PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Jepang merupakan negara yang memiliki banyak
perkembangan dalam berbagai aspek seperti Teknologi, Informasi, Pendidikan,
Ekonomi, Industri dan berbagai hal lainnya. nama resmi Jepang ialah Nipponkoku/Nihonkoku adalah sebuah negara kepulauan
di Asia Timur.
Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik,
di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea,
dan Rusia.
Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk,
dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur,
tepatnya di sebelah selatan Okinawa
yang bertetangga dengan Taiwan.
Pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang tahun
1942-1945 dan Dominasi Jepang terhadap Indonesia merupakan hal yang sekiranya
hanya segelintir orang yang telah membahsnya. Pembahasan ini lebih menekankan
pada pembahasan sejarah masa lalu Indonesia dalam mengahadapi kaum kolonialisme
Jepang serta membahas mengenai banyaknya pengaruh Jepang pada Indonesia pada
masa sekarang ini baik disadari maupun tidak disadari.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan mampu
memahami sejarah Indonesia secara detail serta beberapa pengaruh yang
ditimbulkan pada kehidupan masa kini. Hal ini kiranya penting untuk semakin
memberikan rasa nasionalisme pada anak didik yang diajarkan.
Makalah ini dibuat sebagai landasan pembahasan dan
pembelajaran studi sejarah dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk para
mahasiswa calon pendidik, karena dalam proses pengajaran kita dituntut untuk
memberikan gambaran mengenai Indonesia baik dalam masa lampau maupun masa kini.
hal ini dapat pula dianisipasi karena pada kenyataannya sekarang peserta didik
memiliki tingkat kekritisan yang cukup tinggi.
Berdasarkan penelusuran yang telah kami kaji, ada
beberapa hal yang menarik mengenai pembahasan ini dari mulai berbagai strategi
yang dijalankan Jepnag, penderitaan rakyat Indonesia, organisasi pergerakan
Indonesia serta masih mendominasinya pengaruh atau hal-hal lainnya Jepang
terhadap Indonesia.
Dengan terselesaikannya makalah ini, para pembaca
diharapkan mampu mengenali sejarah Indonesia khususnya mengenai masa
pendudukanJepang tahun 1942-1945 dan pengaruh Jepang hingga saat ini. Serta
dapat memberikan banyak kontribusi bagi negara ini yang sekiranya melalui
makalah ini dapat digambarkan bahwa hingga saat ini Indonesia masih berada di
bawah jajahan Jepang walaupun tidak secara fisik, namun mealui berbagai hal
yang mendominasi Indonesia saat ini.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana
Sejarah Jepang menjadi negara yang kuat dan berkembang seperti saat ini?
b. Bagaimana
proses masuknya Jepang ke Indonesia dan Bagaimana bentuk-bentuk kekejaman
bangsa Jepang?
c. Apa
saja Organisasi yang berdiri pada zaman Jepang?
d. Bagaimana
pemerintahan yang dijalankan Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia serta
dampak pendudukan Jepang?
e. Bagaimana
akhirnya Jepang mundur dari Indonesia?
f.
Apa saja yang mendominasi Indonesia dari
Jepang?
C. TUJUAN
a. Pembahasan
Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan dominasi Jepang terhadap indonesia
mambantu para mahasiswa calon pendidik dan yang telah menjadi pendidik (guru)
agar semakin memahami sejarah indonesia baik masa lampau maupun masa kini
b. Memberikan
rasa nasionalisme terhadap para pembaca mengingat perjuangan bangsa ini untuk
merdeka
c. Pembahasan
ini dapat dijadikan acuan untuk semakin membangun negara ini kearah yang lebih
baik
D.
SISTEMATIKA
Bab
1:
Pada bab ini berisi Pendahuluan, bab
ini berisi latar belakang penulisan makalah, rumusan apa saja yang akan dibahas
dalam makalah ini, tujuan apa yang akan dihasilkan dalam penulisan makalah ini,
serta berisi mengenai sistematika yang digunakan atau yang di bedah pada
makalah ini.
Pada bab ini pula memaparkan
beberapa pengantar untuk memahami dan mempelajari maakalah ini.
Bab
II :
Pada bab ini berisi Pembahasan, bab
ini membahas mengenai Sejarah Singkat mengenai Jepang, Awal masuknya Jepang ke
Indonesia, Organisasi Pergerakan Nasional pada masa pendudukan Jepang, Masa
pemerintahan Jepang dan dampak terhadap rakyat Indonesia, faktor-faktor yang
menyebabkan Jepnag mundur dari Indonesia, berbgai dominasi yang dilakukan
Jepang pada Indonesia dalam berbagai
bidang.
Bab
III :
Pada bab ini berisi kesimpulan, bab
ini menyimpulkan secara keseluruhan apa yang dibahas dalam makalah ini. bab ini pun
berisi ajakan untuk melakukan perubahan pada Indonesia ke depannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Singkat Jepang
Jepang merupakan Negara yang terhitung berkembang
maju di kawasan Asia, bahkan sudah dapat disandingkan dengan Negara maju
lainnya seperti Eropa dan Amerika.Jepang merupakan Negara kepulauan berbentuk
garis melengkung yang terbentang dari Timur Laut ke Barat Daya di lautan bagian
Timur benua Asia. Luas wilayahnya 370.000 km2, hanya kurang lebih
1/27 luas daratan Cina, dan 1/5 luas Indonesia. Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan
suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada
di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung,
dan sebagian di antaranya merupakan gunung
berapi. Gunung tertinggi
di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta
orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di
dunia. Tokyo secara de
facto adalah ibu
kota Jepang, dan
berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo
Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota
yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan
terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Awalnya Jepang merupakan Negara yang terhitung sama
dengan Negara-negara Asia lainnya seperti Filifina, Vietnam, Korea, Cina bahkan
Indonesia yang sama-sama merupakan Negara beekembang dan pada saat itu berada
di bawah tekanan negara Eropa, seperti Inggris, Perancis, Amerika Serikat,
Jerman, Rusia dan lain-lain.
Perhatian Jepang pada Indonesia sudah lama sebelum
Perang Dunia II. Jepang meluaskan kekuasaannya ke luar perbaasan Jepang setelah
kemenangannya melawan Rusia tahun 1904. Dalam perjanjian perdamaian yang
ditandatangani dengan Rusia di tahun 1905 Rusia mengakui hak-hak dan
kepentingan Jepang di Korea dan hak Jepang menyewa wilayah sewa di Kwantung dan
menyerahkan pada Jepang jalan kereta api Manchuria di selatan Cangcun, serta pula
menyerahkan pada Jepang daerah sebelah selatan garis lintang 50 derajat Utara
di Pulau Sakhalin.
Sumber-sumber besi dan batubara Manchuria
memungkinkan Jepang megembangkan industri beratnya, dan perkembangan industri,
serta perluasan perdagangan luar negerinya dan pembangunan kekuatan militernya
di darat, di laut dan udara, membuat Jepang melihat ke Asia Tenggara untuk
mendapatkan sumber-sumber bahan mentah yang diperlukannya, seperti timah, karet
dan terutama minyak.
Kolonialisme dan Imperialisme yang dilakukan Jepang
erat kaintannya dengan berbagai masalah yang sedang dihadapi Jepang saat itu.
Masalah Jepang pada saat itu ialah masalah kepadatan penduduk, Kemajuan
Industri, Kemajuan Militer yang pesat dan adanya pembatasan Imigrasi ke
Australia dan Amerika.
Pada tahun 1186-1867 Jepang menerapkan sistem
pemerintahan yang lebih dikenal dengan sistem pemerintahan Bakufu. Pemerintahan Bakufu merupakan sistem
pemerintahan yang langsung dipimpin oleh seorang kaisar (Tenno). Kaisar Jepang
yang tinggal di istana Kyoto tersebut oleh rakyatnya dianggap sebagai titisan
dewa matahari (Amaterasu). Meskipun
pemerintahan berada di tangan kaisar, tetapi roda pemerintahannya di jalankan
oleh Shogun. Pada waktu itu Shogun
merupakan merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negeri dan penentu
segala-galanya. Untuk tingkat daerah, pemerintahan di Jepang dipimpin oleh
seorang bangsawan (Daimyo) yang
mempunyai kekuatan tentara sendiri-sendiri.
Sejak tahun 1867, Jepang memasuki periode baru yang
diberi nama Restorasi Meiji. Restorasi
Meiji merupakan awal perubahan pemerintahan Jepang. Restorasi Meiji merupakan
peristiwa yang menunjukan berakhirnya masa kekuasaan Shogun dan dimulainya
kekuasaan Jepang. Sejak berlangsungnya Restorasi Meiji Jepang berubah menjadi
negara yang mau terbuka atas pengaruh dari asing, sehingga dalam waktu yang
tidak begitu lama Jepang mampu menjadi negara yang kuat, maju dan berkembang.
Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara
industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada
bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30
tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan
tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara- negar barat. Restorasi
Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan
Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era
Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini
mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar. Sejak saat itu pula memunculkan kepercayaan
diri Jepang menjadi negara yang banyak mengikuti aksi-aksi negara Eropa,
seperti Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, dan lain-lain yang telah
berhasil menjadi negara imperialis. Kebutuhan Jepang akan sumber daya alam juga
merupakan salah satu alasan yang memperkuat Jepang mengkolonisasi negara di
Asia. Pada saat itu Jepang merupakan negara yang sedang proses merintis
industrinya yang membutuhkan sumber daya alam yang banyak untuk menopang
perkembangan industrinya. Korban imperialisme dan kolonialisme pertama Jepang
ialah negara Korea dan Cina sepuluh tahun setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Kebutuhan Jepang akan sumber daya alam yang banyak
membuat Jepang berfikir untuk mendapatkan sumber daya alam itu sehingga timbul
tindakan Jepang untuk mengkolonisasi
beberapa negara. Hingga akhirnya Jepang melirik Indonesia sebagai negara yang
akan di kolonisasi, semangat Jepang untuk menjajah Indonesia bermula dari
semangat Jepang yaitu Hakko Ichi U yang mengajarkan kesatuan keluarga umat
manusia. Dalam memperlancar niat itu Jepang menyusun beberapa strategi salah
satu langkah awalnya Jepang melaksanakan penyelidikan daerah-daerah strategis
di Indonesia, seperti perairan Singapura dan Riau yang dilakukan dengan
menyamar sebagai nelayan. Begitu pula di daerah pedalaman, penyelidikan
dilakukan dengan menyamar sebagai pedagang (toko, pedagang keliling), pengusaha
penggergajian kayu di hutan, tukang arloji, wartawan dan juru potret.
B.
Awal
Masuk Jepang ke Indonesia
Sejarah
masuknya Jepang ke Indonesia merupakan keinginan membentuk imperium di Asia,
Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di
Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. Penyerangan tersebut
bertujuan untuk melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang di perkirakan akan
menjadi ganjalan bagi ekspansi jepang di Asia. Dalam gerakannya ke selatan,
jepang juga melakukan penyerangan ke Indonesia yang pada waktu itu masih berada
dalam kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Secara resmi Jepang telah
menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi
Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang
tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia.
Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan
perasaan senang, perasaan gembira karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari
belenggu penjajahan Belanda.
Sebenarnya,
semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang
merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan
Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan
hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh
berbeda dengan negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis
baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara imperialis baru, Jepang
membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar
bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi sangat
penting artinya bagi kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan
mentah (baku) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang industri yang
luas.
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang melalui cara berikut.
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang melalui cara berikut.
1.
Tidak
sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para
pemuda dan petani untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan
pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat Indonesia yang meninggal ketika
menjalankan romusha, karena umumnya mereka
menderita kelaparan dan berbagai penyakit. Jepang berupaya menghapus pengaruh
kultural barat yang telah hinggap di Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang
mengeruk sumber sumber kekayaan alam startegi yang ada di tanah air kita.
Pasokan sumber sumber ala mini digunakan untuk membiayai perang Jepang dengan
Sekutu.
di Asia Timur Raya dan Pasifik. Luasnya daerah pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk Jawa yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan romusha hingga ke desa desa. Dalam catatan buku ini, setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang dikirim ke berbagai negara di Asia Tenggara, 70.000 orang diantaranya dalam kondisi
menyedihkan dan berakhir pada kematian. Para romusa juga melibatkan kaum perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming iming mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa ke kampong-kampung tertutup untuk dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu). Romusa juga melibatkan tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tenaga kerja paksa tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka berdua dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk membuat lapangan udara darurat. Jepang melakukan rekruitmen calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi tenaga kerja paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya di Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi keberadaan romusa ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah romusa dengan “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja. Pada pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
di Asia Timur Raya dan Pasifik. Luasnya daerah pendudukan Jepang membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk Jawa yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan romusha hingga ke desa desa. Dalam catatan buku ini, setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang dikirim ke berbagai negara di Asia Tenggara, 70.000 orang diantaranya dalam kondisi
menyedihkan dan berakhir pada kematian. Para romusa juga melibatkan kaum perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming iming mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa ke kampong-kampung tertutup untuk dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu). Romusa juga melibatkan tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tenaga kerja paksa tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto Iskandardinata. Mereka berdua dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk membuat lapangan udara darurat. Jepang melakukan rekruitmen calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi tenaga kerja paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya di Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi keberadaan romusa ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul istilah romusa dengan “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja. Pada pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
2.
Para
petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan
kepada Pemerintah balatentara Jepang.
3.
Hewan
peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi
kebutuhan konsumsi perang. Romusha (rōmusha: "buruh",
"pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang
dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun
1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943
pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk
bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang
yang menjadi romusha tidak diketahui pasti perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10
juta.
C.
Organisasi Pergerakan Nasional pada
Masa Pendudukan Jepang
1. Gerakan 3A
Sejak kedatangannya ke Indonesia,
Jepang terus berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Gerakan 3 A yang berisi
Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon pemimipin Asia merupakan
salah satu propaganda yang dilakukan Jepang dalam menarik hati rakyat
Indonesia. Gerakan 3 A ini berada dibawah pimpinan Mr. Syamsudin. Selain itu,
ditambah pula organisasi Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo
Wiryopranoto. Namun pada perkembangannya Gerakan 3 A gagal dalam mendapatkan
simpati rakyat Indonesia hingga akhirnya organisasi ini dibubarkan.
2. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Kedatangan Jepang ke Indonesia
membawa banyak perubahan pada rakyat Indonesia, Jepang banyak memberikan
peraturan dan kebijakan agar memperkuat posisi Jepang di Indonesia. Jepang
melarang berbagai pertemuan yang dilakukan rakyat Indonesia yang bersifat
politik dan bahkan pemerintah Jepang membubarkan organisasi pergerakan
Indonesia yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Terkecuali Majelis Islam A’ la Indonesia
(MIAI), karena kegiatannya bersifat keagamaan, tidak mengadakan kegiatan
politik dan strategi pergerakan yang bersifat terbuka maka organisasi yang
dibentuk pada September 1937 ini tidak dibubarkan oleh pemerintah Jepang.
Jepang memberikan kontribusi untuk mengembangkan kehidupan bragama di Indonesia
seperti Kantor Urusan Agama yang dipimpin oleh orang Indonesia yaitu KH Hasyim
Ashari. Pada perkembangan selanjutnya beberapa pesantren dikunjungi para
pembesar Jepang. Umat islam diizinkan membentuk Hizbullah yang memberikan
pelatihan kemiliteran bagi para pemuda islam. Semakin pesatnya perkembangan
organisasi ini membuat kekhawatiran serta mengancam eksistensi pendudukan
Jepang, MIAI akhirnya dicurigai pihak Jepang. Pada 1943, MIAI dibubarkan dan
sebagai penggantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
3. Masyumi
Majelis Syuro Muslimin Indonesia
berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Masyumi diketuai oleh KH Mas Mansur
dan didampingi KH Hasyim Ashari. Organisasi ini dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh
pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi
islam lainnya, seperti Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam dan Sarekat
Islam. Tidak jauh berbeda dengan organisasi pergerakan islam gabungan dalam
MIAI, Masyumi memiliki visi bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad
Fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dalam berbagai bidang, termasuk dalam
bidang politik. Para kaum muda muslim, khususnya para santri dipersiapkan untuk
berjuang secara fisik maupun politis.
4. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Dalam rangka membangkitkan semangat
dan perasaan anti bangsa kulit putih, Jepang mendirikan Pusat Tenaga Rakyat
(Putera) pada Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh 4 serangkai yang memiliki
tugas untuk memimpin rakyat Indonesia supaya mau menghapuskan pengaruh barat.
Adapun tujuannya memudatkan seluruh kekuatan rakyat dalam rangka membantu udaha
Jepang memenangkan perang Asia Pasifik. Empat serangkai dianggap oleh Jepang
sebagai lambing dari pergerakan nasional Indonesia. Sebaliknya, para pemimipin
nasional memanfaatkan Putera untuk mempersiapkan rakyat Indonesia mencapai
kemerdekaan. Pemerintah pendudukan Jepang, tidak menyadari bahwa Putera menjadi
sebuah wadah pemupukan rasa nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
5. Cuo Sangi In
Cuo
Sangi In atau
Badan Pertimbangan Pusat dibentuk oelh pemrintah pendudukan Jepang. Pada awlnya
badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia. Akan
tetapi, justru oelh para pemimpin pergerakan nesional dimanfaatkan untuk
mengimbangi politik Jepang. Badan pertimbangan Pusat mempunyai tugasa
mengajukan usul dan menjawab pertanyaan pemerintah Jepang. Badan ini kemudian
dijadikan sarana strategis bagi para tokoh pergerakan Indonesia. Bangsa
Indonesia diberi kesempatan menduduki jabatan kepala depatemen dan residen yang
sulit didapatkan pada masa pemerintah colonial Belanda.
