10/23/2018

3 Girls I've Amazed Before


Sebagaimana normalnya sebuah kehidupan, kita para insan yang menjalaninya pasti telah dipertemukan dengan para insan lainnya. Ada pertemuan yang memberikan kesan, ada juga yang tidak. 

Pertemuan yang memberikan kesan pun bisa berupa kesan baik, bisa juga kesan buruk. Aku bukan tipikal orang yang senang cerita kesan yang buruk, jadi aku perkecil pembahasan artikel ini menjadi hanya kesan yang baik saja. ehe *pencitraan

Orang-orang yang memberikan kesan baik bagiku bisa macam-macam. Ada yang berwujud orang tua penyayang, guru yang bodor, dosen yang pinter, temen yang gokil, temennya temen yang kalau denger dari ceritanya temen kayaknya keren (ini gak aci), ada juga yang berwujud perempuan-perempuan yang membuatku kagum. *sengaja dibold.

To all the girls I've amazed before.

Itu judul yang pertama kali terpikir ketika menulis paragraf sebelum ini. Terinspirasi dari sebuah film original Netflix yang mengisahkan Lara Jean beserta para pria yang pernah ia sukai. Filmnya sweet af btw.


Netflix and Chill


Tapi aku kemudian berubah pikiran, aku malah ingin ganti judul artikel ini. Kenapa? Karena dalam hidupku, aku hanya pernah kagum sama tiga wanita aja alias segini mah keitung dikit banget anjir. Satu, udah jadi mantan. Dua, baru ketemu beberapa kali doang. Walau begitu, kesan yang ditinggalkan mereka masih segar di ingatanku kok. ehe

Tiga wanita yang akan aku tulis di sini seumur dan aku kenal di real life. Berarti Crystal Widjaja (Big Data Gojek), Laksita Paramita (founder Voira Socks), dan Putri Tanjung (founder EO El Paradiso) gak akan aku masukan karena walau mereka pada awesome, aku gak mengenalnya in real life. Aku kenal mereka lewat TV dan social media, mereka gak kenal aku sama sekali. *Iya lah, siapa juga gue.

Hal ini juga berarti ibuku, para uwa dan bibi, para guru, dan para dosen perempuan yang pada awesome gak akan aku masukin, alasannya karena mereka gak seumur. 


Sampai sini ngerti yah?


NGERTIII.




_____________

Tanpa basa-basi lagi. Ini dia tiga perempuan yang (pernah) membuatku kagum: 


1. NIA

Saat masih menjadi seorang mahasiswa baru tepatnya di hari terakhir Masa Orientasi Kampus (MOKA-KU) aku sedang duduk bersama ribuan mahasiswa baru lainnya  di Gymnasium UPI, terkagum-kagum oleh para senior yang sedang demo mempromosikan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mereka ikuti.
Moka-ku alias ospek

There are two kind of people. Satu, jenis orang yang lebih suka olah-raga. Dua, jenis orang yang lebih suka seni. Aku adalah tipikal yang kedua. Makanya di hari itu, aku lebih terpesona oleh para senior yang mempertontonkan UKM seni ketimbang UKM olah-raga.

Menjelang sore ada penampilan angklung dan tari saman, saat menontonnya dari kejauhan, aku merasa mereka keren banget. Para senior dengan keceriannya bermain angklung, lalu penuh energi saat nari saman. Menonton mereka membuatku membulatkan tekad, aku juga ingin dikelilingi oleh orang-orang ceria dan penuh energi kayak mereka. Aku juga ingin menjadi bagian dari sebuah UKM.

UKM seni itu bernama KABUMI.


Mungkin kalau si Jason Ranti kuliah di kampusku, dia bakal bikin lagu judulnya Stephanie Anak Kabumi.

UKM Kabumi concern ke seni tradisional, khusunya angklung, gamelan dan tari. Setiap anggota kabumi diharuskan mengikuti 2 kagiatan. Pertama, semua anggota wajib belajar angklung. Kedua, boleh milih salah satu antara belajar gamelan atau belajar nari. Nantinya aku akan pilih belajar tari saman.
_____________

Kembali ke sehabis MOKA-KU.

