Menjadi seorang guru merupakan profesi mulia yang dijunjung tinggi martabatnya. Kualitas seorang guru akan menentukan kualitas anak didiknya di sekolah. Jika gurunya mapan, maka anak didiknya lebih berpeluang besar untuk menjadi luar biasa dan begitu juga sebaliknya. Pertanyaannya, bagaimana menjadi guru yang bisa memberi peluang menjadikan anak didik luar biasa? Pastilah gurunya yang harus terlebih dahulu menjadi luar biasa, khususnya secara akademisi.
Dalam pengantar bukunya; "Panduan Penelitian Tindakan Kelas," Suyadi, berujar; "...Seorang guru akan menjadi luar biasa, ketika ia mampu melaporkan penelitiannya dalam bentuk karya tulis ilmiah (hal. 5). Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa guru yang hebat bukanlah guru yang telah lulus sertifikasi dalam jabatannya. Melainkan mereka yang masih bersedia untuk belajar di samping ia juga giat menunaikan tugasnya untuk mengajar. Dan salah satu ajang pembelajaran bagi guru untuk menjadi guru berkualitas dan luar biasa adalah ajang penelitian tindakan kelas (PTK), yang kemudian disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Selanjutnya inti dari gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
PTK dimaksudkan sebagai tindak lanjut seorang guru setelah keluar dari ruang kelas. Tindakan pasca tugas ini berupa perenungan, evaluasi, memperbaiki, dan menyimpulkan apa yang telah terjadi. Tujuannya ingin memperbaiki profesinya (guru), sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat. Dengan PTK, kesalahan praktik pembelajaran diharapkan bisa diketahui lebih dini sehingga dapat di segera diperbaiki sesegera mungkin.
PTK ini penting karena 5 alasan. Pertama, PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya (guru) dan muridnya. Kedua, PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sekedar seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.
Penelitian Terapan
Ketiga, pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan tugas pokoknya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Keempat dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Dan kelima, penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
PTK ini berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru diharapkan dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.
Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual dan faktual yang dihadapi oleh guru di "lapangan" pengabdiannya. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda, yakni sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.
Buku ini, mengupas tuntas bagaimana cara membuat dan menyusun PTK yang baik, mulai dari prosedur melakukan PTK (hal. 49-68), membuat proposal PTK (hal. 69-86), menyusun laporan PTK (hal. 87-98), hingga seluk-beluk yang berkaitan dengan PTK. Dengan sistematis, buku ini menyajikan dan mempermudah pembaca untuk bisa menyusun PTK dengan baik. Dari bab ke bab dalam buku ini tetap berubungan erat, sehingga untuk bisa mempraktikkan PTK menuntut pembaca untuk membaca buku ini secara runtut bab demi bab, tidak meloncat-loncat.
Lihat saja, ketika kita ingin langsung membuat proposal PTK, yang dalam buku ini ada pada bab III, maka mau tidak mau kita harus tahu PTK terlebih dahulu secara utuh, yang dalam buku ini ada pada bab I. Memang, buku ini sangat cocok untuk dibaca siapa saja yang ingin menjadi pendidik atau guru yang keberadaannya sangat menentukan kualitas anak didiknya di masa selanjutnya. ***
Data Buku
Judul : Panduan Penelitian Tindakan Kelas
Penulis : Suyadi
Penerbit : Diva Press, Jogjakarta
Cetakan : I November 2010 dan II Februari 2011
Tebal : 86 halaman
Download via tusfiles di
No comments:
Post a Comment