6. Jawa Hokokai
Melalui pernyataan yang dikeluarkan
oleh panglima tertinggi tentara Jepang pada 1944, di jawa berdiri organisasi
Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Organisasi ini lahir dengan dorongan
pada situsi Perang Asia Timur Raya yang semakin gencar. Jawa Hokokai
diorientasikan untuk memupuk semangat kebaktian, yaitu kesediaan untuk
mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk
kepentingan pemerintah pendudukan Jepang. Pimpinan Jawa Hokokai ditangani
langsung oleh pimpinan militer Jepang dan anggotanya diseleksi secara ketat.
Jaringan organisasi ini dari pusat sampai daerah memiliki bidang-bidang
kegiatan, seperti guru, kewanitaan, perusahaan, dan kesenian. Jawa hokokai
bertugas mengerahkan rajyat secara paksa untuk mengumpukan padi, permata, besi
tua, serta menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan ke pemerintah pendudukan
Jepanguntuk membiayai Perang Asia Timur Raya.
7. Seinendan, Fujinkai dan Keibodan
Pada
periode 1944-1945 kedudukan pasukan Jepang yang semula sebagai penyerang kini
berbalik menjadi bertahan. Dalam beberapa pertempuran pihak sekutu banyak
mengalami kemenangan. Untuk mempertahankan daerah pendudukannya, Jepang
memerlukan dukungan dari penduduk di negeri jajahannya. Oleh karena itu, pada 9
Maret 1943, dibentuklah organisasi semi militer seinendan, yaitu berisan pemuda yang anggotanya berusia 14-22
tahun. Tujuan dibentuknya seinendan adalah mendidik dan melatih para pemuda
untuk dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. untuk memenuhi
kebutuhan akan tenag wanita, pada Agustus 1943, pemerintah pendudukan Jepang
membentuk Fujinkai atau perhimpuan
wanita. Usia anggotanya harus 15 tahun ke atas. Anggota ujinkai juga diberi
pelatihan militer yang dipersiapkan untuk membantu Jepang. Selain itu, untuk
memenuhi keperluan tenaga pembantu kepolisian , pemerintah pendudukan Jepang
membentuk Keibodan atau barisan bantu
polisi usia anggotanya antara 20-35 tahun. Pemuda yang diterima adalah semua
laki-laki yang berasal dari setiap desa dan dibentuk di desa-desa untuk
mengisolasi dari pengaruh kaum nasionalis. Mereka diawasi oleh polisi secara
ketat.
8. Barisan Pelopor, Heiho, dan Pembela
Tanah Air (Peta)
Untuk menyiapkan seluruh potensi
rakyat Indonesia dalam membantu dan mendukung kemenangan Jepang Perang Asia
Timur Raya, pemerintah pendudukan Jepang pada 14 September 1944 membentuk
barisan pelopor yang dipilih oleh golongan nasionalis, seperti Ir. Sekarno,
R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran. Barisan pelopor dilatih cara
menggunakan senapan dari akyu, bambu runcing serta dikerahkan untuk
mendengarkan pidato dari para pemimpin pergerakan nasional. Selain itu, dilatih
pual cara menerahkan massa dan membuat pertahanan. Sementara itu, pada April
1943, Jepang mengumumkan dan membuka kesempatan bagi para pemuda untuk ikut
menjadi anggota pembantu prajurit Jepang (Heiho).
Anggota Heiho langsung ditempatkan dalam struktur irganisasi militer Jepang,
baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Heiho dianggap sebagai bagian dari
angkatan perang Jepang sehingga langsung diterjunkan dalam medan pertempuran,
seperti kepulauan Solomon, Filifina dan Indo Cina. Selanjutnya, pada 3 Oktober
9143, panglima tentar sukarela Pembela Tanah Air (Peta). Tempat pelatiahan
calon perwira dipudatkan di bogor. Setelah lulus, merka kemudian diangkat
menjadi daidanco (komandan batalyon),
Codanco (Komandan kompi), syudanco (komandan peleton) dan budanco (komandan regu).
D.
Reaksi Rakyat
Indonesia terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang
1. Reaksi berupa perlawanan senjata
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan membawa sembayan
bahwa jepang akan membebaskan Asia dari belenggu barat/penjajahan, namun
kenyataanya malah sebaliknya, rakyat Indonesia malah mendapatkan penderitaan
yang sangat berat melebihi masa penjajahan Belanda, maka dari itu munculah
pemberontakan-pemberontakan yang terjadi diberbagai daerah, yaitu sebagai
berikut :
a.
Peristiwa
Cot Plieng
Pemberontakan Cot Plieng terjadi di Aceh dengan puncak dari perlawanan
yang telah berulang kali dilakukan terjadi pada 10 November 1942 yang dipimpin
seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe.
Pemberontakan ini disebabkan karna sebagain para ulama non PUSA (Persatuan
Ulama Seluruh Aceh) waktu itu menolak masuknya Jepang setelah Belanda menyerah.
Mereka menganggap itu sama saja seperti talet bui tapeutamong asei (mengusir
babi, menerima anjing). Teungku Abdul Jalil tidak menyetujui kerja sama dengan
Jepang, berbeda dengan ulama PUSA yang melakukan taktik perjuangan kerja sama untuk mengusir Belanda. Hal itu pula yang kemudian
membuat perbedaan ijitihad antara kelompok tua dan kelompok muda dalam
menghadapi Jepang. Teungku Abdul Jalil dan kawan-kawannya secara diam-diam
melakukan dakwah anti Jepang dan seruan jihat fi sabilillah dari desa ke desa.
Menjelang akhir tahun 1942, dakwah diam-diam tersebut menjadi terang-terangan,
setelah kekejaman tentara Jepang menjadi pengalaman pahit bagi masyarakat. Para
santri di Dayah Cot Plieng sudah siap untuk berperang. Hal itu kemudian
diketahui oleh intelijen dan kampetai Jepang. Jepang berusaha meredam upaya
pemberontakan Teungku Abdul Jalil tersebut dengan menggunakan orang Aceh yang
bekerja untuk Jepang dan para Uleebalang yang telah diangkat menjadi Gunco
(wedana) dan sunco (camat). Selain itu ulama PUSA/Pemuda Pusa juga diminta
Jepang untuk melakukan dakwak tandingan. Meski tidak menolak permintaan Jepang
tersebut, ulama PUSA/Pemuda PUSA lebih bersikap melihat saja apa yang dilakukan
Teungku Jalil. Sementara kaum Uleebalang yang menjabat sebagai Gunco dan Sunco
terus membujuk Teungku Abdul Jalil agar mengurungkan niatnya memberontak
terhadap Jepang. Namun hal itu tidak berhasil. Akhirnya Jepang memutuskan
menghentikan upaya pemberontakan tersebut dengan kekuatan bersenjata. Pada 6
November 1942, Jepang mengirim pasukannya ke Bayu dan membangun kubu pertahanan
yang berhadapan dengan Dayah Cot Plieng yang menjadi markas Teungku Abdul
Jalil. Pertempuran yang tak berimbang pun terjadi. Pasukan Teungku Abdul Jalil
hanya bersenjatakan rencong, kelewang, lembing dan pedang, serta semangat fi
sabilillah yang membara. Sementara pasukan Jepang memiliki persenjataan
moderen. Perang sengit yang digerakkan Teungku Abdul Jalil dibantu oleh adiknya
Teungku Thaib itu berlangsung sehari suntuk. Korban kedua belah pihak
berjatuhan. Seorang perwira jepang berpangkat mayor ikut tewas. Pertempuran
baru reda pada sore hari setelah Teungku Abdul Jalil dan pasukannya
meninggalkan Dayah Cot Plieng menuju pedalaman. Dalam perjalanan Teungku Abdul
Jalil singgah di Meunasah Baro. Dari sana ia dan pasukannya melanjutkan
perjalanan hingga berhenti di Alue Badeeh untuk menyusun kekuatan sambil
menunggu pasukan lain dari Bayu. Tiga hari kemudian, Jumat 9 November 1942,
Teungku Abdul Jalil dan pasukannya kembali turun ke Meunasah Blang Buloh,
sekitar sepuluh kilometer dari Bayu. Di daerah tersebut Teungku Abdul Jalil dan
pasukannya melaksanakan shalat Jumat. Keberadaan mereka diketahui oleh Jepang.
Pasukan Jepang dengan tambahan tentara menyerbu ke desa tersebut. Jepang ingin
menangkap Teungku Abdul Jalil tanpa pertempuran, yakni menunggunya di luar
mesjid ketika ulama dan pasukannya tersebut sedang shalat Jumat bersama
penduduk setempat. Namun, ketika pasukan Jepang tiba ke Blang Buloh, Teungku
Abdul Jalil dan pasukannya baru saja selesai melaksanakan shalat Jumat.
Penangkapan itu pun gagal. Pertempuran sengit pun terjadi, Teungku Abdul Jalil
dan pasukannya gugur.
b.
Pemberontakan
di Singaparna
Peristiwa Pemberontakan
Singaparna mempunyai dasar keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Cita-cita negara
Islam dijunjung tinggi dalam hati sanubari rakyat sesuai dengan ajaran agama.
Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat Singaparna,
yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan.
Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya Pemberontakan
Singaparna diantaranya, yaitu:
1.
Adanya “Seikerei” yaitu
mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearaH Tokyo. Hal inilah yang
sangat dibenci oleh santri-santri karena berarti mereka disuruh menyembah
matahari.
2.
Adanya kewajiban
meyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini
dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat.
3.
Terjadinya penipuan
terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan
disekolahkan di Tokyo,
sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-wanita tersebut
dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur
tentara-tentara Jepang.
a) Kronologi Pemberontakan Singaparna
i.
Pemberontakan Pertama
` Pada tahun 1943
K.H.Z. Mustofa bersama para pengikutnya, mulai menyusun rencana untuk
mengadakan perlawanan. Namun demikian pihak Jepang yang tidak pernah terlepas
perhatiannya terhadap pesantren Sukamanah dapat mencium rencana perlawanan
K.H.Z. Mustofa bersama pengikutnya. Rencana ini akan dimulai kira-kira
pada tanggal 1 Maulud 1363 yang jatuh
pada tanggal 25 Februari 1944. Untuk melaksanakan rencana ini para pengikut K.H.Z.
Mustofa mengadakan persiapan yang sangat sederhana. Mereka menggunakan bambu
runcing dan golok-golok terbuat dari bambu, karena senjata-senjata tajam yang
terbuat dari besi banyak dirampas oleh Jepang. Akan tetapi hal ini tidak
berpengaruh karena ternyata santri-santri di Sukamanah pun bangkit untuk
mengadakan perlawanan.
Untuk memperkuat persenjataan, para santri mempergiat latihan-latihan bela
diri. Pemerintah Jepang mengetahui kegiatan ini dari laporan mata-matanya, dan
bermaksud mengadakan penyerangan. Pesantren Sukamanah pun bersiap-siap apabila
Jepang tiba-tiba menyerang. Pemimpin-pemimpin dari kelompok Pesantren Sukamanah
terdiri dari: Domon, Abdulhakim, Najamuddin, dan Ajengan Subki. Seluruh
kelompok ini dikepalai oleh K.H.Z. Mustofa dan dibantu oleh tangan kanannya
Najamuddin. Senjata K.H.Z. Mustofa ialah sebuah tongkat dari Kalimantan yang
bernama “Ki Ulin”. Dalam pemberontakan ini, K.H.Z. Mustofa tidak meminta
bantuan kepada pesantren lain, karena apabila pemberontakan ini mengalami
kegagalan, Jepang tidak akan menghancurkan pesantren lainnya.
Wilayah perang dibagi
dua yaitu bagian Utara dan bagian Selatan, sedangkan pasukan induk berada di
Kampung Cihaur, kira-kira 100 meter dari kompleks Pesantren Sukamanah. Dalam meredam pemberontakan ini, pada hari Kamis tanggal
24 Februari 1944 (satu hari sebelum terjadi peristiwa), Jepang mengirim utusan,
ialah goto-sidokan dari kepolisian Tasikmalaya dengan dengan beberapa keiboho
Indonesia ke Sukamanah untuk mengadakan perundingan dengan K.H.Z. Mustofa. Goto-sidokan
dengan rombongannya terus dilucuti senjata dan pelurunya, selanjutnya ditahan.
Hanya Goto-sidokan sendiri yang disuruh kembali ke Tasikmalaya untuk
menyampaikan “pesan” dari K.H.Z. Mustofa kepada pemerintah Jepang, supaya
pada hari Jumat tanggal 1 Maulud, Pulau Jawa dimerdekakan. Jika tidak, maka
akan terjadi pemberontakan.
Keesokan harinya datang
rombongan Jepang kepada K.H.Z. Mustofa di Sukamanah untuk mengadakan perundingan,
ia adalah kempeitaico Tasikmalaya (Kobayashi), kempeitaico
Garut, seorang guru bahasa dan beberapa orang serdadu Jepang. Sikap 4 orang kempeitaico,
yang memanggil dirasakan menyinggung perasaan ajengan Najmuddin dengan
kawana-kawan sehingga dengan keadaan terpaksa para santri Sukamanah melakukan
kekerasan juga, meskipun kepada bangsanya sendiri. Karena sudah terkepung oleh
para santri, akhirnya Jepang menyerahkan senjatanya, dan mereka ditahan sehari
semalam. Keesokan harinya barulah petugas-petugas pemerintah Jepang itu
dizinkan pulang.
ii. Pemberontakan kedua
Tanggal 25 Februari 1944 hari Jumat
yang bertepatan dengann tanggal 1 Maulud 1363 tahun Alif merupakan hari
bersejarah bagi Pesantren Sukamanah khususnya dan Jawa Barat pada umumnya. Pada
waktu K.H.Z. Mustofa mengucapkan khotbah terakhir, terdengar suara kendaraan
menuju kompleks pesantren. Tetapi K.H.Z. Mustofa menghimbau kepada para
santrinya untuk tetap tenang di tempat. Setelah selesai sholat Jumat, K.H.Z.
Mustofa keluar dari mesjid diikuti oleh para pengikutnya dan Najamuddin. Salah
satu keempat opsir Jepang itu melambaikan tangan sebagai perintah agar K.H.Z.
Mustofa datang kepadanya. Dengan menggunakan tongkatnya, K.H.Z. Mustofa
berjalan dengan tenang menuju keempat opsir itu. Opsir-opsir Jepang itu datang
bemaksud untuk menyampaikan bahwa Sukamanah telah berbuat jahat menentang
Jepang, tidak mau bekerjasama dengan Jepang dan pimpinan Sukamanah tidak mau
menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya.
Pememrintah Jepang akan mengampuni mereka apabila mereka mau bekerjasama
dengan Dai Nippon. Setelah opsir Jepang itu menyampaikan ultimatumnya, maka
Panglima pasukan Sukamanah Najamuddin atas nama K.H.Z. Mustofa menyambut dengan
tegas dan singkat, antara lain jawabannya adalah: “Baik besok kita berangkat ke
Tasikmalaya untuk menghadap dan menyerahkan senjata-senjata api yang telah kami
rampas, akan tetapi kepala tuan Nippon yang empat orang ini tinggal di
Sukamanah sebagai gantinya”. Jawaban Najamuddin ini mengartikan bahwa pihak Sukamanah
tetap akan mengadakan perlawanan. Karena emosi yang tak tertahankan lagi,
pasukan Sukamanah mulai menyerang dan terjadi pergulatan dan berakhir dengan
matinya tiga opsir Jepang, yang seorang lagi dapat melarikan diri. Setelah
kejadian itu, keadaan mulai tenang kembali. Sementara itu K.H.Z. Mustofa mulai
mengatur siasat untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan pembalasan Jepang. Induk
pasukan Sukamanah yang berkekuatan 2000 orang di tempatkan di sebalah Selatan
Kampung Cihaur. Disini letaknya “Komando Post” yang dipimpin oleh tangan
kanannya Najamuddin bersama stafnya. Komando K.H.Z. Mustofa terhadap
santri-santrinya berpesan “Jangan berperang dengan bangsa sendiri, sebab
pandangan dan cita-cita kita bukanlah untuk bermusuhan dengan bangsa sendiri,
melainkan perjuangan ini semata-mata untuk menentang dan menyingkirkan
penjajah. Dan dalam perjuangan ini diharapkan supaya santri-santri dan alim
ulama ada dalam barusan anti penjajah.” Setelah kejadian itu, sorenya kira-kira
pukul 16.00 datang beberapa buah truk mendekati garis pertahanan Sukamanah.
Suara takbir mulai terdengar, pasukan Sukamanah terkejut melihat yang
dihadapinya adalah bangsanya sendiri. Beberapa orang dari garis depan segera
melaporkan hal tersebut kepada K.H.Z. Mustofa. Mereka menyadari bahwa Jepang
telah mempergunakan taktik mengadu-dombakan pihak Sukamanah dengan bangsa
sendiri. Ternyata K.H.Z. Mustofa memerintahkan agar santri-santri dan
pengikutnya menghindarkan adanya perlawanan. Tetapi sewaktu kurir yang membawa
perintah itu sedang dalam perjalanan menuju garis depan, pihak Jepang sudah
mulai melepaskan tembakan dan menghujani pasukan Sukamanah. Akhirnya
pertempuran dengan bangsa sendiri tidak dapat dihindari lagi, pasukan Sukamanah
terpaksa membela diri dan dengan demikian berkobarlah perlawanan dengan jarak
dekat.
Setelah pertempuran ini
berlangsung selama kurang lebih 90 menit, maka pertahanan Sukamanah satu demi
satu dapat dilumpuhkan dan pasukan yang tersisa terpaksa mengundurkan diri.
Kemudian kira-kira pukul 17.30 semua tempat pertahanan Sukamanah telah lumpuh.
Dalam pertempuran ini
beratus-ratus orang dari pihak Sukamanah tewas, sedangkan K.H.Z. Mustofa
ditawan dan dibawa ke kantor kempeitai Tasikmalaya.
b). Akhir Pemberontakan Singaparna
Setelah
pertempuran selesai, KH.Z. Mustofa memerintahkan kepada para santri dan
pengikut-pengikutnya untuk mundur dan menyelamatkan diri. Pihak Jepang memulai
untuk melakukan pembersihan besar-besaran, diantaranya: asrama (pondok-pondok)
dirusak, barang-barang perhiasan, buku-buku dan kitab-kitab milik
santri-santri, rakyat dan pemimpin-pemimpin Sukamanah dirampas dan diangkut ke
Tasikmalaya. Hal itu dianggap sebagai harta “gonimah” atau harta
rampasan dari penjahat dan musuh Pemerintah Dai Nippon.
Keesokan harinya Jepang
melanjutkan pembersihannya. Selain Angkatan Darat, Angkatan Udara pun ikut
dikerahkan. Lima buah pesawat dipergunakan Jepang untuk mengawasi dari udara
dan untuk menakut-nakuti rajyat. Disebarkannya pamflet-pamflet yang berisi
ultimatum bahwa semua orang yang membantu atau bersimpati kepada gerakan
Sukamanah dianggap mata-mata musuh dan memusuhi Jepang. Mereka yang membantu
menyembunyikan pelarian-pelarian dari Sukamanah diancam hukuman mati. Dengan
demikian para pengikut K.H.Z. Mustofa menjadi burunon umum. Pada tanggal 26
Februari 1944, penjara Tasikmalaya sudah penuh sesak, lebih kurang 700 sampai
800 orang tahanan dijejalkan ke dalamnya. Pada suatu malam tanggal 27 Februari
1944, datang intruksi rahasia dari K.H.Z. Mustofa kepada para santri dan
seluruh pengikutnya yang ditahan, yang antara lain berisi:
1. Di dalam pemeriksaan segenap jawaban harus dipikirkan sedemikian rupa
sehingga dapat menyelamatkan diri.
2. Dilarang untuk memberi pengakuan terhadap pembunuhan dan ikut bertempur
melawan Nippon terutama
dalam hal-hal yang bersangkutan dengan matinya tiga orang opsir Jepang yang
pertama.
3. Pertanggungjawaban tentang pemberontakan Sukamanah dipikul oleh “sendiri”
dan
santri-santri yang
telah betul-betul diketahui dengan pasti gugur dalam pertempuran.
4. Tenanglah, kuatkanlah jiwamu, jangan sekali-kali putus asa, serahkan segala
puji
kepada Allah dan
teruskan perjuanganmu.
Berkat adanya intruksi
yang tegas ini, pada tanggal 29 Februari 1944 segala pemeriksaan dan siksaan
dari pihak Jepang dihadapi oleh semua terdakwa Sukamanah dengan penuh ketabahan
dan keberanian. Pemeriksaan ini berlangsung kurang labih tiga bulan. Dan
hasilnya diumumkan pada pertengahan bulan Mei 1944, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Golongan yang
tidak bersalah.
2. Golongan yang
mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan tetapi tidak ikut
aktif.
3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam pembunuhan
opsir- opsir jepang dan ikut aktif dalam pertempuran melawan pasukan bersenjata
Dai Nippon. Golongan pertama dikembalikan ke kampung masing-masing. Golongan
kedua berjumlah 79 orang, golongan ini dikenai hukuman 5-7 tahun penjara di
penjara Sukamiskin Tasikmalaya. Golongan ketiga berjumlah 23 orang termasuk
diantaranya adalah K.H.Z. Mustofa. Setelah itu, tiak diketahui secara pasti
kabar berita tentang mereka. Penyelidikan selanjutnya ada yang menyebutkan
bahwa K.H.Z.Mustofa dan beberapa pengikutnya dibunuh oleh Jepang di sekitar
Tanjung Priok atau Cilincing.
Demikianlah kegigihan
perjuangan K.H.Z. Mustofa sebagai pahlawan agama, dan pahlawanan Tanah Air di
dalam merebut hak kemerdekaan bangsanya dari cengkraman penjajah. Namun sampai
saat ini, tidak atau belum dapat diketahui dengan pasti tentang K.H.Z. Mustofa,
bahkan kuburannya pun tidak diketahui. Peristiwa Sukamanah adalah perlawanan
pertama terhadap pemerintah Jepang di daerah Jawa Barat.
C.
Pemberontakan
di Indramayu
Peristiwa Indramayu
terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan
sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah
mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Pemberontakan ini
dipimpin oleh Haji Madriyas dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang
Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang bertindak kejam terhadap rakyat di kedua
wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah
mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
D.
Pemberontakan Teuku
Hamid di Aceh
Pemberontakan
ini terjadi pada bulan November 1994 yang di pimpin oleh Teuku Hamid, dia
adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan
diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Menghadapi kondisi tersebut,
pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak
jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak
menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.
E.
Pemberontakan
Peta di Blitar
Pemberontakan PETA di
Blitar, terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Soepriyadi,
yang disebabkan oleh ketidak tahanan anggota PETA melihat kesengsaraan rakyat
dan banyaknya rakyat yang meninggal akibat romusa di daerah mereka. Dengan,
melakukan serangan terhadap gudang senjata. Tetapi, pemberontakan mampu
dipadamkan oleh pihak jepang, serta semua yang terlibat dalam
pemberontakan dijatuhi hukuman mati termasuk pemimpin lapangan yang banyak
dilupakan yaitu Moeradi. Sementara, Soprijadi yang paling bertanggungjawab akan
pemberontakan menghilang tanpa diketahui sampai saat ini.
2.
Reaksi berupa
perlawanan nonsenjata
a.
Kelompok
Sukarni
“Kelompok ini sering mengadakan kursus polotik
yang pengajarannya diambil dari tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti
Soekarno, Moh Hatta, dan Sutan Syahrir.” (Supriatna, 2009:198). Tokoh-tokoh
yang tergabung dalam kelompok Sukarni antara lain Adam Malik, Pandu
Kartawiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo dkk.
b.
Kelompok Sutan
Syahrir
Kelompok
ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa barat dan menentang
Jepang karena merupakan negara fasis. Sering mendapatkan panggilan untuk
mengisi kursus politik bagi kaum pelajar. Pengikut dari kelompok ini terutama
para pelajar dari kota Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang dan lain-lain.
Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi atau dengan strategi gerakan
”bawah tanah”.
c.
Kelompok Kaigun
Kelompok
ini anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang. Mereka selalu menggalang dan
membina kemerdekaan dengan berhubungan kepada tokoh-tokoh Angkatan Laut Jepang
yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Kelompok ini mendirikan
asrama Indonesia Merdeka di jalan Bungur Besar No. 56 Jakarta. Asrama ini
didirikan atas inisiatif dan bantuan kepala perwakilan Kaigun di Jakarta,
Laksamana Muda Maeda pada bulan Oktober 1944. Dengan demikian kelompok ini
merupakan kelompok yang paling akhir terbentuk. Sebagai pengurus asrama oleh
Maeda ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo Djoyohadisuryo sebagai ketua dibantu
tokoh-tokoh muda Wikana. Di dalam asrama ini mendapat pendidikan politik dari
tokoh-tokoh nasionalis seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir,
Iwa Kusuma Sumantri, Latuharhary, R.P. Singgih, Ratu Langie, Maramis, dan
Buntaran. Kelompok ini menjalin kerja sama dengan kelompok bawah tanah yang
lain tetapi dengan hati-hati agar tidak dicurigai Jepang. Walaupun para pejuang
terbagi dalam kelompok-kelompok di atas dan menggunakan strategi perjuangan
yang berbeda, akan tetapi mereka memiliki kesamaan tujuan yakni mencapai
kemerdekaan Indonesia.
d.
Kelompok Amir Syarifuddin
Menjelang kedatangan Jepang di Indonesia, Amir Syarifuddin
berhubungan erat dengan P.J.A. Idenburg (pimpinan departemen pendidikan Hindia
Belanda). Melalui Dr. Charles Van der Plas, P.J.A. Idenburg membantu uang
sebesar 25.000 gulden kepada Amir Syarifuddin guna mengorganisir gerakan bawah
tanah melawan Jepang. Oleh karena itu kelompok ini anti fasis dan menolak kerja
sama dengan Jepang. Karena sangat keras dalam mengkritik Jepang maka Amir
Syarifuddin ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Jepang pada tahun 1944.
Atas bantuan Ir. Soekarno, hukumannya diubah menjadi hukuman seumur hidup akan
tetapi setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka, ia terbebas dari hukuman.
Gerakan-gerakan di atas dalam mencapai tujuannya melakukan
kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut.
1. Menjalin komunikasi dan memelihara semangat
nasionalisme.
2. Menyiapkan kekuatan untuk menyambut
kemerdekaan.
3. Mempropagandakan kesiapan untuk merdeka.
4. Memantau perkembangan Perang Pasifik.
5. Perjuangan
Melalui Perlawanan Bersenjata
E. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Bidang
ekonomi
a.
Struktur Ekonomi rakyat Indonesia rusak.
b.
Jepang memonopoli hasil bumi.
c.
Diadakan pengerahan untuk memenuhi kebutuhan
perang Jepang.
d.
Diterapkan sistem Autarki ( Rakyat di semua
daerah harus memenuhi kebutuhan sendiri Jepang memonopoli kekayaan alam Indonesia.
2. Bidang
pendidikan
Pendidikan mengalami penurunan, jumlah
sekolahpun semakin berkurang. Beberapa Sekolah yang ada saat itu :
A. Sekolah umum :
a. SR lama belajar 6 Tahun
b. SMP lama belajar 3 Tahun
c. SMA lama belajar 3 Tahun
B. Sekolah Guru :
a. Sekolah guru 2 Tahun.
b. Sekolah guru 4 Tahun
c. Sekolah guru 6 Tahun
3. Bidang
kebudayaan
A. Bahasa
Indonesia aktif digunakan sebagai bahasa pengantar.
B. Bahasa
Belanda dilarang digunakan.
a. Terbit
Koran berbahasa Jepang dan Bahasa Indonesia.
b. Film dengan bahasa Belanda di larang.
Diberlakukan
tradisi Seikeirei yaitu membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai
wujud penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matah
4. Bidang
birokrasi
a. Jepang
mengatur negara jajahan melalui :
Ø UU No.27
Tentang aturan pemerintah daerah.
Ø UU No.28
Tentang aturan pemerintah Syu (
Karesidenan ).
Ø Pembagian
daerah menjadi 3 Pemerintahan militer.
5. Bidang
polotik
Dimasa
pendudukan Jepang organisasi soosial Politik dilarang kecuali MIAI ( Majlis Islam Ala Indonesia ) karena dijadikan Mitra sebab sebagian besar penduduk
Indonesia beragama Islam, selanjutnya bl
Oktober 1943 MIAI diubah menjadi Masyumi.
6. Bidang militer
a. Bidang
militer bangsa Indonesia banyak memperoleh keuntungan dengan ditekankan
pendidikan :
1.
Seishin ( Semangat berjuang )
2.
Bhusido ( Kesatria berani mati )
b. Didirikan
organisasi militer PETA ( Pembela Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal
Pangkat :
1.
Daidanco
= Komandan batalyon.
2.
Cudanco
= Komandan Kompi.
3.
Shodanco = Komandan Pleton.
4.
Budanco
= Komandan regu.
5.
Giguyun
= Prajurit Sukarela
F.
Akhir Masa Pendudukan Jepang
1.
Pengeboman
hiroshama dan Nagasaki
Hiroshima adalah kota pelabuhan di tepi Laut
Pedalaman Seto yang dikenal sebagai pusat industri tekstil dan barang-barang
dari karet. Kota ini didirikan pada abad ke-16 sebagai kota istana di delta
Sungai Ota. Sejak zaman Meiji hingga berakhirnya Perang Dunia II, Hiroshima
merupakan pusat industri militer dan logistik untuk keperluan perang. Di antara
produk kebanggaan kota Hiroshima adalah mobil Mazda, makanan ringan merek
Calbee dan saus merek otofuku.
Nagasaki adalah ibu kota dan kota terbesar di Prefektur
Nagasaki yang terletak di pesisir sebelah barat daya Kyushu, Jepang. Lokasi
geografisnya adalah 32°44′ LU 129°52′ BT. Nagasaki adalah pusat pengaruh Eropa
di Jepang pada zaman pertengahan. Kota Nagasaki yang merupakan kota pelabuhan
di Jepang merupakan kota yang tidak terisolasi pada waktu jepang menerapkan
politik Isolasi(SAKKOKU). Pengaruh Eropa juga sangat terlihat dengan pesatnya
perkembangan agama kristen di kota Nagasaki pada zaman tersebut dan banyaknya
peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan Gereja yang masih terawat
hingga saat ini dan dijadikan.sebagai objek wisata. Pengeboman atom Hiroshima
dan Nagasaki adalah serangan nuklir selama Perang Dunia II terhadap kekaisaran
Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S.
Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang lainnya, senjata nuklir
"Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus
1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir
"Fat Man" di atas Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah
satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.
Bom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk. Enam hari setelah dijatuhkannya bom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles,melarang negara itu memiliki tenaga nuklir. Setelah menyerahnya jepang atas sekutu membuat pergerakan nasional yang saat itu Indonesia masih diduduki Jepang lebih leluasa. Hal ini yang memicu para nasionalins, terutama pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Bom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk. Enam hari setelah dijatuhkannya bom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles,melarang negara itu memiliki tenaga nuklir. Setelah menyerahnya jepang atas sekutu membuat pergerakan nasional yang saat itu Indonesia masih diduduki Jepang lebih leluasa. Hal ini yang memicu para nasionalins, terutama pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Pembentukan BPUPKI
Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan
pasukan jepang di Papua Nugini Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall yang
berhasil di pukul mundur oleh pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut ,
pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah
pendudukan jepang di jawa, mengumumkan pembentukan badan penyelidik Usaha-usaha
persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai ) . pengangkatan pengurus
ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 . dr. K . R . T. Radjiman
Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico ), sedangkan yang duduk sebagai ketua
muda (fuku kico ) pertama di jabat oleh seorang jepang, Shucokai cirebon yang
bernama Icibangase. R .P .Suroso diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di
bantu oleh Toyohiti Masuda dan Mr. A. G . Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945
dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik Usaha-Usaha persiapan
kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon (Sekarang
GedungDepartemen Luar negri ), jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh
dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang
bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam
belas yang baru ). Pada kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru
oleh Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih
oleh Toyohiko Mayuda.
a. Perumusan
Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan mengenai
dasar negara Inonesia merdeka.
1. Rumusan
Mr. Muh. Yamin tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk penyampaian
rumusan dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh Yamin mengemukakan lima
“Ajas Dasar Negara Republik Indonesia” sebagai berikut :
a). Peri Kemanusiaan
b). Peri Kemanusiaan
c). Peri Ketuhanan
d), Peri Kerakyatan
e). Kesejahteraan Rakyat
2.
Rumusan Prof. DR. Mr. Soepomo
Pada
tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia
Merdeka, yaitu sebagai berikut:
a). Persatuan
b). Kekeluargaan
c). Keseimbangan
d). Musyawarah
e). Keadilan Sosial
3. Rumusan Ir. Soekarno
Pada
tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama, itu
.pada kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian
dikenal sebagai ”Lahirnya pancasila ”.selain berisi pandangan mengenai dasar
negara Indonesia Merdeka ,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan
mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila
.Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar negara .Lima
dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut:
a). Kebangsaan Indonesia
b). Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c). Mufakat atau Demokrasi
d). Kesejahteraan Sosial
e). Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 jini 1945 BPUPKI membentuk panitia
kecil yang beranggotakan dengan 9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut
juga sebagai panitia sembilan. Anggotanya berjumlah 9orang yaitu sebagai
berikut :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh Hatta
3. Mr. Muh Yamin
4. Mr. Ahmad Subarjo
5. Mr. AA Maramis
6. Abdul Kadir Muzakir
7. KH Wachid Hasjim
8. H. Agus Salim
9. Abikusno Tjokrosjoso
Mr. Muh. Yamin
menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Rumusan
rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah sebagai berikut :
1. Ke-Tuhanan,
dengan kewajiban menjalankan Syari’at islam sebagai pemeluk-pemeluknya,
2. (menurut)
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Kesatuan
Indonesia
4. (dan)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pernusyawaratan
perwakilan
5. (serta
dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia
c. Rancangan UUD
Pada
tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal pembukaan atau
preambule (pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta. Hasil perumusan panitia
kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa yang
terdiri dari Husein Djaja Dininrat, H. Agus Salim dan Prof. Dr. Mr. Soetomo.
Persidangan kedua BPUPKI di laksanakan pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka
menerima laporan panitia perancang UUD. Ir. Soekarno selaku panitia melaporkan
3 hasil yaitu :
1.
Pernyatan Indonesia Merdeka
2.
Pembukaan UUD
3.
UUD (Batang Tubuh)
A. Reaksi Golongan Muda
1.
Kongres Pemuda Seluruh Jawa
tanggal
16 mei 1945 di bandung diadakan kongres pemuda seluruh jawa yang di prakarsai
angkatan moeda indonesia. Kongres pemuda itu dihadirin oleh lebih 100 pemuda.
Kongres tersebut menghimbau para pemuda di jawa hendaknya bersatu dan
mempersiapkan diri untuk melaksanakan proklamasi kemerdkaan . satelah 3 hari
kongres berlangsung, akhirnya
diputuskan
2 buah resolusi, yaitu :
1). Semua golongan
Indonesia, terutama golongan pemuda di persatukan dan dibulatkan di bawah satu
pimpinan nasional.
2). Dipercepatnya
pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia
B. Pembentukan Gerakan
Angkatan Baroe Indonesia
pernyataan pada kongres pemuda seluruh jawa tidak memuaskan
beberapa tokoh pemuda yang hadir. Mereka bertekad untuk menyatakan suatu
gerakan pemuda yang lebih radikal . diadakan suatu pertemuan rahasia di jakerta
utuk membentuk suatu panitia kusus yang di ke tuai oleh B. M. Diah . yang
menghasilkan pembentukan gerakan angkatan baroe indonesia misalnya:
1) mencapai persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat indonesia
2) menanamkan semangat revolusioner masa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat
1) mencapai persatuan yang kompak di antara seluruh golongan masyarakat indonesia
2) menanamkan semangat revolusioner masa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat
yang berdaulat.
3). Membentuk negara kesatuan Republik Indonesia
4). Bahu membahu bersama
Jepang untuk mempersatukan Indonesia, tetapi jika perlu
termasuk untuk
mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.
C. Pembentukan gerakan
rakyat baroe
gerakan
rakyat baroe yang di bentuk berdasarkan hasil sidang ke-8 cuo sangiin. Susunan
pengurus pusat organisasi ini terdiri dari 80 orang . anggotanya terdiri atas
penduduk asli indonesia dan bangsa jepang golongan cina, golongan arab dan
golongan peranakan eropa.
3. Pembentukan PPKI
Pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI di bubarkan sebagai
penggantinya pemerintah pendudukan jepang membentuk PPKI .Ir. soekarno untuk
sebagai ketua PPKI dan Drs. Muh hata ditunjuk sebagai wikil ketuanya ,
sedangkan Mr.Ahmad Soerbadjo ditunjuk sebagai penasehatnya .
4. PerisiwaRengasdengklok
Moh
Hatta berjanji akan menanyakan hal itu kepada Gunsekanbu. Setelah yakin bahwa
jepang telah menyerahkan kepada sekutu Moh. Hatta mengabil keputusan untuk
segera meninggalkan Anggota PPKI .rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh itu
menghasilkan keputusan ” kemerdekaan indonesia adalah hak dan soal indonesia
sendiri, tak dapat digantung pada orang dan negara lain.
5. Perumusan
Teks Proklamasi
Sebelum
mereka mulai merumskan naskah proklamasi . Kalimat pertama dari naskah
proklamasi merupakan saran dari Mr.Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan
BPUPKI , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Drs .Moh.
Hatta
6.
Pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
Pimpinan
bangsa Indonesia telah berdatangan ke jalan pegangsaan Timur. Adapun susunan
acara yang telah dipersiapkan adalah :
a.
Pembacaan Proklamasi
b.
Pengibaran bendera merah putih
c.
Sambutan walikota Soewirjo dan dr.
Muwardi
7.
Penyebaran Berita Proklamasi
Berits
Proklamsai yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan keseluruh Indonesia.
Selain lewat rasio, berita proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat sebaran.
8.
Reaksi Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Reaksi berbagai daerah di Indonesia terhadap
proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia adalah terjadinya perubahan
kekuasaan, baik dengan cara kekerasan maupun dengan cara perundingan.
G. Dominasi Ekonomi dan Industri Jepang terhadap Indonesia
Peranan Ekonomi jepang
terhadap Indonesia bisa di lihat dari :
1.Bidang Perdagangan
Dalam perdagangan
internasional, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal
ekspor-impor Indonesia. Pada periode 2006-2010, ekspor Indonesia memiliki tren
yang meningkat, sementara impor Indonesia dari Jepang juga meningkat di tingkat
yang lebih tinggi. Neraca perdagangan Indonesia-Jepang juga terus mengalami
surplus walaupun trennya cenderung menurun akibat peningkatan impor lebih besar
dari peningkatan ekspor.
2.Investasi
Dibanding
Negara-negara lain jepang lebih mendominasi investasi di Indonesia,faktanya
dari tahun 1967-2007 jumlah penanaman modal jepang di Indonesia mencapai angka
11,5% menduduki peringkat pertama.Selain itu lebih dari 1000 perusahaan jepang
beroprasi di Indonesia namun hal ini berdampak positif karena bertambahnya lapang
kerja untuk bangsa Indonesia.Jadi dari
sisi ekonomi antara Jepang dan Indonesia,Jepang lebih mendominasi dari pada
Indonesia,walaupun tidak dipungkiri banyak hal positif yang diterima oleh
Indonesia karena dengan adanya perusahaan-perusahaan Jepang dapat menambah
lapangan kerja untuk orang Indonesia,dan Jepang berperan dalam Pembangunan
ekonomi Indonesia,Walaupun sebenarnya kerja sama ekonomi antara kedua Negara
ini sangat erat karena barang yang mereka impor
di kembalikan lagi ke Indonesia dengan harga yang lebih mahal.
Dominasi Industri Jepang terhadap
Indonesia
Seperti yang sudah kita
ketahui, sektor industri di Indonesia telah banyak dikuasai oleh industri
asing. Hal ini disebabkan karena sebagian Indonesia masih merupakan Negara yang
konsumtif. salah satu yang sangat
mencolok yaitu dominasi industri jepang. Tidak bisa kita pungkiri bahwa
industri jepang di Indonesia memang mempunyai kualitas yang baik, terutama di
bidang otomotif dan elektronik.
1. Industri
otomotif
Industri otomotif
jepang di Indonesia sangat berkembang pesat dari awal masuknya hingga saat ini
karena Indonesia merupakan Negara yang sangat konsumtif dalam bidang
otomotif di tambah lagi dengan
tekhnologi dari jepang itu sendiri yang sudah sangat maju dan teruji
kualitasnya. Contohnya adalah sepeda motor,mobil,suku cadang,mesin dll.
Terutama yang paling dominan adalah sepeda motor dapat kita lihat sendiri
bagaimana fenomena yang terjadi di Indonesia motor sudah sangat menjamur dan
motor tersebut sebagian besar merupakan pabrikan jepang. Berbagai merek
otomotif yang sudah dapat dikatakan mendarah daging di Indonesia seperti
Suzuku, Yamaha, Toyota, Nissan dan sebagainya
2.
Industri elektronik
Seiring dengan era globalisasi dan
berkembangnya zaman, teknologi elektronik pun sangat berkembang pesat begitupun
Produk elektronik Jepang dikenal karena kualitas, durabilitas, dan
kecanggihan teknologinya di sisi lain elektronik jepang pun sudah terpercaya
kualitasnya dari sejak dulu . Orang-orang jepang di kenal dengan intelektual
dalam segi IPTEK nya, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa elektronik
jepang sudah paling unggul dan universal.Contohnya seperti
Kamera,Handphone,Televisi,Radio,Komputer,Kulkas dll.Tanpa kita sadari hidup
kita tidak bisa lepas dari produk elektronik dari jepang. Berbagai merek
elektronik Jepang yang banyak digunakan di Indonesia seperti Toshiba, Panasonic
dan Sanyo.
H. Berbagai Hal
Lain dari Jepang yang Melekat di Indonesia
1. Hiburan
Dunia pertelivisian Indonesia tidak
hanya diramaikan oleh berbagai tayangan hiburan
lokal Indonesia saja dari mulai Sinetron, Infotainment, Acara Musik,
Acara Kuliner dan acara-acara lainnya. dunia hiburan Indonesia juga di ramaikan
oleh munculnya berbagai acara hiburan dari Jepang yang terkenal ialah Cartoon.Cartoon merupakan animasi atau
gambar bergerak yang biasanya diperuntukan bagi anak-anak yang dikemas dengan
sangat menarik dengan perwatakan bukan hanya manusia tetapi binatang atau
benda-benda pun digambarkan dalam cartoon. Cartoon sendiri merupakan salah satu
kemajuan Jepang dalam mengelola teknologi hiburannya. Cartoon mulai ada di
Indonesia sekitar tahun 1990 yang pada saat itu diawali dengan kemunculan
cartoon Doraemon yang hingga saat ini masih menjadi salah satu tayangan cartoon
yang diminati masyarakat Indonesia. Selanjutnya disusul dengan berbagai cartoon
lainnya seperti Pokemon, Shinchan, Dragon Ball, Sailor Moon, Naruto, Detective
Conan dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya ternyata cartoon Jepang
tidak hanya dimnati oleh anak-anak tapi menjadi tontonan yang banyak pula
digemari oleh orang dewasa, bahkan di Indonesia sendiri memiliki komunitas
pecinta cartoon masing-masing. Dengan adanya cartoon dari Jepang ini semakin
menyemarakan dunia hiburan di Indonesia.
2.
Kerajinan
Indonesia memiliki
banyak bentuk budaya karena Indonesia merupakan negara yang memiliki
keanekaragaman yang cukup bevariasi. Adanaya berbagai budaya yang ada di
Indonesia memunculkan hal-hal yang menarik dari budaya itu dalah satunya ialah
kerajinan Indonesia yang memiliki motif yang detail nan indah yang memilki
nilai estetika yang tinggi. Beberapa kerajinan tradisional Indonesia seperti
Menjahit, Menyulam, Menenun dan sebagainya merupakan salah satu bentuk
kerajinan yang dapat menghasilkan suatu karaya yang memilki tingkat estetika
yang tinggi. Namun tanpa disadari beberapa kerajinan Jepang sudah menyusupi dan
berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia seperti Seni Manga dan Seni
Melipat Kertas Origami.
a.
Manga
Manga adalah seni animasi Jepang
dalam bentuk Sastra tulisan atau yang lebih dikenal dengan komik. Anime dan
manga, jika perhatikan nampaknya sudah benar-benar disukai oleh banyak anak
muda di Indonesia. Bahkan sebenarnya tidak hanya anak kecil dan remaja saja,
kadang-kadang orang dewasa (orang tua) pun ada yang ikut-ikutan hobi membaca
maupun mengoleksi komik Manga. Anime/manga Jepang sangat banyak, beranekaragam luar biasa,
jadi kualitasnya tinggi sekali.
Mengapa di Jepang, anime/manga berkembang hal Ini disebabkan, pelukis anime/manga Jepang berusaha mengadopsi faktor baik dari luar negeri dan menolak faktor yang tidak cocok. Gambar Toriyama Akira (pelukis Doragon Ball) terpengaruh oleh komik Amerika, Otomo Katsuhiro (pelukis Akira) terpengaruhi bande decine (komik Perancis). Bahkan, cikal bakal manga Jepang, almarhum Tezuka Osamu, sangat terpengaruh oleh anime Amerika (karya Disney, Betty Boop, dll).
Kini pada era globalisasi, pelukis Amerika dan Prancis terpengaruh oleh Jepang. Jelasnya, terjadi saling terpengaruh antara satu bangsa dengan bangsa lain.
Di Korea dan Taiwan sekarang sudah muncul penulis manga yang berasal dari bangsa mereka sendiri. Beberapa penulis sudah dikenal orang dan digemari di Jepang, misalnya Chen Weng dari Taiwan.
Mengapa di Jepang, anime/manga berkembang hal Ini disebabkan, pelukis anime/manga Jepang berusaha mengadopsi faktor baik dari luar negeri dan menolak faktor yang tidak cocok. Gambar Toriyama Akira (pelukis Doragon Ball) terpengaruh oleh komik Amerika, Otomo Katsuhiro (pelukis Akira) terpengaruhi bande decine (komik Perancis). Bahkan, cikal bakal manga Jepang, almarhum Tezuka Osamu, sangat terpengaruh oleh anime Amerika (karya Disney, Betty Boop, dll).
Kini pada era globalisasi, pelukis Amerika dan Prancis terpengaruh oleh Jepang. Jelasnya, terjadi saling terpengaruh antara satu bangsa dengan bangsa lain.
Di Korea dan Taiwan sekarang sudah muncul penulis manga yang berasal dari bangsa mereka sendiri. Beberapa penulis sudah dikenal orang dan digemari di Jepang, misalnya Chen Weng dari Taiwan.
b.
Origami
Origami merupakan kertas tradisional
Jepang yang memiliki aneka warna yang bervaaariasi. Origami sering digunakan
Jepang sebagai salah satu kerajinannya dalam hal melipat kertas. Hal ini
ternyata diadopsi pula oleh Indonesia, kertas origami merupakan hal yang tidak
asing bagi bangsa Indonesia. Origami merupakan salah satu alterntif kertas
terbaik dalam hal kerajinan melipat. Hingga kini Indonesia menggunakan origami
dalam versi yang sudah sangat kreatif.
3.Olahraga
Seni bela
diri Jepang sudah cukup terkenal dengan berbagai teknik dan gerakannya. Seni
bela diri Jepang merupakan olahraga yang memilki perkembangan yang cukup baik
terbukti bahwa banyak olehraga Bela Diri Jepang menjadi olahraga yang banyak
diadopsi negar lain. Seperti halnya Indonesia, sebenarnya Indonesia memiliki
olahraga bela diri tradisional yang cukup banyak seperti pencak silat namun
pada perjalanannya selanjutnya pencak silat semakin terkikis oleh berbagi seni
bela diri fari Jepang seperti Karate, Anggar, Judo maupun Sumo. Hal ini dapat terlihat
dari sangat minimnya pertandingan bela diri tradisional yang diadakan Indonesia
kenyataan lain berkata bahwa sekarang banyak olahraga bela diri Jepang yang
dipertandingkan dalam acara olahraga yang erbilang begengsi.
BAB III
KESIMPULAN
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan propaganda 3A dan
pembebasan asia dari penjajahan bangsa barat, namun pada kenyataannya pada masa
pemerintahan jepang Indonesia memjadi lebih terpuruk, karna sebanarnya
kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk menjajah negeri ini. Indonesia
adalah Negara asia terakhir yang dijajah bangsa Jepang. Pada masa pendudukan
Jepang bangsa Indonesia mendapat penderitaan yanf sangat berat tenaga kerja
Indonesia dikryk dengan habis dengan diadakanya system Rodi yang tidak
berprikemanusiaan dan kekayaan alam Indonesia terus dikeruk besar-besaran oleh
bangsa Jepang.
Maka dari itu lahirlah pergerakan-pergerakan nasional pada masa
pemdudukan Jepang, baik itu yang didirikan oleh pribumi ataupun Jepang, yaitu
sebagai berikut :
1.
Gerakan 3A
2.
MIAI
3.
Masyumi
4.
Putera
5.
Cuo Sangi In
6.
Jawa Hokokai
7.
Seinendan,
Fujinkai, dan Kaibodan
8.
Barisan
Pelopor, Heiho, PETA
Adapun reaksi rakyat terhadap pemerintahan pendudukan jepang adalah
sebagai berikut
a.
Gerakan berupa
perlawanan senjata
1.
Pemberontakan
Cot Plieng di Aceh
2.
Pemberontakan
di Singparna
3.
Pemberontakan
di Indramayu
4.
Pemberontakan
Teuku Hamid di Aceh
5.
Pemberontakan
peta di blitar
b.
Reaksi
perlawanan nonbersenjata
1.
Kelompok
sukarni
2.
Kelompok
syahrir
3.
Kelompok kaigun
4.
Kelompok Amir
syaripudin
Sampai saat ini peran jepang terhadap Indonesia masih mendominasi
sangat besar, sebagai contoh dalang system perekonomian bangsa Indonesia masih
dijadikan boneka Jepang, karna barang-barang yang di inpor dari Indonesia di
ekspor kembali, sehingga menimbulkan hasil yang sangat besar untuk perekonomian
Jepang.
Daftar Pustaka
Supriatna, N.(2009). Perkembangan Masyarakat Indonesia.
Bandung: Perpustakaan Nasional RI
Sakamoto, T. (1982). Jepang dulu dan sekarang. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Suryohadiprojo,
Sayidiman. (1988). Mayarakat Jepang
Dewasa ini. Jakarta: PT. Gramedia
Ricklef, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Beasley, W.G. (2003). Pengalaman
Jepang Sejarah Singkat Jepang. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1987). Pengalaman
dari Jepang. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gardana, F. (2009). Sejarah dunia.[online].
Alamsyah,
I. (2009). Letak Geografis Jepang.[online]
Tersedia: http://freeandzz.wordpress.com/2009/10/18/letak-geografis-jepang/
Tersedia: http://freeandzz.wordpress.com/2009/10/18/letak-geografis-jepang/
Hidayat, T.
(2008). Dominasi Permintaan Lahan Jepang.[online]
keren
ReplyDeleteTerima Kasih ☺ Admin Tampan :)
ReplyDelete