangan Pusat dibentuk oelh pemrintah pendudukan Jepang. Pada awlnya badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia. Akan tetapi, justru oelh para pemimpin pergerakan nesional dimanfaatkan untuk mengimbangi politik Jepang. Badan pertimbangan Pusat mempunyai tugasa mengajukan usul dan menjawab pertanyaan pemerintah Jepang. Badan ini kemudian dijadikan sarana strategis bagi para tokoh pergerakan Indonesia. Bangsa Indonesia diberi kesempatan menduduki jabatan kepala depatemen dan residen yang sulit didapatkan pada masa pemerintah colonial Belanda.
6.      Jawa Hokokai
Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh panglima tertinggi tentara Jepang pada 1944, di jawa berdiri organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Organisasi ini lahir dengan dorongan pada situsi Perang Asia Timur Raya yang semakin gencar. Jawa Hokokai diorientasikan untuk memupuk semangat kebaktian, yaitu kesediaan untuk mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah pendudukan Jepang. Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer Jepang dan anggotanya diseleksi secara ketat. Jaringan organisasi ini dari pusat sampai daerah memiliki bidang-bidang kegiatan, seperti guru, kewanitaan, perusahaan, dan kesenian. Jawa hokokai bertugas mengerahkan rajyat secara paksa untuk mengumpukan padi, permata, besi tua, serta menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan ke pemerintah pendudukan Jepanguntuk membiayai Perang Asia Timur Raya.
7.      Seinendan, Fujinkai dan Keibodan
            Pada periode 1944-1945 kedudukan pasukan Jepang yang semula sebagai penyerang kini berbalik menjadi bertahan. Dalam beberapa pertempuran pihak sekutu banyak mengalami kemenangan. Untuk mempertahankan daerah pendudukannya, Jepang memerlukan dukungan dari penduduk di negeri jajahannya. Oleh karena itu, pada 9 Maret 1943, dibentuklah organisasi semi militer seinendan, yaitu berisan pemuda yang anggotanya berusia 14-22 tahun. Tujuan dibentuknya seinendan adalah mendidik dan melatih para pemuda untuk dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. untuk memenuhi kebutuhan akan tenag wanita, pada Agustus 1943, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Fujinkai atau perhimpuan wanita. Usia anggotanya harus 15 tahun ke atas. Anggota ujinkai juga diberi pelatihan militer yang dipersiapkan untuk membantu Jepang. Selain itu, untuk memenuhi keperluan tenaga pembantu kepolisian , pemerintah pendudukan Jepang membentuk Keibodan atau barisan bantu polisi usia anggotanya antara 20-35 tahun. Pemuda yang diterima adalah semua laki-laki yang berasal dari setiap desa dan dibentuk di desa-desa untuk mengisolasi dari pengaruh kaum nasionalis. Mereka diawasi oleh polisi secara ketat.
8.      Barisan Pelopor, Heiho, dan Pembela Tanah Air (Peta)
Untuk menyiapkan seluruh potensi rakyat Indonesia dalam membantu dan mendukung kemenangan Jepang Perang Asia Timur Raya, pemerintah pendudukan Jepang pada 14 September 1944 membentuk barisan pelopor yang dipilih oleh golongan nasionalis, seperti Ir. Sekarno, R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran. Barisan pelopor dilatih cara menggunakan senapan dari akyu, bambu runcing serta dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari para pemimpin pergerakan nasional. Selain itu, dilatih pual cara menerahkan massa dan membuat pertahanan. Sementara itu, pada April 1943, Jepang mengumumkan dan membuka kesempatan bagi para pemuda untuk ikut menjadi anggota pembantu prajurit Jepang (Heiho). Anggota Heiho langsung ditempatkan dalam struktur irganisasi militer Jepang, baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Heiho dianggap sebagai bagian dari angkatan perang Jepang sehingga langsung diterjunkan dalam medan pertempuran, seperti kepulauan Solomon, Filifina dan Indo Cina. Selanjutnya, pada 3 Oktober 9143, panglima tentar sukarela Pembela Tanah Air (Peta). Tempat pelatiahan calon perwira dipudatkan di bogor. Setelah lulus, merka kemudian diangkat menjadi daidanco (komandan batalyon), Codanco (Komandan kompi), syudanco (komandan peleton) dan budanco (komandan regu).

D.    Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang

1.      Reaksi berupa perlawanan senjata
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan membawa sembayan bahwa jepang akan membebaskan Asia dari belenggu barat/penjajahan, namun kenyataanya malah sebaliknya, rakyat Indonesia malah mendapatkan penderitaan yang sangat berat melebihi masa penjajahan Belanda, maka dari itu munculah pemberontakan-pemberontakan yang terjadi diberbagai daerah, yaitu sebagai berikut :
a.      Peristiwa Cot Plieng
Pemberontakan Cot Plieng terjadi di Aceh dengan puncak dari perlawanan yang telah berulang kali dilakukan terjadi pada 10 November 1942 yang dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Pemberontakan ini disebabkan karna sebagain para ulama non PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) waktu itu menolak masuknya Jepang setelah Belanda menyerah. Mereka menganggap itu sama saja seperti talet bui tapeutamong asei (mengusir babi, menerima anjing). Teungku Abdul Jalil tidak menyetujui kerja sama dengan Jepang, berbeda dengan ulama PUSA yang melakukan taktik perjuangan kerja sama untuk mengusir Belanda. Hal itu pula yang kemudian membuat perbedaan ijitihad antara kelompok tua dan kelompok muda dalam menghadapi Jepang. Teungku Abdul Jalil dan kawan-kawannya secara diam-diam melakukan dakwah anti Jepang dan seruan jihat fi sabilillah dari desa ke desa. Menjelang akhir tahun 1942, dakwah diam-diam tersebut menjadi terang-terangan, setelah kekejaman tentara Jepang menjadi pengalaman pahit bagi masyarakat. Para santri di Dayah Cot Plieng sudah siap untuk berperang. Hal itu kemudian diketahui oleh intelijen dan kampetai Jepang. Jepang berusaha meredam upaya pemberontakan Teungku Abdul Jalil tersebut dengan menggunakan orang Aceh yang bekerja untuk Jepang dan para Uleebalang yang telah diangkat menjadi Gunco (wedana) dan sunco (camat). Selain itu ulama PUSA/Pemuda Pusa juga diminta Jepang untuk melakukan dakwak tandingan. Meski tidak menolak permintaan Jepang tersebut, ulama PUSA/Pemuda PUSA lebih bersikap melihat saja apa yang dilakukan Teungku Jalil. Sementara kaum Uleebalang yang menjabat sebagai Gunco dan Sunco terus membujuk Teungku Abdul Jalil agar mengurungkan niatnya memberontak terhadap Jepang. Namun hal itu tidak berhasil. Akhirnya Jepang memutuskan menghentikan upaya pemberontakan tersebut dengan kekuatan bersenjata. Pada 6 November 1942, Jepang mengirim pasukannya ke Bayu dan membangun kubu pertahanan yang berhadapan dengan Dayah Cot Plieng yang menjadi markas Teungku Abdul Jalil. Pertempuran yang tak berimbang pun terjadi. Pasukan Teungku Abdul Jalil hanya bersenjatakan rencong, kelewang, lembing dan pedang, serta semangat fi sabilillah yang membara. Sementara pasukan Jepang memiliki persenjataan moderen. Perang sengit yang digerakkan Teungku Abdul Jalil dibantu oleh adiknya Teungku Thaib itu berlangsung sehari suntuk. Korban kedua belah pihak berjatuhan. Seorang perwira jepang berpangkat mayor ikut tewas. Pertempuran baru reda pada sore hari setelah Teungku Abdul Jalil dan pasukannya meninggalkan Dayah Cot Plieng menuju pedalaman. Dalam perjalanan Teungku Abdul Jalil singgah di Meunasah Baro. Dari sana ia dan pasukannya melanjutkan perjalanan hingga berhenti di Alue Badeeh untuk menyusun kekuatan sambil menunggu pasukan lain dari Bayu. Tiga hari kemudian, Jumat 9 November 1942, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya kembali turun ke Meunasah Blang Buloh, sekitar sepuluh kilometer dari Bayu. Di daerah tersebut Teungku Abdul Jalil dan pasukannya melaksanakan shalat Jumat. Keberadaan mereka diketahui oleh Jepang. Pasukan Jepang dengan tambahan tentara menyerbu ke desa tersebut. Jepang ingin menangkap Teungku Abdul Jalil tanpa pertempuran, yakni menunggunya di luar mesjid ketika ulama dan pasukannya tersebut sedang shalat Jumat bersama penduduk setempat. Namun, ketika pasukan Jepang tiba ke Blang Buloh, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya baru saja selesai melaksanakan shalat Jumat. Penangkapan itu pun gagal. Pertempuran sengit pun terjadi, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya gugur.
b.      Pemberontakan di Singaparna
Peristiwa Pemberontakan Singaparna mempunyai dasar keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Cita-cita negara Islam dijunjung tinggi dalam hati sanubari rakyat sesuai dengan ajaran agama. Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat Singaparna, yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan.  Adapun hal yang menjadi latar belakang  terjadinya Pemberontakan Singaparna diantaranya, yaitu:
1.      Adanya “Seikerei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearaH Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh santri-santri karena berarti mereka disuruh menyembah matahari.
2.      Adanya kewajiban meyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat.
3.      Terjadinya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan
disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-wanita tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur tentara-tentara Jepang.

a)      Kronologi Pemberontakan Singaparna
i.        Pemberontakan Pertama
`                Pada tahun 1943  K.H.Z. Mustofa bersama para pengikutnya, mulai menyusun rencana untuk mengadakan perlawanan. Namun demikian pihak Jepang yang tidak pernah terlepas perhatiannya terhadap pesantren Sukamanah dapat mencium rencana perlawanan  K.H.Z. Mustofa bersama pengikutnya. Rencana ini akan dimulai kira-kira pada tanggal 1 Maulud 1363 yang  jatuh pada tanggal 25 Februari 1944. Untuk melaksanakan rencana ini para pengikut K.H.Z. Mustofa mengadakan persiapan yang sangat sederhana. Mereka menggunakan bambu runcing dan golok-golok terbuat dari bambu, karena senjata-senjata tajam yang terbuat dari besi banyak dirampas oleh Jepang. Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh karena ternyata santri-santri di Sukamanah pun bangkit untuk mengadakan perlawanan.
Untuk memperkuat persenjataan, para santri mempergiat latihan-latihan bela diri. Pemerintah Jepang mengetahui kegiatan ini dari laporan mata-matanya, dan bermaksud mengadakan penyerangan. Pesantren Sukamanah pun bersiap-siap apabila Jepang tiba-tiba menyerang. Pemimpin-pemimpin dari kelompok Pesantren Sukamanah terdiri dari: Domon, Abdulhakim, Najamuddin, dan Ajengan Subki. Seluruh kelompok ini dikepalai oleh K.H.Z. Mustofa dan dibantu oleh tangan kanannya Najamuddin. Senjata K.H.Z. Mustofa ialah sebuah tongkat dari Kalimantan yang bernama “Ki Ulin”. Dalam pemberontakan ini, K.H.Z. Mustofa tidak meminta bantuan kepada pesantren lain, karena apabila pemberontakan ini mengalami kegagalan, Jepang tidak akan menghancurkan pesantren lainnya.
Wilayah perang dibagi dua yaitu bagian Utara dan bagian Selatan, sedangkan pasukan induk berada di Kampung Cihaur, kira-kira 100 meter dari kompleks Pesantren Sukamanah. Dalam meredam pemberontakan ini, pada hari Kamis tanggal 24 Februari 1944 (satu hari sebelum terjadi peristiwa), Jepang mengirim utusan, ialah goto-sidokan dari kepolisian Tasikmalaya dengan dengan beberapa keiboho Indonesia ke Sukamanah untuk mengadakan perundingan dengan K.H.Z. Mustofa. Goto-sidokan dengan rombongannya terus dilucuti senjata dan pelurunya, selanjutnya ditahan. Hanya Goto-sidokan sendiri yang disuruh kembali ke Tasikmalaya untuk menyampaikan “pesan” dari  K.H.Z. Mustofa kepada pemerintah Jepang, supaya pada hari Jumat tanggal 1 Maulud, Pulau Jawa dimerdekakan. Jika tidak, maka akan terjadi pemberontakan.
Keesokan harinya datang rombongan Jepang kepada  K.H.Z. Mustofa di Sukamanah untuk mengadakan perundingan, ia adalah kempeitaico Tasikmalaya (Kobayashi), kempeitaico Garut, seorang guru bahasa dan beberapa orang serdadu Jepang. Sikap 4 orang kempeitaico, yang memanggil dirasakan menyinggung perasaan ajengan Najmuddin dengan kawana-kawan sehingga dengan keadaan terpaksa para santri Sukamanah melakukan kekerasan juga, meskipun kepada bangsanya sendiri. Karena sudah terkepung oleh para santri, akhirnya Jepang menyerahkan senjatanya, dan mereka ditahan sehari semalam. Keesokan harinya barulah petugas-petugas pemerintah Jepang itu dizinkan pulang.