Minggu pertama kuliah aku ngajak setiap kenalanku di kampus buat ikut Kabumi. Singkat cerita, aku berhasil ngajak dua orang. Dua-duanya berasal dari SMA yang sama denganku. Orang pertama Gilang Eka dari prodi Sejarah, orang kedua bernama Naddy dari prodi Teknik Sipil. Walau mereka awalnya gak mau, tapi dengan skill diplomasi yang aku miliki, mereka akhirnya bisa luluh juga. xixi *harusnya dulu ngambil jurusan HI nih aeng

Kemudian kita bertiga melawan dunia. *lebay

Maksudnya kita bertiga mendaftar KABUMI. 

Itu adalah pertama dan terakhir kalinya mereka ikut, minggu berikutnya sampai seterusnya, Gilang dan Naddy gak mau diajak lagi. Langkah mereka terhenti setelah pendaftaran dan wawancara perkenalan. Bagaimanapun aku membujuk, mereka tetep gak mau ikut lagi. huhu *skill diplomasiku masih cupu. :(
__________

Jiwa seni dalam diriku tak lantas padam. Walau tanpa Gilang dan Naddy, aku memilih tetap meneruskan mengikuti UKM. Sendirian. 

Minggu pertama latihan, para anggota baru dibarisin kayak anak pramuka. Kemudian para senior di depan nyontohin gerakan dasar tari.  Kebanyakan gerakannya mengharuskan kelenturan pergelangan tangan dan jari-jemari. 


Pergelangan tangan dan jari aku kaku banget anjir. Minder. huhu

Di tengah suasana mati gaya karena persendian yang kaku, juga karena belum mengenal siapa-siapa, tiba-tiba dari samping kanan ada suara perempuan, "Hey bukan gitu caranya tapi gini!"

Aku menoleh, tenyata suara tersebut berasal dari teteh-teteh mbem hitam manis. Teteh itu kemudian mencontohkan gerakan tangan dengan kelenturan bagai penari merak. Anggun.

"Wih, baru latihan pertama kok udah jago sih?" tanyaku.

Teteh mbem menjawab,"iya lah, orang aku jurusan seni tari.

Skip
______

Selanjutnya aku sama teteh mbem itu makin akrab. Dia kakak tingkat beda satu tahun, jurusannya seni tari. Fakultas kita juga tetanggaan, karenanya kita jadi sering saling tunggu sehabis kelas agar bisa pergi UKM barengan.

Di suatu senja sehabis latihan Kabumi, dia mengajak aku makan bareng karena dia sedang ingin makan di sekitaran Gegerkalong (deket kostanku), alasannya karena katanya dia lagi bosen sama makanan yang ada di sekitar Cilimus (deket kostan dia).

Long story short, kita telah duduk berhadapan di sebuah meja. Dia mengangkat tangan, pelayan menghampiri, lalu dia pesan makanan dengan cara paling sopan yang pernah aku lihat.

I think I love the way she treat a waiter.

Susah sih menggambarkannya, kamu harus ketemu dia dulu untuk menyaksikan betapa sopannya dia memperlakukan pelayan saat itu. Intonasinya, ekspresinya, pemilihan katanya, pas banget. Setelah memesan, tak lupa dia mengakhirinya dengan ucapan 'makasih ya, mas' dengan senyuman tipis. Manis.

Aku di meja seberang seketika amaze dan berkata dalam hati, "Sopan banget eh si teteh mbem ini."

______

Mestakung, semesta mendukung.

Bukan hanya aku aja yang kagum sama dia, tapi ternyata berlaku juga sebaliknya. Dia juga mengagumiku. ehe

Malah aku merasa kalau dulu tuh dia yang suka duluan. Soalnya dulu dia yang suka chat duluan buat saling tunggu belakang fakultas, dia juga yang suka inisitif ngajak makan bareng, dia juga yang suka minta anter kalau pulang latihan kemaleman, dia juga yang pertama ngajakin ngedate. 

Pokoknya, dia yang sering ngajak, aku yang sering diajak. ehe

The perks of ngegebet senior. 

Senior yang akan lebih inisiatif, soalnya senior udah kuliah sebelum kita. Jadi pastinya mereka bakal lebih tau soal belantika pergaulan cool kids di sekitaran kampus. hahaa
______


Aku percaya bahwa setiap orang yang kita temui pasti akan meninggalkan bekas. Entah sementara, entah lebih lama.

Dalam kasus Nia. Bekas itu bertahan lebih lama daripada hubungan kita.

Met Nia was my turning point.

Sebelum ketemu Nia, aku adalah tipikal orang yang masa bodo dengan pendapat orang lain terhadapku. Apalagi sama orang asing, aku pasti  bakal masa bodo to the max.
_____

Beberapa bulan lalu sekitar Mei 2018 aku naik bus Damri. Di seberang bangku tempat aku duduk ada bapak-bapak nanya ke mas-mas,  "Upami ti Ledeng ka Leuwi Panjang mayarna sabaraha yah, A?"

Mas-masnya jawab, "Jauh dekat 5 ribu, pak."

"Oh, nuhun, A" kata si bapak.

Lalu mas-masnya buka smartphone, eh gawai. Seolah ngasih isyarat pada si bapak supaya jangan ngajak ngobrol dia lagi

Sungguh sebuah perilaku tidak someah. Seperlunya, sekenanya. Tanpa basa-basi, tanpa senyum ramah, tanpa 'sami-sami' atau 'sawangsulna' keluar dari mulut si mas-nya.

Menyaksikan kejadian ini dari bangku seberang, aku merasa kalau ini lagi flashback. Beberapa tahun yang lalu aku pernah loh seperti mas-mas nyebelin itu. Ketus sama orang asing. :(

But Nia changed me.

Ada beberapa orang yang kita temui dalam hidup ini di mata kita begitu keren banget, saking kerennya bahkan membuat kita berkata dalam hati, "Aku pengen deh sekeren dia."

Di hidupku, salah satu orang keren itu adalah Nia. Semakin sering melihat keramah-tamahannya kepada orang asing, semakin ingin juga aku menjadi pribadi yang lebih friendly kaya dia, lebih ramah kaya dia, lebih murah senyum kaya dia, lebih supel kaya dia.
________

Awal-awal pacaran sama dia, mungkin tanpa sadar aku berubah. Makin lama pacaran sama dia, aku yakin aku telah jauh berubah.

Orang-orang yang kenal denganku setelah aku kenal dengan Nia, kebanyakan beranggapan kalau aku adalah orang yang asyik dan seru. Padahal sebelumnya, kata sifat itu sama sekali gak identik dengan kepribadianku. Kecuali sama temen yang udah kenal lama.

Lucu juga.

Ternyata hanya dengan perubahan kecil saja, rasanya seperti aku telah melakukan perubahan yang besar.

Setelah aku ketemu dia aku merasa menjadi pribadi yang lebih........ friendly.

It's funny how day by day nothing changes. But when I look back, everything is different.
___________________ 


Pasar malam enthusiast

There always a, "kalau bukan karena dia, gue gak bakal kayak sekarang" person in our life. - @Monstreza


2. RISMA

Risma pernah aku ceritain di sini. *Btw yang ada underline bisa diklik. ehe


Bagian yang belum sempet aku ceritain adalah dua hal ini:


Dia tau apa yang dia gak suka.


Sore-sore di Pine Hill, Maribaya, kita berdua duduk di sebuah bangku untuk beristirahat sambil menunggu malam. Ngobrol ngalor ngidul ke sana ke mari, hingga suatu obrolan mengarah ke pertemanannya. Dia bilang, "Aku gak suka sama temen-temenku, mama aku juga gak suka. Menurut mama aku mereka itu ngasih pengaruh buruk. Aku jadi suka bohong, suka pulang malem."


"Lah, kalau kamu gak suka. Kenapa masih temenan?", tanyaku.


"Iya, karena aku gak punya circle lagi selain mereka.", jawabnya


Mendengar dia ngomong gitu dalam hati, "Anjir kok dia bisa accept sih. Maksudnya dulu aku juga pernah loh ngerasa gitu, merasa temen-temenku saat itu gak membawa aku berkembang. Tetapi bedanya aku selalu denial, juga gak akan bilang siapa-siapa." 


Saat ngobrol sama dia, aku merasa lagi ketemu diri aku sendiri tapi versi lebih tau apa yang dirasa, lebih berani untuk bilang. Kayak yang lagi berkaca terus bayangan di kaca lebih cakep dari kita. Itu yang aku rasakan.


Satu lagi, sebelum puasa 2018 kita ngetrip ke Istora, Jakarta Pusat. Dalam perjalan di bus jurusan Leuwi Panjang - Kalideres, kita ngobrol banyak hal sampai ke satu topik yang membuat dia pernah bilang, "Ibu aku tuh orangnya munafik. Ibu aku kalau di depan tetangga dia baik banget, tapi kalau udah pulang ke rumah terus berdua sama aku, dia ngomongin mereka."


Damn! Kok sejujur ini sih? Aku juga punya perasaan kaya gitu ke orang tua sendiri, tapi gak akan bilang siapa-siapa soal bagian mana dari mereka yang aku gak suka. Tapi cewek ini, dia beda. That's why aku selalu mesem-mesem kalau lagi dengerin cerita dia. Anaknya jujur banget.

______________

Alasan lain yang membuatku kagum adalah:


Dia suka challenge


Dia cerita kalau temen satu gengnya pernah iseng ngomongin soal mereka semua akan patungan buat beli perlengkapan alat make-up yang harganya sekitar sejutaan, hadiahnya nanti dikasih ke salah satu dari mereka yang berani buat ditindik.


"Terus siapa yang berani?" , tanyaku.


Sambil ngunyah permen karet yang aku kasih, Risma senyum lalu ngangkat rambut yang ngehalangin telinga kirinya sambil memperlihatkan ada tindikan di cuping atasnya.



Susah nyari gambar yang mirip. Pokoknya kaya anting gitu, lingkaran. ehe

"Jadi kamu?", mencoba memastikan.

Masih dengan senyum bangga sambil ngunyah permen karet, dia bilang, "Iya, aku."


Gilaa! Gokil nih cewek!


Merasa aneh karena wajahnya yang gak pake make-up, aku lantas bertanya, "Tapi kenapa hari ini kamu gak pake make-up apa-apa?"


"Aku gak suka pake make-up.", jawab Risma.


"Lah terus kenapa kamu bela-belaan mau ditindik?", aku penasaran.


Dia menjawab, "cuma pengen aja. Daripada gak ada yang berani yakan."


What the?  


Entah kenapa mendengarnya membuat aku merasa sedikit emosi. Dia itu tipikal orang yang akan membuat orang lain iri karena lebih berani untuk bertindak. Sedangkan aku tipikal yang seneng nunda-nunda nunggu orang lain duluan, kalau mereka gagal baru aku maju. Singkatnya, aku lebih pengecut.


Kepribadian kayak Risma gini ada juga di selebtweet yang aku follow.

Kunawhy mesti ada "THE PLACE I DON"T REALLY LIKE"

Fans MU pasti emosi jiwa tuh. Ada orang lain yang gak suka-suka amat, tapi bisa mendapatkan sesuatu yang kita suka banget. Sungguh membuat envy. 

_________

Maskulin - Feminim

Maskulin adalah sifat yang melekat pada lelaki. Feminim adalah sifat yang melekat pada perempuan.

Btw Risma belum bisa bawa kendaraan sendiri. Tapi tetap saja aku merasa dia lebih maskulin daripada aku. Lucu juga aku merasa kalah maskulin dengan cewek yang gak ada tomboy-tomboynya.

Setiap orang yang kita temui pasti akan meninggalkan bekas. Bekas yang ditingalkan Risma adalah:

  • Ingin lebih accept atas apa yang aku punya beserta kekurangannya, gak denial lagi seolah ini sudah yang terbaik.
  • Ingin lebih berani bertindak
  • Meski gak suka-suka amat, aku akan tetap akan ngejar sesuatu yang perpotensi membuat orang lain envy. hahaa


3. FANNY

Aku pertama kali berinteraksi dengan Fanny adalah ketika kita berdua saling reply di sebuah twit yang akhir September 2018  sedang viral. Twitnya yang ini:

Pura-pura polos demi pertemanan


Dari saling reply itu, aku merasa kalau dia adalah wanita yang bodor, receh dan dikit-dikit becanda plesetan. You know, di mataku dia tipikal karakter yang penuh warna. Mungkin sejenis manic pixie dream girl,

Manic Pixie Dream Girl.

Itu adalah istilah untuk karakter cewek di film yang memberikan warna ke kehidupan karakter cowok yang sebelum ketemu karakter cewek, hidupnya hitam putih. Sebenernya bisa juga sebaliknya, tapi aku gak tau istilahnya. Asa gak familiar aja kalau ada manic pixie dream boy. huhu

Ini tuh kaya formula mainstream di dunia film.  Aku kasih contoh aja ya, manic pixie dream girl itu seperti:
  1. Summer di (500) Days of Summer
  2. Margo di Papertowns
  3. Chihaya di Chihayafuru
  4. Sakura Yamauchi di film I Want To Eat Your Pancreas
  5. Kaori di film Your Lie in April
  6. Audrey Hepburn di banyak film jadul
Biasanya berwujud cewek cantik yang ceria datang ke kehidupan cowok cakep yang monoton.
_____________

Aku merasa hidupku sekarang kaya Tom di film (500) Days of Summer, gak semangat-semangat amat, berasa monokrom. Seperti halnya Tom, aku juga berharap ada sesuatu yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Ketemu Manic Pixie Dream Girl misal. ehe

I think syndrome kayak gini mirip kayak cewek kekoreaan. Kalau cewek kekoreaan berharap ketemu cowok romantis af kayak di drama-drama korea. Kalau aku berharap ketemu cewek yang ngasih positive vibes kaya manic pixie dream girl. 

Makanya aku suka enggas kalau ada cewek lucu maen twitter. Berharap dia satu referensi, ceria, dan ngasih positive vibes. Dengan kata lain, mewarnai hidupku.

Before you came into my life
Everything was black and white
Now all I see is colour
Like a rainbow in the sky

(Colour - MNEK feat Heilee Steinfield)

_________

Kembali ke twitter.

Setelah saling reply, aku follow dia, dia follback. Aku menyapa via DM, dibales. Straight to the point, aku langsung ajak dia buat ngedate tanggal 20 Oktober 2018. Dia minta ijin ke mamanya, diijin. Aku minta  no WA dia, dikasih. Kita kemudian saling berbalas chat.

"Beli tiket presale-1 aja dulu dua biji. Nanti ngedatenya sama siapa, urusan belakangan."- Rifal

Di WA kita ngobrolin hal-hal remeh, yang kalau bukan sama dia mungkin aku gak akan ngobrolin topik-topik ini:
1. Ngobrolin soal Namaste
2. Kalimat majemuk bertingkat
3. Keributan twitter (Bibit unggul dan hutang 500rb)

Dia tuh kaya bisa diajak ngebahas segala hal.

Istilahnya apa ya? Oh ini, SATU FREKUENSI.

Bukan hanya itu, ada satu hal dari Fanny yang berbeda dari perempaun lainnya. Dia itu fear of missing out (FOMO). Suatu perasaan tidak tenang ketika melewatkan sesuatu yang lagi trend. Suatu perasaan yang ingin tau lebih dulu. Suatu perasaan yang akan merasa menyesal bila terlambat tau daripada yang lain.


Dia bagai gelas yang baru penuh setengah. Di satu sisi dia telah banyak tau berbagai hal, walau begitu di sisi lain dia masih menyisakan ruang kosong untuk rasa penasaran.

I love the way she corious about something.

Seperti aku, dia penasaran dalam banyak hal. Contohnya dia mencari tau kalau ada referensi pop culture yang aku sisipkan dalam chat (Kinnikuman), dia juga mau membeli buku yang aku suka (Bumi Manusia), dia juga penasaran dengan series yang aku tonton (Cosmos), dia juga baca webtoon yang aku suka (Terlalu Tampan).

Setelah ketemu tanggal 20 Oktober 2018, banyak hal lain yang membuat aku merasa gak salah karena telah ngajak cewek ini. Aku merasa punya semacam kemampuan untuk menganalisa kepribadian seseorang dari twitnya doang. Sesuai yang aku harapkan, dia yang asli ternyata sama serunya kayak dia pas maen twitter. Gokil gak tuh. *Harusnya dulu ngambil psikologi sih aing.

Fanny anaknya ceria banget, malah bisa dibilang receh karena gampang banget ketawa. Ngelihat Rasmus nge-MC aja, dia ngakak sendirian. Aku ngakak sendirian kayak gitu, paling kalau lagi nonton anime Gintama doang. Btw Rasmus emang lucu sih, tapi ya paling buat orang-orang biasa mesem-mesem aja, gak sampe ketawa ngakak guling-guling. Tapi kalau Fanny, dengan kerecehannya (in a good way), kayaknya gampang banget gitu buat dia untuk ngerasa bahagia. Sungguh sebuah kepribadian yang ngasih positive vibes. ehe

NAIF raja pensi buat band. Rasmus raja pensi buat MC.


Hal yang aku baru tau lainnya, dia ternyata adalah mantan teteh-teteh bercadar yang baru aja membuka cadarnya, dia punya tipikal cowok idaman anak seni yang gondrong kek Adhitia Sofyan, dia juga mantan selebgram yang lagi vakum kayak Awkarin kemarin. Tapi bedanya Awkarin ngejual account IG-nya ke dirinya sendiri, Fanny enggak.

Awkarin = Anak Danus.

Singkat kata, 2 hal yang paling membuatku kagum sama dia adalah karena kita sama-sama satu frekuensi dan  FOMO.

Mungkin akhirnya tidak seperti Manic Pixie Dream Girl yang aku bayangkan, tidak membuat berdebar-debar di dada seperti perasaan saat Tom ketemu Summer. But somehow tetep aja dia telah membuatku kagum. Anak twitter never failed me. :)
Pergi ngedate ke gig, tak pernah mengecewakanku
Setiap orang yang kita temui pasti akan meninggalkan bekas. Bekas yang ditingalkan Fanny adalah:

  • Aku ingin terus memiliki sifat FOMO. Setelah kenal dia aku tau kalau saat seorang FOMO ketemu orang FOMO lainnya, rasanya seru.
  • Jika dengan kerecehan dan keceriaan dia bisa membuat suasana hatiku ikut bahagia. Berarti aku juga bisa dong menjadi pribadi yang lebih ceria dan membuat orang lain di sekitarku bahagia juga. ehe



KESIMPULAN

Aku selalu percaya bahwa macam-macam kepribadian manusia itu mirip kaya macam-macam rasa Indomie.

Indomie goreng original setara sama orang yang punya manner bagus dan inntelegence tinggi, hampir semua orang bakal suka,

Indomie empal gentong, sambel matah, salted egg dan berbagai rasa unik lainnya seperti kepribadian kebanyakan dari kita, para manusia biasa. Gak disukai semua orang, tapi masing-masing rasa selalu ada penikmatnya.

Dengan kata lain, aku baru menemukan 3 rasa yang aku suka:
1. Nia, karena ramah dan supel.
2. Risma, karena jujur, suka tantangan, dan senang membuat orang lain envy.
3. Fanny, karena satu frekuensi dan FOMO

Di mataku, mereka bertiga itu kaya unique snowflakes. Gak ada yang persis sama, tapi semuanya tetap terlihat indah.


Unique Snowflakes, walau berbeda tapi semuanya indah.

__________

Mungkin maen kamu kurang jauh pulang kamu kurang malem, Fal? Makanya belum ketemu banyak cewe keren.

Mungkin iya.

Tapi aku pernah loh ketemu cewek independen, pernah juga ketemu cewek polos-polos menggemaskan, pernah juga ketemu cewek yang otak bisnisnya jalan terus, pernah juga ketemu cewek hits yang gaul af. Itu semua adalah kepribadian yang positif loh, tapi....

Tapi ya gitu....

Mereka bagai rasa indomie yang aku gak suka. 

Walau demikian, aku yakin ada banyak orang lain di luar sana yang menyukai rasa-rasa yang aku gak suka. Alias setiap kepribadian punya pasarnya masing-masing.
_________


Kesan yang telah diberikan Nia, Risma dan Fanny sepertinya akan bertahan lama di ingatanku. Mungkin tanpa aku sadari, mereka abadi. Bertransformasi menjadi kepribadianku yang setelah bertemu mereka menjadi berubah karena rasa kagumku.

Mereka sengaja aku tuliskan di sini agar saat nanti aku semakin tua dan semakin lemah mengingat, aku bisa membaca ini untuk membawaku kembali. Kembali ke masa di mana ada wanita yang pernah aku kagumi.

Before I too old to remember every good things in life. I write it.

________

Dengan berakhirnya tulisan ini, sudah resmi pula mereka telah aku abadikan. Mereka selamanya akan tetap menjadi............

3 girls I've amazed before. 

And still.

I think. 


______
_______
_______
_______
_______





Some throwbacks will not hurt anybody, right?


Tapi tetep aja aku ngerasanya gak enak.

Nulis ini, aku merasa telah jahat ke para mantan dan semua yang pergi tanpa sempat aku miliki. I think, aku juga pernah amaze deh ke selain mereka bertiga. Bagaimanapun para wanita-wanita terdahulu pernah membuatku merasa jadi seseorang yang beruntung telah hidup di bumi. Tapi mungkin mereka gak sempat aku tulisin aja.

Lagipula ini kan judulnya girls I've amazed before, bukan girls I've loved before. Jadi bukan berarti karena para mantan kekasih dan mantan gebetan gak ditulisin kayak gini, mereka belum pernah menempati posisi spesial di hatiMereka pernah kok, once.

Gitu. ehe

___________
___________
___________
___________












5 comments: