"Jreeeng!", suara gitar acoustic memecah kesunyian.
Dibarengi dengan layar megatron di belakang panggung yang perlahan membelah menjadi dua. Satu layar ke kiri, satu layar ke kanan. Menyisakan ruang kosong di tengah-tengah.
Tampak berdiri sesosok manusia masih berupa siluet.
Beberapa saat kemudian sosok itu berjalan maju. Badannya tersorot lampu, tampak seorang pria mengenakan kemeja flannel hijau, topi fedora, dan gitar acoustik.
Bisa ku tebak. Gitar ini yang tadi berbunyi memecah kesunyian.
Bisa ku tebak. Gitar ini yang tadi berbunyi memecah kesunyian.
Saat ke tengah panggung, cahaya menerangi wajah pria itu. Dari arahku melihat, tampak dia memberikan senyuman dengan lesung pipit, dan tak lupa, tatapan kasih putihnya.
Sampai sini kamu sudah bisa menebak dong aku lagi nyeritain siapa?
Iyap, betul. The one and only Glenn Fredly.
"Hello Banduung", sapa Glenn Fredly.
Para cewe-cewe teriak histeris tak percaya sosok idolanya kini hanya berjarak beberapa meter saja.
Intro lagu You Are My Everything pun mulai menggema, aku dan penonton lainnya siap-siap untuk bernyanyi.
Cruising when the sun goes down
Across the sea
Searching for, something inside of me
"Gilaa! Baru dateng aja udah epic gini", kataku ke temen sebelah di sela-sela sing along.
Tatapan kasih putih |
Kita berdua di tengah ribuan remaja lainnya di lapangan Bali. Sama-sama menjadi sebuah saksi betapa epicnya sebuah penampilan dari musisi kenamaan yang pengalaman dia di dunia hiburan mungkin lebih lama dari umurku sekarang.
25 Agustus 2018 |
Ini sungguh di luar dugaan, ternyata penampilan om Glenn Fredly di event bernama FIVELIVE CHRONOSPHERE yang awalnya aku pikir bakal banyak sedihnya, ternyata malah pecah banget. Lagu-lagu hits yang menemani masa kecilku pun di bawakan satu-satu. Januari, Terserah, Akhir Cerita Cinta, Sekali Ini Saja dan lagu-lagu hits lainnya.
Skip
__________
"Hah lelahnya, gig barusan seru banget", pikirku sambil menghembuskan asap dari sebatang classmild.
Pulang dari sana aku sebats di balkon kostan sambil memikirkan, "untuk sebuah experience nonton konser sekeren itu, uang 45 ribu yang dulu aku keluarkan buat beli presale 1 terasa terbayar sudah. Ini sih lebih daripada disebut worth it, untung banyak ini mah aeng. Hahaa"
Saat itu Pukul 12 malam, rokok di tangan kanan smartphone di tangan kiri. Seperti biasanya, aku baru update IG Stories sepulang festival music. Aneh gak sih? Maksudnya kebanyakan orang kan bikin snapgram pas acaranya lagi maen, bahkan ada yang instagram live, sedangkan aku kebalikannya.
Ah never mind! Ngapain juga aku tau pendapat kamu. xixi
Setelah posting snapgram, aku ngetik #FiveliveChronosphere di kolom pencarian. Melihat foto dan video kebahagian dari orang-orang yang aku gak kenal ternyata malah membuatku ikut senang. Aneh.
Sayangnya baru juga scroll bentar, udah mentok. Yhaa. Baru dikit yang upload ternyata. *Yaiyalah, Maliih! Acaranya juga baru kelar satu jam yang lalu.
Sayangnya baru juga scroll bentar, udah mentok. Yhaa. Baru dikit yang upload ternyata. *Yaiyalah, Maliih! Acaranya juga baru kelar satu jam yang lalu.
Yaudah deh. Aku keluar dari tab pencarian terus pindah ke tab home buat scroll timeline IG. Saat ngescroll gini pasti suka ada saran akun-akun untuk diikuti, biasanya temennya temen yang gak akrab-akrab banget sehingga seringnya aku abaikan. Tapi malam itu beda, akun yang disarankan namanya Atma Asta. "Asing nih? Jahat banget orang tuanya ngasih nama ginian. Coba deh lihat dulu profilnya", pikirku.
Ternyata bukan nama orang sodara-sodara, Atma Asta adalah nama sebuah festival musik.
Instagram ngepas banget sih kalau ngasih saran.
Untuk siapa pun yang ngembangin algoritma Instagram, aku ucapkan terima kasih banyak. Di mana pun kamu berada aku yakin kamu bekerja sungguh-sungguh di kantor, gak sering gabut terus maen Zuma.
Untuk siapa pun yang ngembangin algoritma Instagram, aku ucapkan terima kasih banyak. Di mana pun kamu berada aku yakin kamu bekerja sungguh-sungguh di kantor, gak sering gabut terus maen Zuma.
Eh engga deng, itu stigma negatif buat pegawai zaman dulu. Pegawai zaman sekarang udah gak ada yang kaya gitu lagi, sekarang mereka maennya Ludo King. Haha *jahat ih aeng
Wagila, artisnya banyak beud.
________
________
Ada Diskopantera, Reality Club, Barasuara, Marion Jola, Adhitia Sofyan, Fiersa Besari, Raisa dan Sheila on 7.
Anjir ada Sheila on 7. The one and only Sheila on fucking 7. Wagila, acara ini harus banget aku datengin.
_______
"Tak semudah itu. hoho" mungkin begitu kata semesta.
Presale-3 mengajarkanku kalau tak selamanya apa yang aku mau selalu sejalan dengan apa yang temen-temenku mau. Karena harga ticketnya yang udah 100rb, temen-temenku yang biasanya hayu-hayu wae kalau diajak ngegig, sekarang pada gak mau.
"Tak semudah itu. hoho" mungkin begitu kata semesta.
Presale-3 mengajarkanku kalau tak selamanya apa yang aku mau selalu sejalan dengan apa yang temen-temenku mau. Karena harga ticketnya yang udah 100rb, temen-temenku yang biasanya hayu-hayu wae kalau diajak ngegig, sekarang pada gak mau.
"Aduh kemahalan kalau segitu mah, uangnya mau/abis dipake..........", template penolakan dari orang-orang yang aku ajak.
________
Yhaaa. Setelah ditolak berkali-kali, semangat nonton So7 pun perlahan fade away..
"Makanya, fal. Temenan tuh sama anak hits juga fancy!", setan dalam hati berbicara.
"Ah gpp, aku sayang kok sama temen-temenku sekarang. Walau gak fancy yang penting mereka gak fake", mencoba gak terprovokasi padahal mah terintimidasi. Sungguh sebuah denial. huhu
____________
____________
Besoknya hari minggu, aku pergi nonton Senja Syahdu 2.
Terus kepikiran gini: Mungkin kalau kenalan sama orang-orang di sini, aku bakal dapet temen ke Atma Asta. *Jenius sekali aeng. hoho
Acara 18+ tapi gak ada orang mabok yang rese. Idaman. |
Terus kepikiran gini: Mungkin kalau kenalan sama orang-orang di sini, aku bakal dapet temen ke Atma Asta. *Jenius sekali aeng. hoho
_____
Tapi gak jadi, karena aku gak cukup punya nyali buat ngajak kenalan orang asing di real life. Beraninya di medsos doang. Cupu sekali aeng. Cih
_____
Seperti yang aku lakukan kemarin malem, bila sepulang dari sebuah festival aku maen IG untuk search hashtag dari acara yang berusan aku datangi. Kali ini aku ngetik #senjasyahdu2. Berbeda dengan acara kemarin, acara kali ini banyak banget yang posting pake hashtag itu.
Aku pilih akun-akun yang foto profilnya cantik buat aku follow, demi menambah jejaring pertemanan dalam belantika anak muda Bandung yang mengikuti dunia perindiean.
Aku pilih akun-akun yang foto profilnya cantik buat aku follow, demi menambah jejaring pertemanan dalam belantika anak muda Bandung yang mengikuti dunia perindiean.
Hoho pinter yah triknya?
____
Tapi gak ada yang follback dong.
Bgst!
Bgst!
Skip
______
Besoknya hari senin, hari-hari weekdays berjalan seperti biasanya. Malesin.
Menjelang malam aku putus asa, tapi kepikiran, tapi gak ada lagi yang bisa diajak, tapi aku pengen nonton Sheila on 7, tapi temenku sobat miskin semua, tapi aku ingin datang gara-gara pernah baca twit orang yang bunyinya gini:
Hanya satu kalimat doang efeknya ke aku bisa gede banget. Aku yang biasanya adalah orang yang gak banyak maunya, kalau inget twit itu jadi bernafsu. Ingin menggapai indahnya duniawi.
Demi mewujudkan best date ever aku harus memenuhi semua indikatornya, yaitu:
Gimana ya caranya?
Untungnya aku punya tinder.
Aku chat dong para match aku, tapi kayanya mereka semua udah pada uninstall tinder deh. Gak ada yang bales chat aku. Bgst!
_____
Putus asa.
Itu sih kata yang paling tepat dalam menggambarkan perasaanku waktu itu. Padahal udah berani melawan gengsi buat ngajak match tinder yang bahkan aku gak pernah temui sebelumnya, tapi tetep aja gini. Seolah mestatikung (semesta tidak mendukung).
Aku leyeh-leyeh nunggu ngantuk ngescroll IG stories orang, ada seorang teteh-teteh yang awalnya aku kenal dari twitter sedang membuat stories. Aku tonton storiesnya.
Eh wait! Kalau gak salah inget teteh-teteh ini adalah typical orang yang sering nyanyi-nyanyi di snapgram.
Profilnya cocok. Anak yang suka nyanyi = anak seni = ngikuti musik indie = bisa diajak ngegig.
Shikat, Pak Ekoo!
_____
Bismillah
"Hey teteh nyeni. Maukah *insert link IG Atma Asta*", ketikan yang aku kirim lewat DM IG.
*deg deg deg
"Dia bakal bales apa ya kira-kira?", aku bertanya-tanya entah ke siapa. Ke diri sendiri sih keknya.
*tik tik tik waktu berdetik
SFX: Teng Tong (suara DM masuk)
"Apaan?" dia membalas
Yha sepertinya bakal jadi penolakan yang lain. haaah
___________
Aku tarik nafas dalam-dalam, terus aku ketik ini dengan pasrah:
Wagila!!
Dia mau!!!.
Horeee!!!
Karena dia aku tersadar kalau terkadang malaikat itu tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan. Tapi malaikat juga bisa berupa teteh-teteh stranger yang nyamber tweet kita kemudian berlanjut saling follow di instagram. *Paansi
Hey teteh stranger! Kalau kamu baca ini, aku pengen kamu tahu kalau aku seneng banget loh hari itu. Hari Senin 27 Agustus 2018.
Balesan 'aku mau' dari kamu bermakna banyak buatku, karena telah melepaskanku dari keputus-asaan, juga telah mengajarkanku kalau di dunia ini 'anything is possible, I only have to try!'
WOW SUPER SEKALI AING!!!
SKIP
_____
One Month Later.
Sabtu, 29 September 2018.
Aku jemput dia. Kita ke Pussenif, nyampe sana jam 3.
Idealnya jam segitu kebagian Reality Club sih. Tapi ternyata.... antrinya sejam setengah anju. TAI!!!
Dengan kata lain, aku melewatkan Reality Club, Fiersa Besari & Adhitia Sofyan di antrian, ajaba teteh yang aku ajak lagi rese karena laper, ajaba akunya lelah berdiri, ajaba panitianya jutek.
Hal yang paling nyebelin adalah selama sebulan ini dari bulan Agustus sampai September 2018, lagu-lagu Reality Club sering banget aku puter. Apalagi yang Is It The Answer?
Dengan kata lain selain So7, Reality Club adalah artis yang penampilannya paling aku antisipasi di pensi ini.
____
Tapi apa yang terjadi?
Saat mereka tampil, aku lagi ngantreee. NGANTREEE!!! *sengaja dicapslock
TAI!
Kebayang gak sih gimana keselnya udah sebulan dengerin lagu-lagunya (saat di kendaraan, saat bangun tidur juga saat sebelemu tidur). Tapi pas hari H dateng, pas musisi-musisi yang udah sebulan ini aku dengerin di mp3 tampil di sebuah panggung, aku yang udah berniat nonton dari sebulan kemarin ujungnya malah menua di antrean?
Bisa dibilang antrian Atma Asta telah merenggut masa mudaku. *Ok ini lebay. Emang perepatan Samsat?
______
Pokoknya Atma Asta adalah pengalaman antri paling buruk yang pernah terjadi dalam hidupku.
Ingin rasanya aku menuliskan betapa kesalnya aku hari itu dengan segala macam sumpah serapah, tapi gak jadi demi pencitraan dan jejak digital. Di era big data zaman sekarang, persona yang aku bangun di internet adalah apa yang orang lain akan pikirkankan tentangku. Aku ingin tetap mempertahankan citraku sebagai mas-mas yang baik hati, suka menolong dan rajin menabung. hoho
Untungnya ada netizen yang ketikan jempolnya telah mewakili isi hatiku. Aku tinggal SC-in aja! xixi
_____
Meskipun biasanya aku seneng banget dateng ke sebuah gig, tapi Atma Asta menyadarkanku bahwa tak selamanya ekspektasi sejalan dengan realiti.
Menjelang malam aku putus asa, tapi kepikiran, tapi gak ada lagi yang bisa diajak, tapi aku pengen nonton Sheila on 7, tapi temenku sobat miskin semua, tapi aku ingin datang gara-gara pernah baca twit orang yang bunyinya gini:
Best date ever adalah ketika malem mingguan nonton Sheila on 7 dan mereka membawakan lagu lamanya.
Hanya satu kalimat doang efeknya ke aku bisa gede banget. Aku yang biasanya adalah orang yang gak banyak maunya, kalau inget twit itu jadi bernafsu. Ingin menggapai indahnya duniawi.
Demi mewujudkan best date ever aku harus memenuhi semua indikatornya, yaitu:
- Ini harus berupa date!
- Which is harus berdua!
- Berduanya kudu sama lawan jenis!
Gimana ya caranya?
Untungnya aku punya tinder.
Aku chat dong para match aku, tapi kayanya mereka semua udah pada uninstall tinder deh. Gak ada yang bales chat aku. Bgst!
_____
Putus asa.
Itu sih kata yang paling tepat dalam menggambarkan perasaanku waktu itu. Padahal udah berani melawan gengsi buat ngajak match tinder yang bahkan aku gak pernah temui sebelumnya, tapi tetep aja gini. Seolah mestatikung (semesta tidak mendukung).
Aku leyeh-leyeh nunggu ngantuk ngescroll IG stories orang, ada seorang teteh-teteh yang awalnya aku kenal dari twitter sedang membuat stories. Aku tonton storiesnya.
Eh wait! Kalau gak salah inget teteh-teteh ini adalah typical orang yang sering nyanyi-nyanyi di snapgram.
Profilnya cocok. Anak yang suka nyanyi = anak seni = ngikuti musik indie = bisa diajak ngegig.
Shikat, Pak Ekoo!
_____
Bismillah
"Hey teteh nyeni. Maukah *insert link IG Atma Asta*", ketikan yang aku kirim lewat DM IG.
*deg deg deg
"Dia bakal bales apa ya kira-kira?", aku bertanya-tanya entah ke siapa. Ke diri sendiri sih keknya.
*tik tik tik waktu berdetik
SFX: Teng Tong (suara DM masuk)
"Apaan?" dia membalas
Yha sepertinya bakal jadi penolakan yang lain. haaah
___________
Aku tarik nafas dalam-dalam, terus aku ketik ini dengan pasrah:
AKU MAU *sengaja dicapslock |
Wagila!!
Dia mau!!!.
Horeee!!!
Karena dia aku tersadar kalau terkadang malaikat itu tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan. Tapi malaikat juga bisa berupa teteh-teteh stranger yang nyamber tweet kita kemudian berlanjut saling follow di instagram. *Paansi
Hey teteh stranger! Kalau kamu baca ini, aku pengen kamu tahu kalau aku seneng banget loh hari itu. Hari Senin 27 Agustus 2018.
Balesan 'aku mau' dari kamu bermakna banyak buatku, karena telah melepaskanku dari keputus-asaan, juga telah mengajarkanku kalau di dunia ini 'anything is possible, I only have to try!'
WOW SUPER SEKALI AING!!!
Zahabat Zupeer!!! |
SKIP
_____
One Month Later.
Sabtu, 29 September 2018.
Aku jemput dia. Kita ke Pussenif, nyampe sana jam 3.
Idealnya jam segitu kebagian Reality Club sih. Tapi ternyata.... antrinya sejam setengah anju. TAI!!!
Dengan kata lain, aku melewatkan Reality Club, Fiersa Besari & Adhitia Sofyan di antrian, ajaba teteh yang aku ajak lagi rese karena laper, ajaba akunya lelah berdiri, ajaba panitianya jutek.
Hal yang paling nyebelin adalah selama sebulan ini dari bulan Agustus sampai September 2018, lagu-lagu Reality Club sering banget aku puter. Apalagi yang Is It The Answer?
Dengan kata lain selain So7, Reality Club adalah artis yang penampilannya paling aku antisipasi di pensi ini.
____
Tapi apa yang terjadi?
Saat mereka tampil, aku lagi ngantreee. NGANTREEE!!! *sengaja dicapslock
TAI!
Kebayang gak sih gimana keselnya udah sebulan dengerin lagu-lagunya (saat di kendaraan, saat bangun tidur juga saat sebelemu tidur). Tapi pas hari H dateng, pas musisi-musisi yang udah sebulan ini aku dengerin di mp3 tampil di sebuah panggung, aku yang udah berniat nonton dari sebulan kemarin ujungnya malah menua di antrean?
Bisa dibilang antrian Atma Asta telah merenggut masa mudaku. *Ok ini lebay. Emang perepatan Samsat?
______
Pokoknya Atma Asta adalah pengalaman antri paling buruk yang pernah terjadi dalam hidupku.
Ingin rasanya aku menuliskan betapa kesalnya aku hari itu dengan segala macam sumpah serapah, tapi gak jadi demi pencitraan dan jejak digital. Di era big data zaman sekarang, persona yang aku bangun di internet adalah apa yang orang lain akan pikirkankan tentangku. Aku ingin tetap mempertahankan citraku sebagai mas-mas yang baik hati, suka menolong dan rajin menabung. hoho
Untungnya ada netizen yang ketikan jempolnya telah mewakili isi hatiku. Aku tinggal SC-in aja! xixi
Apakah dirimu adalah aku? |
_____
Meskipun biasanya aku seneng banget dateng ke sebuah gig, tapi Atma Asta menyadarkanku bahwa tak selamanya ekspektasi sejalan dengan realiti.
TAK SELAMANYA DATANG KE GIG ITU INDAH
_____
Apa tadi di awal? Best date ever?
Best date ever apaan, anjir.
Masukin ke best date of the month aja aku gak ridho.
Daripada ngedate ke acara gituan, mending aku ngedate makan surabi sambil small talk, terus kadang debat-debat kecil kemudian diakhiri ketawa-ketawa lucu. Murah tapi membekas.
____
Btw aku tau kalau ini bukan salah Sheila on 7 atau line-up lainnya, aku tau kalau ini bukan salah teteh yang aku ajak, aku juga tau kalau ini bukan salahku.
Ini salah siapaa?
Ini salah yang bikin acara.
F*ck!
_____
Kesimpulan yang gue dapat: hashtag bisa jadi sarana mencari gebetan.
ReplyDeleteEmang separah itu acaranya ya? Sampai ada orang lain yang kecewa kayak gitu. Huhu. Gue nggak tau acara itu sih, baru denger malah. Tapi syukur nggak tau, jadi nggak ikut ngerasain. \:p/
Btw kenapa semua gambarnya blur? Apa internet gue yang lemot?