ii.   Pemberontakan kedua
  Tanggal 25 Februari 1944 hari Jumat yang bertepatan dengann tanggal 1 Maulud 1363 tahun Alif merupakan hari bersejarah bagi Pesantren Sukamanah khususnya dan Jawa Barat pada umumnya. Pada waktu K.H.Z. Mustofa mengucapkan khotbah terakhir, terdengar suara kendaraan menuju kompleks pesantren. Tetapi K.H.Z. Mustofa menghimbau kepada para santrinya untuk tetap tenang di tempat. Setelah selesai sholat Jumat, K.H.Z. Mustofa keluar dari mesjid diikuti oleh para pengikutnya dan Najamuddin. Salah satu keempat opsir Jepang itu melambaikan tangan sebagai perintah agar K.H.Z. Mustofa datang kepadanya. Dengan menggunakan tongkatnya, K.H.Z. Mustofa berjalan dengan tenang menuju keempat opsir itu. Opsir-opsir Jepang itu datang bemaksud untuk menyampaikan bahwa Sukamanah telah berbuat jahat menentang Jepang, tidak mau bekerjasama dengan Jepang dan pimpinan Sukamanah tidak mau menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya.
Pememrintah Jepang akan mengampuni mereka apabila mereka mau bekerjasama dengan Dai Nippon. Setelah opsir Jepang itu menyampaikan ultimatumnya, maka Panglima pasukan Sukamanah Najamuddin atas nama K.H.Z. Mustofa menyambut dengan tegas dan singkat, antara lain jawabannya adalah: “Baik besok kita berangkat ke Tasikmalaya untuk menghadap dan menyerahkan senjata-senjata api yang telah kami rampas, akan tetapi kepala tuan Nippon yang empat orang ini tinggal di Sukamanah sebagai gantinya”. Jawaban Najamuddin ini mengartikan bahwa pihak Sukamanah tetap akan mengadakan perlawanan. Karena emosi yang tak tertahankan lagi, pasukan Sukamanah mulai menyerang dan terjadi pergulatan dan berakhir dengan matinya tiga opsir Jepang, yang seorang lagi dapat melarikan diri. Setelah kejadian itu, keadaan mulai tenang kembali. Sementara itu K.H.Z. Mustofa mulai mengatur siasat untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan pembalasan Jepang. Induk pasukan Sukamanah yang berkekuatan 2000 orang di tempatkan di sebalah Selatan Kampung Cihaur. Disini letaknya “Komando Post” yang dipimpin oleh tangan kanannya Najamuddin bersama stafnya. Komando K.H.Z. Mustofa terhadap santri-santrinya berpesan “Jangan berperang dengan bangsa sendiri, sebab pandangan dan cita-cita kita bukanlah untuk bermusuhan dengan bangsa sendiri, melainkan perjuangan ini semata-mata untuk menentang dan menyingkirkan penjajah. Dan dalam perjuangan ini diharapkan supaya santri-santri dan alim ulama ada dalam barusan anti penjajah.” Setelah kejadian itu, sorenya kira-kira pukul 16.00 datang beberapa buah truk mendekati garis pertahanan Sukamanah. Suara takbir mulai terdengar, pasukan Sukamanah terkejut melihat yang dihadapinya adalah bangsanya sendiri. Beberapa orang dari garis depan segera melaporkan hal tersebut kepada K.H.Z. Mustofa. Mereka menyadari bahwa Jepang telah mempergunakan taktik mengadu-dombakan pihak Sukamanah dengan bangsa sendiri. Ternyata K.H.Z. Mustofa memerintahkan agar santri-santri dan pengikutnya menghindarkan adanya perlawanan. Tetapi sewaktu kurir yang membawa perintah itu sedang dalam perjalanan menuju garis depan, pihak Jepang sudah mulai melepaskan tembakan dan menghujani pasukan Sukamanah. Akhirnya pertempuran dengan bangsa sendiri tidak dapat dihindari lagi, pasukan Sukamanah terpaksa membela diri dan dengan demikian berkobarlah perlawanan dengan jarak dekat.
Setelah pertempuran ini berlangsung selama kurang lebih 90 menit, maka pertahanan Sukamanah satu demi satu dapat dilumpuhkan dan pasukan yang tersisa terpaksa mengundurkan diri. Kemudian kira-kira pukul 17.30 semua tempat pertahanan Sukamanah telah lumpuh.  Dalam pertempuran ini beratus-ratus orang dari pihak Sukamanah tewas, sedangkan K.H.Z. Mustofa ditawan dan dibawa ke kantor kempeitai Tasikmalaya.




         b). Akhir Pemberontakan Singaparna
                        Setelah pertempuran selesai, KH.Z. Mustofa memerintahkan kepada para santri dan pengikut-pengikutnya untuk mundur dan menyelamatkan diri. Pihak Jepang memulai untuk melakukan pembersihan besar-besaran, diantaranya: asrama (pondok-pondok) dirusak, barang-barang perhiasan, buku-buku dan kitab-kitab milik santri-santri, rakyat dan pemimpin-pemimpin Sukamanah dirampas dan diangkut ke Tasikmalaya. Hal itu dianggap sebagai harta “gonimah” atau harta rampasan dari penjahat dan musuh Pemerintah Dai Nippon.
          Keesokan harinya Jepang melanjutkan pembersihannya. Selain Angkatan Darat, Angkatan Udara pun ikut dikerahkan. Lima buah pesawat dipergunakan Jepang untuk mengawasi dari udara dan untuk menakut-nakuti rajyat. Disebarkannya pamflet-pamflet yang berisi ultimatum bahwa semua orang yang membantu atau bersimpati kepada gerakan Sukamanah dianggap mata-mata musuh dan memusuhi Jepang. Mereka yang membantu menyembunyikan pelarian-pelarian dari Sukamanah diancam hukuman mati. Dengan demikian para pengikut K.H.Z. Mustofa menjadi burunon umum. Pada tanggal 26 Februari 1944, penjara Tasikmalaya sudah penuh sesak, lebih kurang 700 sampai 800 orang tahanan dijejalkan ke dalamnya. Pada suatu malam tanggal 27 Februari 1944, datang intruksi rahasia dari K.H.Z. Mustofa kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan, yang antara lain berisi:
1.   Di dalam pemeriksaan segenap jawaban harus dipikirkan sedemikian rupa sehingga dapat menyelamatkan diri.
2.   Dilarang untuk memberi pengakuan terhadap pembunuhan dan ikut bertempur
melawan Nippon terutama dalam hal-hal yang bersangkutan dengan matinya tiga orang opsir Jepang yang pertama.
3.   Pertanggungjawaban tentang pemberontakan Sukamanah dipikul oleh “sendiri” dan
santri-santri yang telah betul-betul diketahui dengan pasti gugur dalam pertempuran.
4.      Tenanglah, kuatkanlah jiwamu, jangan sekali-kali putus asa, serahkan segala puji
kepada Allah dan teruskan perjuanganmu.
Berkat adanya intruksi yang tegas ini, pada tanggal 29 Februari 1944 segala pemeriksaan dan siksaan dari pihak Jepang dihadapi oleh semua terdakwa Sukamanah dengan penuh ketabahan dan keberanian. Pemeriksaan ini berlangsung kurang labih tiga bulan. Dan hasilnya diumumkan pada pertengahan bulan Mei 1944, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Golongan yang tidak bersalah.
2. Golongan yang mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan tetapi tidak ikut
    aktif.
3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam pembunuhan opsir- opsir jepang dan ikut aktif dalam pertempuran melawan pasukan bersenjata Dai Nippon. Golongan pertama dikembalikan ke kampung masing-masing. Golongan kedua berjumlah 79 orang, golongan ini dikenai hukuman 5-7 tahun penjara di penjara Sukamiskin Tasikmalaya. Golongan ketiga berjumlah 23 orang termasuk diantaranya adalah K.H.Z. Mustofa. Setelah itu, tiak diketahui secara pasti kabar berita tentang mereka. Penyelidikan selanjutnya ada yang menyebutkan bahwa K.H.Z.Mustofa dan beberapa pengikutnya dibunuh oleh Jepang di sekitar Tanjung Priok atau Cilincing.
Demikianlah kegigihan perjuangan K.H.Z. Mustofa sebagai pahlawan agama, dan pahlawanan Tanah Air di dalam merebut hak kemerdekaan bangsanya dari cengkraman penjajah. Namun sampai saat ini, tidak atau belum dapat diketahui dengan pasti tentang K.H.Z. Mustofa, bahkan kuburannya pun tidak diketahui. Peristiwa Sukamanah adalah perlawanan pertama terhadap pemerintah Jepang di daerah Jawa Barat.

C.     Pemberontakan di Indramayu
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyas dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang  bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
D.     Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
    Pemberontakan ini terjadi pada bulan November 1994 yang di pimpin oleh Teuku Hamid, dia adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.
E.         Pemberontakan Peta di Blitar
Pemberontakan PETA di Blitar, terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Soepriyadi, yang disebabkan oleh ketidak tahanan anggota PETA melihat kesengsaraan rakyat dan banyaknya rakyat yang meninggal akibat romusa di daerah mereka. Dengan, melakukan serangan terhadap gudang senjata. Tetapi, pemberontakan mampu  dipadamkan oleh pihak jepang, serta semua yang terlibat dalam pemberontakan dijatuhi hukuman mati termasuk pemimpin lapangan yang banyak dilupakan yaitu Moeradi. Sementara, Soprijadi yang paling bertanggungjawab akan pemberontakan menghilang tanpa diketahui sampai saat ini.
2.      Reaksi berupa perlawanan nonsenjata
a.    Kelompok Sukarni
                    “Kelompok ini sering mengadakan kursus polotik yang pengajarannya diambil dari tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, Moh Hatta, dan Sutan Syahrir.” (Supriatna, 2009:198). Tokoh-tokoh yang tergabung dalam kelompok Sukarni antara lain Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo dkk.
b.      Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa barat dan menentang Jepang karena merupakan negara fasis. Sering mendapatkan panggilan untuk mengisi kursus politik bagi kaum pelajar. Pengikut dari kelompok ini terutama para pelajar dari kota Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang dan lain-lain. Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi atau dengan strategi gerakan ”bawah tanah”.
c.       Kelompok Kaigun
Kelompok ini anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang. Mereka selalu menggalang dan membina kemerdekaan dengan berhubungan kepada tokoh-tokoh Angkatan Laut Jepang yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Kelompok ini mendirikan asrama Indonesia Merdeka di jalan Bungur Besar No. 56 Jakarta. Asrama ini didirikan atas inisiatif dan bantuan kepala perwakilan Kaigun di Jakarta, Laksamana Muda Maeda pada bulan Oktober 1944. Dengan demikian kelompok ini merupakan kelompok yang paling akhir terbentuk. Sebagai pengurus asrama oleh Maeda ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo Djoyohadisuryo sebagai ketua dibantu tokoh-tokoh muda Wikana. Di dalam asrama ini mendapat pendidikan politik dari tokoh-tokoh nasionalis seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Iwa Kusuma Sumantri, Latuharhary, R.P. Singgih, Ratu Langie, Maramis, dan Buntaran. Kelompok ini menjalin kerja sama dengan kelompok bawah tanah yang lain tetapi dengan hati-hati agar tidak dicurigai Jepang. Walaupun para pejuang terbagi dalam kelompok-kelompok di atas dan menggunakan strategi perjuangan yang berbeda, akan tetapi mereka memiliki kesamaan tujuan yakni mencapai kemerdekaan Indonesia.


d.      Kelompok Amir Syarifuddin
Menjelang kedatangan Jepang di Indonesia, Amir Syarifuddin berhubungan erat dengan P.J.A. Idenburg (pimpinan departemen pendidikan Hindia Belanda). Melalui Dr. Charles Van der Plas, P.J.A. Idenburg membantu uang sebesar 25.000 gulden kepada Amir Syarifuddin guna mengorganisir gerakan bawah tanah melawan Jepang. Oleh karena itu kelompok ini anti fasis dan menolak kerja sama dengan Jepang. Karena sangat keras dalam mengkritik Jepang maka Amir Syarifuddin ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Jepang pada tahun 1944. Atas bantuan Ir. Soekarno, hukumannya diubah menjadi hukuman seumur hidup akan tetapi setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka, ia terbebas dari hukuman.

Gerakan-gerakan di atas dalam mencapai tujuannya melakukan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut.
1.  Menjalin komunikasi dan memelihara semangat nasionalisme.
2.  Menyiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan.
3.  Mempropagandakan kesiapan untuk merdeka.
4.  Memantau perkembangan Perang Pasifik.
5. Perjuangan Melalui Perlawanan Bersenjata

E.  Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
1.    Bidang ekonomi
a.       Struktur Ekonomi rakyat Indonesia rusak.
b.      Jepang memonopoli hasil bumi.
c.       Diadakan pengerahan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang.
d.      Diterapkan sistem Autarki ( Rakyat di semua daerah harus memenuhi  kebutuhan sendiri  Jepang memonopoli kekayaan alam Indonesia.
2.    Bidang pendidikan
     Pendidikan mengalami penurunan, jumlah sekolahpun semakin berkurang. Beberapa Sekolah yang ada saat itu :
     A. Sekolah umum :
         a. SR lama belajar 6 Tahun
         b. SMP lama belajar 3 Tahun
         c. SMA lama belajar 3 Tahun
     B. Sekolah Guru :
         a. Sekolah guru 2 Tahun.
         b. Sekolah guru 4 Tahun
         c. Sekolah guru 6  Tahun
3.    Bidang kebudayaan
A. Bahasa Indonesia aktif digunakan sebagai bahasa pengantar.
B. Bahasa Belanda dilarang digunakan.
a.       Terbit Koran berbahasa Jepang dan Bahasa Indonesia.
b.      Film  dengan bahasa Belanda di larang.
Diberlakukan tradisi Seikeirei yaitu membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai wujud penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matah
4.    Bidang birokrasi
a.    Jepang mengatur negara jajahan melalui :
Ø UU No.27 Tentang aturan pemerintah    daerah.
Ø UU No.28 Tentang aturan pemerintah  Syu ( Karesidenan ).
Ø Pembagian daerah menjadi 3  Pemerintahan militer.
5.    Bidang polotik
Dimasa pendudukan Jepang organisasi soosial Politik dilarang kecuali MIAI  ( Majlis Islam Ala Indonesia ) karena  dijadikan Mitra sebab sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, selanjutnya  bl Oktober 1943 MIAI diubah menjadi Masyumi.
6.     Bidang militer
a.       Bidang militer bangsa Indonesia banyak memperoleh keuntungan dengan ditekankan pendidikan :
1.    Seishin ( Semangat berjuang )
2.    Bhusido ( Kesatria berani mati )
b.      Didirikan organisasi militer PETA ( Pembela Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal Pangkat :
1.    Daidanco  = Komandan batalyon.
2.    Cudanco   = Komandan Kompi.
3.    Shodanco = Komandan Pleton.
4.    Budanco   = Komandan regu.
5.    Giguyun    = Prajurit Sukarela

F. Akhir Masa Pendudukan Jepang
1.      Pengeboman hiroshama dan Nagasaki
Hiroshima adalah kota pelabuhan di tepi Laut Pedalaman Seto yang dikenal sebagai pusat industri tekstil dan barang-barang dari karet. Kota ini didirikan pada abad ke-16 sebagai kota istana di delta Sungai Ota. Sejak zaman Meiji hingga berakhirnya Perang Dunia II, Hiroshima merupakan pusat industri militer dan logistik untuk keperluan perang. Di antara produk kebanggaan kota Hiroshima adalah mobil Mazda, makanan ringan merek Calbee dan saus merek otofuku.
Nagasaki adalah ibu kota dan kota terbesar di Prefektur Nagasaki yang terletak di pesisir sebelah barat daya Kyushu, Jepang. Lokasi geografisnya adalah 32°44′ LU 129°52′ BT. Nagasaki adalah pusat pengaruh Eropa di Jepang pada zaman pertengahan. Kota Nagasaki yang merupakan kota pelabuhan di Jepang merupakan kota yang tidak terisolasi pada waktu jepang menerapkan politik Isolasi(SAKKOKU). Pengaruh Eropa juga sangat terlihat dengan pesatnya perkembangan agama kristen di kota Nagasaki pada zaman tersebut dan banyaknya peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan Gereja yang masih terawat hingga saat ini dan dijadikan.sebagai objek wisata. Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki adalah serangan nuklir selama Perang Dunia II terhadap kekaisaran Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang lainnya, senjata nuklir "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir "Fat Man" di atas Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.
        Bom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk. Enam hari setelah dijatuhkannya bom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles,melarang negara  itu memiliki tenaga nuklir. Setelah menyerahnya jepang atas sekutu membuat pergerakan nasional yang saat itu Indonesia masih diduduki Jepang lebih leluasa. Hal ini yang memicu para nasionalins, terutama pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.
2.      Pembentukan BPUPKI
Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur oleh pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut , pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di jawa, mengumumkan pembentukan badan penyelidik Usaha-usaha persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai ) . pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 . dr. K . R . T. Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico ), sedangkan yang duduk sebagai ketua muda (fuku kico ) pertama di jabat oleh seorang jepang, Shucokai cirebon yang bernama Icibangase. R .P .Suroso diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti Masuda dan Mr. A. G . Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon (Sekarang GedungDepartemen Luar negri ), jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ). Pada kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih oleh Toyohiko Mayuda.
a.       Perumusan Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara Inonesia merdeka.
1.      Rumusan Mr. Muh. Yamin tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk penyampaian rumusan dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh Yamin mengemukakan lima “Ajas Dasar Negara Republik Indonesia” sebagai berikut :
a). Peri Kemanusiaan
b). Peri Kemanusiaan
c). Peri Ketuhanan
d), Peri Kerakyatan
e). Kesejahteraan Rakyat
2. Rumusan Prof. DR. Mr. Soepomo
     Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka, yaitu sebagai berikut:
a). Persatuan
b). Kekeluargaan
c). Keseimbangan
d). Musyawarah
e). Keadilan Sosial
                  3. Rumusan Ir. Soekarno
                       Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama, itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai ”Lahirnya pancasila ”.selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka ,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar negara .Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut:
                       a). Kebangsaan Indonesia
                       b). Internasionalisme atau Perikemanusiaan
                       c). Mufakat atau Demokrasi
                       d). Kesejahteraan Sosial
                       e). Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 jini 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan dengan 9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut juga sebagai panitia sembilan. Anggotanya berjumlah 9orang yaitu sebagai berikut :
        1. Ir. Soekarno
        2. Drs. Moh Hatta
        3. Mr. Muh Yamin
        4. Mr. Ahmad Subarjo
        5. Mr. AA Maramis
        6. Abdul Kadir Muzakir
        7. KH Wachid Hasjim
        8. H. Agus Salim
        9. Abikusno Tjokrosjoso
Mr. Muh. Yamin menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Rumusan rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah sebagai berikut :
1.      Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at islam sebagai pemeluk-pemeluknya,
2.      (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3.      Kesatuan Indonesia
4.      (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pernusyawaratan perwakilan
5.      (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia
c. Rancangan UUD
      Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal pembukaan atau preambule (pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Djaja Dininrat, H. Agus Salim dan Prof. Dr. Mr. Soetomo. Persidangan kedua BPUPKI di laksanakan pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima laporan panitia perancang UUD. Ir. Soekarno selaku panitia melaporkan 3 hasil yaitu :
1.      Pernyatan Indonesia Merdeka
2.      Pembukaan UUD
3.      UUD (Batang Tubuh)

A. Reaksi Golongan Muda
     1. Kongres Pemuda Seluruh Jawa
      tanggal 16 mei 1945 di bandung diadakan kongres pemuda seluruh jawa yang di prakarsai angkatan moeda indonesia. Kongres pemuda itu dihadirin oleh lebih 100 pemuda. Kongres tersebut menghimbau para pemuda di jawa hendaknya bersatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan proklamasi kemerdkaan . satelah 3 hari kongres berlangsung, akhirnya
      diputuskan 2 buah resolusi, yaitu :
1). Semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda di persatukan dan dibulatkan di bawah satu pimpinan nasional.
2). Dipercepatnya pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia

B. Pembentukan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia
         pernyataan pada kongres pemuda seluruh jawa tidak memuaskan beberapa tokoh pemuda yang hadir. Mereka bertekad untuk menyatakan suatu gerakan pemuda yang lebih radikal . diadakan suatu pertemuan rahasia di jakerta utuk membentuk suatu panitia kusus yang di ke tuai oleh B. M. Diah . yang menghasilkan pembentukan gerakan angkatan baroe indonesia misalnya:
1) mencapai persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat indonesia
2) menanamkan semangat revolusioner masa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat
          yang berdaulat.
     3).  Membentuk negara kesatuan Republik Indonesia
     4).   Bahu membahu bersama Jepang untuk mempersatukan Indonesia, tetapi jika perlu
          termasuk untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.

C. Pembentukan gerakan rakyat baroe
      gerakan rakyat baroe yang di bentuk berdasarkan hasil sidang ke-8 cuo sangiin. Susunan pengurus pusat organisasi ini terdiri dari 80 orang . anggotanya terdiri atas penduduk asli indonesia dan bangsa jepang golongan cina, golongan arab dan golongan peranakan eropa.

3. Pembentukan PPKI
            Pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI di bubarkan sebagai penggantinya pemerintah pendudukan jepang membentuk PPKI .Ir. soekarno untuk sebagai ketua PPKI dan Drs. Muh hata ditunjuk sebagai wikil ketuanya , sedangkan Mr.Ahmad Soerbadjo ditunjuk sebagai penasehatnya .

4.   PerisiwaRengasdengklok
      Moh Hatta berjanji akan menanyakan hal itu kepada Gunsekanbu. Setelah yakin bahwa jepang telah menyerahkan kepada sekutu Moh. Hatta mengabil keputusan untuk segera meninggalkan Anggota PPKI .rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh itu menghasilkan keputusan ” kemerdekaan indonesia adalah hak dan soal indonesia sendiri, tak dapat digantung pada orang dan negara lain.
5.   Perumusan Teks Proklamasi
      Sebelum mereka mulai merumskan naskah proklamasi . Kalimat pertama dari naskah proklamasi merupakan saran dari Mr.Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Drs .Moh. Hatta
6. Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
      Pimpinan bangsa Indonesia telah berdatangan ke jalan pegangsaan Timur. Adapun susunan acara yang telah dipersiapkan adalah :
a.       Pembacaan Proklamasi
b.      Pengibaran bendera merah putih
c.       Sambutan walikota Soewirjo dan dr. Muwardi  
7. Penyebaran Berita Proklamasi
      Berits Proklamsai yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan keseluruh Indonesia. Selain lewat rasio, berita proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat sebaran.
8. Reaksi Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan
  Reaksi berbagai daerah di Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia adalah terjadinya perubahan kekuasaan, baik dengan cara kekerasan maupun dengan cara perundingan.

G. Dominasi Ekonomi dan Industri Jepang terhadap Indonesia

Peranan Ekonomi jepang terhadap Indonesia bisa di lihat dari :
1.Bidang Perdagangan
            Dalam perdagangan internasional, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Pada periode 2006-2010, ekspor Indonesia memiliki tren yang meningkat, sementara impor Indonesia dari Jepang juga meningkat di tingkat yang lebih tinggi. Neraca perdagangan Indonesia-Jepang juga terus mengalami surplus walaupun trennya cenderung menurun akibat peningkatan impor lebih besar dari peningkatan ekspor.

2.Investasi
            Dibanding Negara-negara lain jepang lebih mendominasi investasi di Indonesia,faktanya dari tahun 1967-2007 jumlah penanaman modal jepang di Indonesia mencapai angka 11,5% menduduki peringkat pertama.Selain itu lebih dari 1000 perusahaan jepang beroprasi di Indonesia namun hal ini berdampak positif karena bertambahnya lapang kerja untuk bangsa  Indonesia.Jadi dari sisi ekonomi antara Jepang dan Indonesia,Jepang lebih mendominasi dari pada Indonesia,walaupun tidak dipungkiri banyak hal positif yang diterima oleh Indonesia karena dengan adanya perusahaan-perusahaan Jepang dapat menambah lapangan kerja untuk orang Indonesia,dan Jepang berperan dalam Pembangunan ekonomi Indonesia,Walaupun sebenarnya kerja sama ekonomi antara kedua Negara ini sangat erat karena barang yang mereka impor  di kembalikan lagi ke Indonesia dengan harga yang lebih mahal.

Dominasi Industri Jepang terhadap Indonesia
Seperti yang sudah kita ketahui, sektor industri di Indonesia telah banyak dikuasai oleh industri asing. Hal ini disebabkan karena sebagian Indonesia masih merupakan Negara yang konsumtif.  salah satu yang sangat mencolok yaitu dominasi industri jepang. Tidak bisa kita pungkiri bahwa industri jepang di Indonesia memang mempunyai kualitas yang baik, terutama di bidang otomotif dan elektronik.
1.      Industri otomotif
Industri otomotif jepang di Indonesia sangat berkembang pesat dari awal masuknya hingga saat ini karena Indonesia merupakan Negara yang sangat konsumtif dalam bidang otomotif  di tambah lagi dengan tekhnologi dari jepang itu sendiri yang sudah sangat maju dan teruji kualitasnya. Contohnya adalah sepeda motor,mobil,suku cadang,mesin dll. Terutama yang paling dominan adalah sepeda motor dapat kita lihat sendiri bagaimana fenomena yang terjadi di Indonesia motor sudah sangat menjamur dan motor tersebut sebagian besar merupakan pabrikan jepang. Berbagai merek otomotif yang sudah dapat dikatakan mendarah daging di Indonesia seperti Suzuku, Yamaha, Toyota, Nissan dan sebagainya

2.   Industri elektronik
           Seiring dengan era globalisasi dan berkembangnya zaman, teknologi elektronik pun sangat berkembang pesat begitupun Produk elektronik Jepang dikenal karena kualitas, durabilitas, dan kecanggihan teknologinya di sisi lain elektronik jepang pun sudah terpercaya kualitasnya dari sejak dulu . Orang-orang jepang di kenal dengan intelektual dalam segi IPTEK nya, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa elektronik jepang sudah paling unggul dan universal.Contohnya seperti Kamera,Handphone,Televisi,Radio,Komputer,Kulkas dll.Tanpa kita sadari hidup kita tidak bisa lepas dari produk elektronik dari jepang. Berbagai merek elektronik Jepang yang banyak digunakan di Indonesia seperti Toshiba, Panasonic dan Sanyo.

H. Berbagai Hal Lain dari Jepang yang Melekat di Indonesia
1.   Hiburan
           Dunia pertelivisian Indonesia tidak hanya diramaikan oleh berbagai tayangan hiburan  lokal Indonesia saja dari mulai Sinetron, Infotainment, Acara Musik, Acara Kuliner dan acara-acara lainnya. dunia hiburan Indonesia juga di ramaikan oleh munculnya berbagai acara hiburan dari Jepang yang terkenal ialah Cartoon.Cartoon merupakan animasi atau gambar bergerak yang biasanya diperuntukan bagi anak-anak yang dikemas dengan sangat menarik dengan perwatakan bukan hanya manusia tetapi binatang atau benda-benda pun digambarkan dalam cartoon. Cartoon sendiri merupakan salah satu kemajuan Jepang dalam mengelola teknologi hiburannya. Cartoon mulai ada di Indonesia sekitar tahun 1990 yang pada saat itu diawali dengan kemunculan cartoon Doraemon yang hingga saat ini masih menjadi salah satu tayangan cartoon yang diminati masyarakat Indonesia. Selanjutnya disusul dengan berbagai cartoon lainnya seperti Pokemon, Shinchan, Dragon Ball, Sailor Moon, Naruto, Detective Conan dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya ternyata cartoon Jepang tidak hanya dimnati oleh anak-anak tapi menjadi tontonan yang banyak pula digemari oleh orang dewasa, bahkan di Indonesia sendiri memiliki komunitas pecinta cartoon masing-masing. Dengan adanya cartoon dari Jepang ini semakin menyemarakan dunia hiburan di Indonesia.
2.   Kerajinan
Indonesia memiliki banyak bentuk budaya karena Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang cukup bevariasi. Adanaya berbagai budaya yang ada di Indonesia memunculkan hal-hal yang menarik dari budaya itu dalah satunya ialah kerajinan Indonesia yang memiliki motif yang detail nan indah yang memilki nilai estetika yang tinggi. Beberapa kerajinan tradisional Indonesia seperti Menjahit, Menyulam, Menenun dan sebagainya merupakan salah satu bentuk kerajinan yang dapat menghasilkan suatu karaya yang memilki tingkat estetika yang tinggi. Namun tanpa disadari beberapa kerajinan Jepang sudah menyusupi dan berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia seperti Seni Manga dan Seni Melipat Kertas Origami.
a.       Manga
Manga adalah seni animasi Jepang dalam bentuk Sastra tulisan atau yang lebih dikenal dengan komik. Anime dan manga, jika perhatikan nampaknya sudah benar-benar disukai oleh banyak anak muda di Indonesia. Bahkan sebenarnya tidak hanya anak kecil dan remaja saja, kadang-kadang orang dewasa (orang tua) pun ada yang ikut-ikutan hobi membaca maupun mengoleksi komik Manga. Anime/manga Jepang sangat banyak, beranekaragam luar biasa, jadi kualitasnya tinggi sekali.
Mengapa di Jepang, anime/manga berkembang hal Ini disebabkan, pelukis anime/manga Jepang berusaha mengadopsi faktor baik dari luar negeri dan menolak faktor yang tidak cocok. Gambar Toriyama Akira (pelukis Doragon Ball) terpengaruh oleh komik Amerika, Otomo Katsuhiro (pelukis Akira) terpengaruhi bande decine (komik Perancis). Bahkan, cikal bakal manga Jepang, almarhum Tezuka Osamu, sangat terpengaruh oleh anime Amerika (karya Disney, Betty Boop, dll).
Kini pada era globalisasi, pelukis Amerika dan Prancis terpengaruh oleh Jepang. Jelasnya, terjadi saling terpengaruh antara satu bangsa dengan bangsa lain.
Di Korea dan Taiwan sekarang sudah muncul penulis manga yang berasal dari bangsa mereka sendiri. Beberapa penulis sudah dikenal orang dan digemari di Jepang, misalnya Chen Weng dari Taiwan.
b.      Origami
Origami merupakan kertas tradisional Jepang yang memiliki aneka warna yang bervaaariasi. Origami sering digunakan Jepang sebagai salah satu kerajinannya dalam hal melipat kertas. Hal ini ternyata diadopsi pula oleh Indonesia, kertas origami merupakan hal yang tidak asing bagi bangsa Indonesia. Origami merupakan salah satu alterntif kertas terbaik dalam hal kerajinan melipat. Hingga kini Indonesia menggunakan origami dalam versi yang sudah sangat kreatif.
3.Olahraga
            Seni bela diri Jepang sudah cukup terkenal dengan berbagai teknik dan gerakannya. Seni bela diri Jepang merupakan olahraga yang memilki perkembangan yang cukup baik terbukti bahwa banyak olehraga Bela Diri Jepang menjadi olahraga yang banyak diadopsi negar lain. Seperti halnya Indonesia, sebenarnya Indonesia memiliki olahraga bela diri tradisional yang cukup banyak seperti pencak silat namun pada perjalanannya selanjutnya pencak silat semakin terkikis oleh berbagi seni bela diri fari Jepang seperti Karate, Anggar, Judo maupun Sumo. Hal ini dapat terlihat dari sangat minimnya pertandingan bela diri tradisional yang diadakan Indonesia kenyataan lain berkata bahwa sekarang banyak olahraga bela diri Jepang yang dipertandingkan dalam acara olahraga yang erbilang begengsi.





















BAB III
KESIMPULAN
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan propaganda 3A dan pembebasan asia dari penjajahan bangsa barat, namun pada kenyataannya pada masa pemerintahan jepang Indonesia memjadi lebih terpuruk, karna sebanarnya kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk menjajah negeri ini. Indonesia adalah Negara asia terakhir yang dijajah bangsa Jepang. Pada masa pendudukan Jepang bangsa Indonesia mendapat penderitaan yanf sangat berat tenaga kerja Indonesia dikryk dengan habis dengan diadakanya system Rodi yang tidak berprikemanusiaan dan kekayaan alam Indonesia terus dikeruk besar-besaran oleh bangsa Jepang.
Maka dari itu lahirlah pergerakan-pergerakan nasional pada masa pemdudukan Jepang, baik itu yang didirikan oleh pribumi ataupun Jepang, yaitu sebagai berikut :
1.      Gerakan 3A
2.      MIAI
3.      Masyumi
4.      Putera
5.      Cuo Sangi In
6.      Jawa Hokokai
7.      Seinendan, Fujinkai, dan Kaibodan
8.      Barisan Pelopor, Heiho, PETA
Adapun reaksi rakyat terhadap pemerintahan pendudukan jepang adalah sebagai berikut
a.       Gerakan berupa perlawanan senjata
1.      Pemberontakan Cot Plieng di Aceh
2.      Pemberontakan di Singparna
3.      Pemberontakan di Indramayu
4.      Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
5.      Pemberontakan peta di blitar
b.      Reaksi perlawanan nonbersenjata
1.      Kelompok sukarni
2.      Kelompok syahrir
3.      Kelompok kaigun
4.      Kelompok Amir syaripudin
Sampai saat ini peran jepang terhadap Indonesia masih mendominasi sangat besar, sebagai contoh dalang system perekonomian bangsa Indonesia masih dijadikan boneka Jepang, karna barang-barang yang di inpor dari Indonesia di ekspor kembali, sehingga menimbulkan hasil yang sangat besar untuk perekonomian Jepang.
















Daftar Pustaka
Supriatna, N.(2009). Perkembangan Masyarakat Indonesia. Bandung: Perpustakaan Nasional RI
Sakamoto, T. (1982). Jepang dulu dan sekarang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1988). Mayarakat Jepang Dewasa ini. Jakarta: PT. Gramedia
Ricklef, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Beasley, W.G. (2003). Pengalaman Jepang Sejarah Singkat Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1987). Pengalaman dari Jepang. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gardana, F. (2009). Sejarah dunia.[online].
Alamsyah, I. (2009). Letak Geografis Jepang.[online]
Tersedia: http://freeandzz.wordpress.com/2009/10/18/letak-geografis-jepang/
Hidayat, T.  (2008). Dominasi Permintaan Lahan Jepang.[online]






     


2 comments: