5/14/2018

Ketemu sama kenalan baru yang ngobrolnya nyambung adalah salah satu kenikmatan terbaik dalam sebuah kehidupan yang fana ini.


Semakin dewasa, jumlah teman-teman yang siap sedia dimintai bantuan kapan saja semakin berkurang.  

Mereka sekarang sudah mempunyai kesibukan sendiri-sendiri. Ada yang sibuk berkarya, ada yang sibuk lanjutin kuliah, ada yang sibuk ngejar-ngejar pembimbing skripsi, ada yang sibuk sama pacar baru, sibuk membangun bahtera rumah tangga, sibuk merintis usaha, sibuk jadi duta-dutaan, sibuk jadi budak korporat, sibuk hijrah, sibuk trading cryptocurrency, sibuk nyari downline, sibuk jualan kaos #2019GantiPresiden, sibuk push rank ampe Mythic, sibuk bayar cicilan, atau temen yang sibuk mikirin kenapa orang lain pada sibuk sedangkan dirinya kagak. huhu

Aku juga melakukan hal yang sama. Saat dihadapkan pada urusan yang menurutku lebih penting, urusan mempertahankan hubungan perteman dengan teman lama jadi kerasa gak penting-penting  amat. xixixi

________

Dari dulu aku tau kalau hal kaya gini pasti akan terjadi. Hal ini sebelumnya telah terjadi pada para Senpai, tinggal menunggu waktu saja hingga giliranku tiba. huhu

_______

People come and go.

Ada yang datang, ada pula yang pergi.
Sad but true


Sayangnya, orang-orang yang dateng gak seperti orang-orang yang pergi. Yang pergi, priceless.  Yang datang, wierdos.

Biasanya kenalan baru itu kebanyakan:
  1. Orangnya sok asyik
  2. Gap umur yang kejauhan.
  3. Ngobrolnya gak nyambung
  4. Gak semangat bahas topik apapun
  5. Sekalinya asyik, dia dominan jadi pencerita dan motong-motong mulu kalau jadi pendengar.
  6. Awkward-an
  7. Terlalu freak
  8. Dan berbagai hal tai lainnya yang membuat kita mikir, "Emang udah paling bener kalau temen lama yang terbaik."
Jika kamu membaca ini terus ngerasa, "Ah enggak kok, aku seru-seru aja ketemu siapapun". Mungkin itu karena kamu adalah si no 1 atau si no 5. xixixi

_________

Sayangnya, temen lama pun juga berubah. Gak seasyik pas dulu. 

Everybody changing. Situation changing. Time flies~
Everybody's Changing - Keane


Kalau keadaan ini terus berlanjut. Kalau temen yang pergi lebih banyak ketimbang temen yang datang, takutnya nanti mengakibatkan defisit jumlah teman.

Menurutku, semakin sedikit jumlah temen yang seru, berbanding lurus dengan semakin seringnya kita merasa kesepian.

KESEPIAN. *dicapslock biar horror

Squidward di Squidville, kesepian.
______

Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan perasan KESEPIAN. *masih dicapslock biar kesan horror-nya gak ilang.

Hanya saja aku pribadi paling suka menghilangkan kesepian dengan berada di keramaian atau menyempatkan diri ketemu orang baru.

Sebagai orang dewasa, aku dituntut harus punya kenalan baru sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, nanti bisa di-filter kira-kira mana yang cukup asyik buat  jadi temen, mana yang gak asik-asik amat dan cuma akan berakhir menjadi kenalan selewat doang.

Orang dewasa itu jangan pasif, tapi harus aktif!

Punya hobby, join komunitas!
Punya band favorit, join komunitas!
Punya mobil baru, join komunitas!
Punya klub bola kesukaan, join komunitas!

Sekali lagi, orang dewasa itu harus aktif jangan pasif!
_______________
_______________
_______________

Sayangnya, gue adalah tipikal orang dewasa yang pasif. Huhu *lah pegimane?

Dalam kasusku yang adalah seorang introvert, kepasifanku diuntungkan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang demikian cepat.

Untuk bisa dapet kenalan baru misal, ketimbang join komunitas ini itu, aku lebih suka menggunakan Tinder. xixixi

TINDER

Swipe-swipe

Flashback dikit boleh kali ya? Xixixi

Tahun 2014.


Di sekitaran Oktober/ November 2014, relationship-ku yang telah terjalin selama dua tahun lebih sikit dengan Senpai fakultas sebelah akhirnya kandas. Malem mingguku yang sebelumnya selalu ada-ada aja, berubah menjadi malem minggu yang biasa-biasa aja.

Di suatu malem minggu yang biasa-biasa aja, aku hanya menghabiskannya dengan gular-goler di kasur kostan, sambil ngoprek laptop semaleman. 

Saat itu aku udah punya blog ini, di reading list-nya aku berlangganan sama situs malesbanget.com, website humor kesukaan kita semua. *eh tag-linenya masih itu gak sih?

Entah aku baca artikel yang mana, yang pasti salah satu artikelnya ngebahas aplikasi smartphone yang lagi trend saat itu. Salah satunya: TINDER.
_____

Bersama jomblowan kamar sebelah (Rheza Herlambang), kita instal tinder dan swipe kanan hanya kepada teteh-teteh cantik & gaul doang. Saat itu kita sok ganteng banget, anjir!

Karena picky, match yang kita dapet pun dikit. Dari sedikit match tersebut, setelah dichat gak ada satu pun yang obrolannya jadi seru. Semua berakhir karena dapet balasan singkat-singkat.

Orang yang level gantengnya gak ganteng-ganteng amat, emang gak cocok buat berperilaku sok ganteng. huhu
_____

Sebulan setelahnya, aplikasi tinder diinstal juga oleh penghuni kamar lantai 2, namanya Yayan Suryana Fattah.

Berbeda dengan Rifal & Rheza yang picky dan sok ganteng, Yayan ini lebih membumi. Dia swipe kanan semua cewek di Tinder. Jumlah match dia pun berhasil nyalip jumlah match kita (Rifal x Rheza) yang notabene udah nginstal tinder duluan.

Sebagai senpai dalam dunia pertinderan, aku merasa bete banget disalip anak baru. hih.

Sejak saat itu, aku menghilangkan kebiasaan picky-ku, aku swipe kanan semuanya, sambil berbicara dalam hati seperti tokoh antagonis di sinetron, "Tunggu pembalasanku Yayan! Beberapa bulan dari sekarang aku akan menyalipmu. Tunggu saja! hoho"

Sayangnya, sampai gue wisuda April 2016 dan berpisah dengan Yayan, keadaan belum kunjung berbalik. Skor terakhir kita saat itu, aku match dengan 350an, dia match dengan 400an. Bgst!
_______

Tahun 2018


Dari pertama nginstal sampai sekarang, aku maen Tinder cuma buat banyak-banyakan match doang. Gak sekali pun terbesit niat untuk meet up dan punya hubungan serius sama cewek-cewek itu.

Turning point-ku terjadi pada April 2018

Saat itu aku maen dan nginep di kostan temen lama namanya Gilang Eka Yanuar di Geger Arum, masih sekitaran kampus UPI. .

Nah si Gilang ini gak pernah meet up sekalipun sama temen tindernya, which is sama persis sepertiku, tapi dia sudah selangkah di depan. Kenapa? Karena ada satu orang cewek yang match sama dia pernah beberapa kali inisiatif ngirim foto selfie hanya sedang mengenakan celana gemes dan baju ketek doang.

Bgst, aku iri!

AKUUU IRIII!!! *dicapslock biar emosinya kerasa

Baju ketek & celana gemes never failed you!

______

Aku yang sebelumnya ganteng kalem, berubah menjadi aku yang sekarang ganteng ganjen. Dikit-dikit chat aku di Tinder diisi dengan frase, "PAP dong!"

Jijik anjir aku sama diriku sendiri.

Dari berbagai PAP yang aku dapet, semuanya adalah selfie dengan baju kumplit. Gak ada satupun yang pake baju ketek.

BANGSAT GILANG. AKU MASIH IRIII!!!!
___________

And then, aku kepikiran gini:

Mungkin seperti di Kimia, kadang katalisator dibutuhkan untuk mempercepat reaksi. Menurutku, meet up mungkin saja adalah katalisator yang tepat agar supaya aku sering dapet kiriman. IYKWIM.

Minggu itu ada satu match tinder yang lagi senggang dan mau diajak ketemu.

Aku cerita ya!

RISMA (18 tahun, baru aja curat-coret seragam SMA)

Pict hanya pemanis

Saat mikirin meet up di mana, aku inget twit seseorang isinya gini:
Jangan jadikan bioskop sebagai tempat untuk pertama kali ketemu! Di bioskop kalian gak akan ngobrol apa-apa, hanya akan menatap ke layar tanpa bisa saling bicara. Pertemuan pertama idealnya di sebuah tempat makan. Nanti kalau cocok, lanjutin! Kalau gak cocok, udah habis makan, tinggalin!
______

Tapi, sayangnya aku gak suka ngobrol lama di tempat makan.

Kalau lagi nongkrong di satu tempat, dengan situasi makanan udah pada abis. Aku akan ngerasa gak enak banget kalau kemudian ada segerombolan orang yang baru datang, melihat meja yang masih penuh, lalu ekspresi mereka berubah menjadi wajah-wajah kecewa.

Kasihan aja gitu melihat orang-orang batalin jadwal nongkrongnya karena kita nunda-nunda pergi dengan alasan pengen nunggu makanan turun sampe perut atau karena pengen sebats dulu. huhu

____

Jadi, bioskop dan tempat makan aku coret.

Sambil masih kebingungan nentuin ketemu di mana, aku leyeh-leyeh nge-scroll twitter. Tanpa sengaja lihat flyer ini:

Lalala Fest versi sobat miskin

Aku kirim flyer ini ke Risma sambil berdoa semoga dia mau.

Beberepa menit kemudian smartphone-ku berbunyi, ternyata ada pesan dari Risma yang mengatakan kalau dia................ mau diajak pergi ke Pine Hill.

Yes!Hore!

Malah bisa dibilang, dia semangat banget.

________

Aku selalu percaya kalau mood itu nular. Kalau aku ada di sekitar orang yang badmood, aku juga akan ikutan badmood. Kalau ada di sekitar orang yang excited, aku juga ikut kebawa excited.

Saat itu aing excited banget sih karena respon dia pas dapet flyer acaranya. xixixi

_______________


Bahkan kita saling ngasih rekomendasi lagu dari musisi-musisi yang sebelumnya kita gak tau.

Rumahsakit - Duniawi, eargasm.

Kebanyakan partner ngegigsku biasanya hanya akan semangat bila ada penampilan dari musisi yang dia tau, lalu bersikap ignorance kepada musisi-musisi yang dia gak tau.

Normal sih. Kebanyakan orang di dunia ini adalah tipe kaya gitu.

Tapi cewek ini, dia beda.

______
______
______

Pada sore hari di Sabtu 5 Mei 2018. Kita berangkat ke Pine Hill, Maribaya.

Kita sampe sana jam 4.
_______________
_______________

Awalnya aku ingin menuliskan serunya obrolan Rifal x Risma menggunakan format dialog, tapi karena artikel ini udah kepanjangan, aku akan singkat saja menjadi point-point. xixixi

Hal yang bikin aku seneng ngobrol sama dia adalah:
  1. Walau kita awalnya gak tau, sebelum berangkat kita sama-sama usaha nyari lagu yang enak dari para musisi yang akan tampil di sebuah gig.
  2. Kita sama-sama gak suka anak kecil, 
  3. Kita sama-sama gak suka Dilan.
  4. Kita sama-sama lagi gak mau punya komitmen
  5. Kita gak suka sama temen sendiri yang hijrah.
  6. Saat dia suka satu hal, dia gak benci hal lain yang berlawanan.
  7. Ini nih yang paling penting. Dia tipikal orang yang seneng share point of view saat ngobrol. Saat aku selesai bicara, dia akan respon dengan agree atau disagree disertai alasannya supaya aku mengerti gimana jalan pikiran dia. Gak langsung menggurui dengan dikit-dikit make kalimat, "kamu itu harusnya......". 
__________

Obrolan yang terjadi antara kita pun berulang. Tapi walau berulang, anehnya ngobrol sama dia gak membuatku bosan.

Aku kasih 2 Contoh:

Situasi 1: Ada anak kecil manjat-manjat meja.
Dia:"Lihat di sana ada anak kecil manjat meja! Bisi jatuh ih"
Aku: "Itu disebelahnya kan ada akang-akang sama teteh-teteh ngawasin noh. Tenang! Jangan hariwang!"
Dia: "Aku gak suka siah lihat anak kecil"
Aku: "Wah serius? Aku juga. Ces dulu dong!"

SFX: Trek.

Kemudian kita saling cerita alasan kita masing-masing gak suka anak kecil. xixixi

__________


Situasi 2: Ada orang pacaran lewat depan kita yang lagi duduk, muka mereka keliahatan BT.
Aku: "Lihat tuh! Pasangan itu kayanya lagi bertengkar"
Dia: "Keknya si cowoknya deh yang salah, soalnya si cewek yang jalan di depan"
Aku: "Sotoy! Bisa aja ceweknya yang salah, tapi karena cowoknya susis jadi weh gitu"
Dia: "Padahal tempat ini bagus, sayang banget kalau dipake buat berantem"
Aku: "Iya yah. Padahal kalau mengukir kenangan indah di sini. 10 tahun ke depan juga kayanya bakal masih tetep inget."
Dia: "Eh ngomong-ngomong. Aku gak suka siah sama komitmen"
Aku: "Wah serius? Aku juga. Give me high five!"

SFX: Trek

Kemudian dia menceritakan pengalaman relationship-nya,  aku ngasih tau alasanku kenapa gak suka komitmen.

Repeat.
_______

Apakah kita sependapat dalam segala hal? Pastinya ngga.

Banyak juga kok hal-hal yang kita gak sependapat. Malah menurutku, hari itu kita sering sekali terlibat debat-debat kecil yang kemudian diakhiri ketawa-ketawa lucu.

Tapi karena artikel ini udah kepanjangan, males ah nyeritain soal hal-hal yang debat-debatan. xixixi

Kesimpulan


Setelah katemu Risma, isi pikiranku berubah. Dari yang awalnya meet up hanya untuk katalisator biar sering dikirim PAP, sekarang aku respect sama dia sebagai perempuan. Udah masa bodo sama PAP baju ketek. Ngobrol dan mendengarkan keanehan jalan pikiran dia aja, udah bikin aku betah. 

HEY GILANG!! SEKARANG AKU UDAH GAK IRI!!

_____________

Wawasan dia yang luas dan segala keanehan yang ada pada dirinya, tak henti-hentinya membuat heran. Anehnya, menjadikanku lebih respect sama dia.

Ngobrol sama dia tuh kaya punya temen ngobrol yang klop banget. Yang humor sense-nya nyambung, yang bisa diajak ngomongin music, film, politics, trend and at the same time she is a kind of caring person.

__________

Aku berterima kasih pada Tuhan karena mempertemukanku dengannya, aku berterima kasih pada perusahaan IAC karena telah mengembangkan aplikasi tinder, aku berterima kasih pada Komunitas BeatBoys yang bikin acara super keren di gunung, aku juga ucapkan terima kasih pada Pure Saturday dan Don Lego yang membuat malam kami di Maribaya jadi sangat berkesan.

Dalam sepuluh tahun ke depan pun, kayanya malam itu tetap masih akan terpatri di ingatanku deh. xixixi

Ayo berdansa, kawan!

Sehabis dari Maribaya, aku nganterin Risma pulang ke rumahnya.

Kemudian saat aku sendirian dalam perjalanan otw ke kostan, aku menyadari satu hal:
Ketemu kenalan baru yang ngobrolnya nyambung adalah salah satu kenikmatan terbaik dalam sebuah kehidupan yang fana ini.
________
________
________
________






Untuk cerita personal lainnya, kamu bisa klik label PERSONAL LIFE di menu bar sebelah atas jika menggunakan desktop, atau widget labels di sebelah bawah artikel bila menggunakan mobile device.




5 comments:

  1. pernah ngalamin juga nih kek gini wkwkw ketemu orang yang bener2 nyambung bgt, bisa dibilang kalo ketemu dia itu kek lagi "ngaca" wkwkwk banyak kesamaan nya dari makanan, band, klub bola luarnegeri, bahkan buku pun kesukaan kita sama. bahagia bgt aslinya da.

    pernah aku tulis juga di blog sih https://oktizentataa.blogspot.co.id/2016/12/fall-in-love.html :))

    ReplyDelete
  2. Orang yang nggak suka anak kecil apa juga nggak suka bikin anak nantinya? Wkwk. Seru euy. Semakin dewasa nemu orang yang nyambung ngobrol sama kita dan pikirannya terbuka alias nggak ngerasa bener sendiri itu adalah anugrah.

    ReplyDelete
  3. pernah nih kek kamu, Pertama2 sih ada ya orang yang ngomongnya nyambung, tapi setelah 2-3x ketemu dan tau watak aslinya, udah deh mingkem ternyata orangnya nggak asyik seperti pertemuan pertama

    ReplyDelete
  4. Gue sering ngalamin ini. Dan seringnya berujung asem kalau percintaan. XD

    ReplyDelete
  5. Hai mz! Ceritamu sama persis sama aku. Aku dipertemukan sama cowo di tinder. Baru match dan chattingan 2 hari kita langsung ketemuan, dan ajaibnya kita bnr bnr klop. Aku suka anime, dia juga. Aku suka dance, dia juga. Aku narsis, dia juga. Pokoknya aku bnr2 menemukan diriku di dalam dirinya. Skrg kita udah jadian, baru kenal 2 minggu tapi udah berasa kaya kenal dia lama bangeeet, entah kenapa.
    Thx for share your story mz! Aku merasa terwakilkan haha

    ReplyDelete