LAPORAN
INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMPN 9 BANDUNG
SEMESTER
GENAP TAHUN 2014/2015
Menyetujui,
Dosen
Pembimbing PPL,
Yeni Kurniawati,
M.Pd
NIP. 197706022003122
|
Guru Pamong
PPL,
Oma Rohmawati, S.Pd
NIP. 196406121984112002
|
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
wa Syukurillah segala puji bagi Allah selakyanya kita haturkan, karena atas
izin-Nya lah kita masih diberikan nikmat iman dan islam, nikmat sehat lahir dan
bathin, setiap detik dan hembusan nafas kita, setiap jejak langkah kaki kita,
tidak terlepas dari karunia Allah yang begitu besar. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa Muhammad ialah utusan Allah. Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
Saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, para tabi’in dan tabiut
tabi’innya, hingga sampailah kepada kita semua selaku umatnya.
Disusunnya Laporan
Individual Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 9 Bandung
ini, adalah salahsatu dari sebagian syarat untuk menempuh ujian serta
menyelesaikan mata kuliah PPL.
Penulis
menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih belum sempurna, baik dalam penyajiaannya, maupun penguraiannya. Karena itu dengan segala kerendarahan hati, kiranya para pembaca untuk
tidak segan-segan memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis.
Selama penulisan laporan ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, untuk itu selayaknyalah penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1.
Drs.
Nana Hanadi M.M.Pd.,
selaku Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung
yang telah memberikan dukungan serta
izin kepada praktikan untuk melaksankan PPL di SMPN 9 Bandung.
2.
Yeni Kurniawati M.Pd. ,selaku
Dosen Pembimbing PPL yang telah meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi
motivasi selama praktikan melaksankan PPL di SMPN 9
Bandung.
3.
Oma Rohmawati, S.Pd., selaku
Guru Pamong Sejarah yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi
selama praktikan melaksanakan PPL di SMPN 9 Bandung.
4.
Seluruh
Ketua Program yang berada di SMPN 9 Bandung yang secara langsung memberikan
bimbingan, ide-ide, saran, nasihat, dan pengalaman serta ilmu yang sangat
bermanfaat bagi para praktikan PPL UPI khususnya penulis.
5.
Seluruh Staf Pengajar
serta tata usaha yang telah mendukung serta membantu praktikan dalam
melaksanakan PPL di SMPN 9
Bandung.
6.
Sahabat- sahabatku
semua IPS 2011
rekan seperjuangan PPL pula, yang telah berbagi pengalaman serta saling
mendukung dan memberi motivasi selama pelaksanaan PPL UPI 2015.
7.
Siswa-siswi
SMPN 9 Bandung yang membuat praktikan seakan menjadi guru sebenarnya, dengan
keunikan serta kepolosan tingkah laku nya yang tak pernah berhenti membuat
praktikan tersenyum ceria selama melaksankan PPL.
8.
Semua pihak yang
telah memberi bantuan dan dorongan selama
penyusunanlaporan ini, yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu.
Besar harapan penulis, semoga pembaca dapat memaklumi kekurangan yang
terdapat pada laporan ini, karena penulis masih dalam tahap proses
pembelajaran.. Semoga Allah selalu memberkati kita semua.
Bandung,
Mei 2015
Praktikan
PPL IPS Kependidikan
dan Tenaga Kependidikan UPI
Rifal Nurkholiq
NIM. 1103502
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………..…iii
Dalam rangka meningkatkan kinerja
serta profesionalisme guru, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai
salahsatu Perguruan Tinggi pelopor calon-calon tenaga pendidik dan kependidikan
yang unggul serta handal, menyelenggarakan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswanya pada tingkat akhir. Sebagaimana
yang telah diungkapkan diatas, bahwa program ini merupakan mata kuliah
profesional tenaga pendidik guru dan merupakan mata kuliah yang harus ditempuh
oleh mahasiswa UPI program kependidikan calon guru. Pelatihan tersebut
dimaksudkan untuk mempersiapkan calon-calon guru. Program ini mencakup
pembinaan dan pelatihan kemampuan profesional guru dan tugas-tugas kependidikan
lainnya serta tugas-tugas di luar kependidikan secara terbimbing dan terpadu
guna persyaratan profesi pendidik.
Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan belajar mahasiswa yang dilakukan di
lapangan untuk mengintegrasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh di kampus
dengan pengalaman praktik di lapangan sehingga target khusus yang merupakan
target kompetensi program studi dapat tercapai. Kegiatan tersebut meliputi
pembelajaran dan pengelolaan administrasi di sekolah/madrasah latihan.
Praktik
pembelajaran adalah latihan melaksanakan kegiatan pembelajaran oleh mahasiswa
di dalam kelas, mulai dari membuat perencanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan
dan penilaian. Sedangkan praktik pengelolaan administrasi adalah latihan
melaksanakan tugas-tugas administrasi, bimbingan dan lain-lain. Dalam
melaksanakan tugas-tugas PPL ini mahasiswa dipandu oleh pihak sekolah/madrasah
(kepala sekolah/madrasah, waka kurikulum, kepala TU dan guru pamong), dan
dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini merupakan bagian integral
dari proses pendidikan pada jenjang S-1 kependidikan, yang dimaksudkan untuk
menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam situasi nyata di lapangan
dalam upaya mencapai kompetensi secara utuh, sebagaimana telah ditetapkan oleh
masing-masing program studi di lingkungan UPI.(Direktorat Akademik, 2013, hal. 1)
Selain itu, Zainal Asri (2012:91) mengemukakan bahwa Program
Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan muara dan aplikasi dari seluruh materi yang
diterima mahasiswa selama mengikuti pembelajaran dibangku kuliah. Ada beberapa
istilah yang digunakan dalam mendefinisikan program pengalaman lapangan sama
dengan praktik mengajar atau praktik keguruan. Pada hakikatnya PPL adalah
melakukan atau memberikan pembelajaran pada seorang atau beberapa orang berupa
pengetahuan maupun lainnya. Dalam kata lain, PPL diartikan sebagai kegiatan
pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan sikap, keterampilan dalam
proses pembelajaran secara utuh dan terintegrasi.
Secara umum tujuan program pengalaman lapangan adalah sebagai
berikut (Asri, 2012, hal. 94) :
1.
Membimbing
para calon guru kearah terbentuknya pribadi yang memiliki nilai, sikap,
pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan bagi profesi guru administrator
pendidikan serta mampu menangkap makna dari situasi keguruan yang dihadapinya.
2.
Membimbing
para calon guru agar kepribadiannya dalam pendidikan atau sebagian guru yang baik
dan setia pada profesinya, menguasai dan mampu mengembangkan ilmu-ilmu sesuai
dengan bidang pendidikan dan perkembangan zaman serta cakap dalam
menyelenggarakan pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah.
3.
Membimbing
para calon guru agar menghayati secara apresiatif dan menterampilkan diri dalam
semua kegiatan keguruan. Sehingga dengan demikian terbentuknya sikap mental
calon sesuai dengan profesi guru agar seorang calon guru memiliki keterampilan
dalam meberikan pelajaran kepada siswa.
Dalam konteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PPL
memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Kegiatan PPL yang dilakukan
mahasiswa pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu
sekolah/lembaga pendidikan tertentu. Para mahasiswa dalam melaksanakan PPL,
tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang
telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi
kerja, tetapi para mahasiswa juga dituntut untuk mendapatkan pengalaman mengajar
secara profesional serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola
perilaku dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produktif. Dengan PPL, para
mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap
program studinya masing-masing.(Direktorat Akademik, 2013, hal. 1)
Walaupun PPL sifatnya berupa latihan, hakikatnya adalah mengajar.
Sudah tentu antara tujuan mengajar dan tujuan program pengalaman lapangan
memiliki persamaan dan perbedaan. Selain itu pula, secara langsung manfaat PPL
adalah sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam mengajar, sehingga mereka
siap segi fisik maupun mental dalam menghadapi permasalahan yang muncul di
lapangan dan melatih pembiasaan calon guru dalam merealisasikan ilmu yang telah
diperoleh selama di bangku perkuliahan.(Asri, 2012, hal. 96-97)
Pada Program Latihan Lapangan (PPL) ini penulis
mendapatkan tugas sebagai guru praktikan Pendidikan Sejarah di SMPN 9 Bandung yang berada di Jalan Semar no. 5 Kota Bandung. Kegiatan PPL Universitas
Pendidikan Indonesia ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016
yang terhitung mulai dari bulan Januari hingga Mei. Selama melaksanakan PPL, praktikan mendapatkan tugas
untuk menyampaikan materi mata pelajaran IPS pada :
1.
Kelas VII 7 = setiap hari senin jam
ke 5 & 6, dan hari rabu jam ke 5&6
2.
Kelas VII 8 = setiap hari selasa jam ke 1 & 2, dan hari jum’at jam ke 5
& 6
Selama
praktikan melaksanakan PPL, begitu banyak pengalaman yang didapat. Mulai dari
pengembangan kemampuan sebagai calon guru, sekaligus tenaga kependidikan yang
profesional. Pada
pelaksanaannya, praktikan dihadapkan
dengan berbagai permasalahan, baik dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
proses penampilan, bimbingan belajar/ekstrakurikuler, partisipasi dalam
kegiatan ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah/tempat latihan,
dan proses bimbingan dengan guru pamong, serta Dosen Pembimbing
PPL.
Namun
seiring berjalannya waktu PPL, praktikan pun mulai menyesuaikan diri. Belajar
untuk bijak dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi, serta berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan penampilan serta kontribusi yang terbaik
sebagai calon guru. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi praktikan
selama melaksanakan PPL di SMPN 9 Bandung antara lain:
A. Penyusunan RPP
Langkah
pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah membuat atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Demikian halnya penyusunan RPP menjadi salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh mahasiswa PPL atau praktikan ketika akan melakukan pengajaran di
kelas. Dalam menyusun RPP praktikan diharuskan melakukan bimbingan terlebih
dahulu dengan guru pamong yang ada di SMPN 9
Bandung. Hal ini diharapkan agar praktikan mendapat arahan dan kejelasan bahan
ajar/materi yang harus diberikan di kelas.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan
dalam silabus. Maka ringkasnya RPP adalah
rencana operasional kegiatan pembelajaran setiap atau beberapa KD dalam setiap
tatap muka di kelas. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) Komptensi
Dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau
beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. RPP harus
berupa kegiatan konkret setapak demi
setapak yang dilakukan oleh guru di
kelas dalam mendampingi peserta didik. Satu hal
yang amat penting dalam penyusunan RPP
adalah bahwa kegiatan pembelajaran harus
diarahkan agar berfokus pada peserta didik,
sedangkan guru berperan sebagai pendamping,
fasilitator.
Artinya,
ketika guru memilih pendekatan, metode, materi,
pengalaman belajar, interaksi belajar mengajar
harus memungkinkan peserta didik berinteraksi dan
aktif, sedang guru memfasilitasi dan mendampinginya.
Komponen-komponen utama sebuah RPP adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan
Pembelajaran
2.
Materi
Ajar
3.
Kegiatan
pembelajaran
4.
Evaluasi
Adapunkesulitan yang
dialami praktikan dalam
penyusunan RPP dari mulai pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir adalah:
1.
Penyusunan RPP pertama:
masalah yang dialami yaitu
penyusunan RPP harian dengan menggunakan kurikulum
lama yaitu kurikulum 2006 yang dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan pada
proses pembelajaran karena kurang memahami mengenai sitem dan penerapan
kurikulum 2006 itu sendiri. Sebab saat kuliah praktikan mendapatkan pengarahan
mengenai kurikulum 2013.
2.
Penyusunan RPP kedua:
masalah yang dihadapi dalam menyusun RPP kedua ialah pembagian materi yang akan
diajarkan dalam kelas dengan menyesuaikan dengan RPP yang akan dibuat.
3.
Penyusunan RPP ketiga : memilih
dan menentukan model pembelajaran yang bisa merangsang keaktifan dan
kreatifitas peserta didik, serta dapat menunjang dengan materi yang akan
disampaiakan .
4.
Penyusunan RPP keempat:penggunaan model pembelajaran yang
disusun dalam RPP harus sesuai dengan praktek dilapangan maka dari itu
dirasakan kesulitan dalam mengelola waktu pembelajaran agar sesuai dengan RPP.
5.
Penyusunan RPP kelima:
materi yang
akan disampaikan mengenai Badan Usaha dan Perusahaan. Materi
ini cukup banyak dan kompleks namun harus dikuasai. Materi tersebut cukup banyak, karena harus disampaikan
dengahakan bisa tersampaikan dalam satu
pertemuan (dua jam pelajaran) hal ini membuat praktikan kesulitan dalam
pemilihan model pembelajaran dan memilih bagian materi yang menjadi prioritas
dan menjadi prioritas.
6.
Penyusunan RPP keenam dan seterusnya:
melaksanakan 5M yang dalam praktek dilapangan terkadang tidak sesuai dengan apa
yang dibuat dalam RPP karena keterbatasan waktu pertemuan.
B. Proses Penampilan
Penampilan
mengajar merupakan hal yang paling ditunggu oleh seorang praktikan. Dimana
proses penampilan adalah suatu medan pembelajaran, karena pada saat penampilanlah
semua keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki praktikan disalurkan. Selain
itu, suasana pembelajaran di kelas menyenangkan atau tidaknya, tergantung pada
proses penampilan.
Beberapa kesulitan lain yang dihadapi praktikan
selamapertemuan di kelas adalah sebagai berikut :
1. Dalam penampilan mengajar pertama pada tanggal 2
Februari 2015, praktikan
mengajar di hari Senin kelas VII 7 pada jam ke ,5 dan 6. Dalam pertemuan pertama ini ada beberapa kesulitan,
yang pertama adalah belum bisa beradaptasi dengan kondisi kelas yang sebenanrnya
, yang kedua adalah kesulitan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik
di dalam kelas, yang ketiga adalah rasa gugup karena meruoakan kali pertama
berdiri dan mengajar didepan kelas yang sebenarnya.
Namun semuanya
berjalan cukup baik, walaupun masih banyak terdapat kekurangan
2. Pada pertemuan kedua pada tanggal 3
Februari 2015, praktikan
mengajar di hari selasa dikelas VII 8 pada jam ke 1
dan 2. Adapun
kendala yang dihadapi oleh praktikan adalah dalam
menguasai kelas. Praktikan juga masih merasa gugup dan malu. Praktikan belum
beradaptasi dengan lingkungan kelas karena merupakan kali pertama masuk ke kelas tersebut.
3. Pada pertemuan ketiga pada tanggal 4
Februari 2015, praktikan
mengajar dikelas VII 7 pada jam ke 5
dan 6. Pada prakteknya semua
kendala seperti dijelaskan diatas masih terasa karena ini merupakan pertemuan kedua
pada setiap kelas yg samattrrr.
4. Dalam pertemuan ke empat pada tanggal 6
Februari 2015, praktikan
mengajar dikelas VII 8 pada jam ke
5
dan 6. Kendala
yang dialami dalam proses pembelajaran adalah penyampaian materi ajar sehingga
dapat dimengerti oleh peserta didik, dimana proses interaksi praktikan dan
peserta didik belum berjalan begitu baik meskipun sudah ada kemajuan dari
pertemuan sebelumnya. Memilih model pembelajaran agar kelas dan siswa dalam
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
5. Dalam pertemuan kelima pada tanggal 9
Februari 2015, praktikan
mengajar dikelas VII 7 jam ke 5 dan 6. Masalah yang dihadapi adalah kondisi kelas yang
tidak kondusif karena sudah mencapai ahirdari waktu berlajar sekolah, serta
kebisingan yang berasal dari luar kelas.
6. Penampilan mengajar keenam
tanggal 10 Februari
2015, praktikan
mengajar dikelas VII 8 pada jam ke 1 dan 2. kendala yang dihadapi adalah
kurangnya antusiasme siswa terhadap materi yang sedang dibahas.
7. Penampilan mengajar ketujuh pada tanggal
11
Februari 2015, praktikan
mengajar di kelas VII 7 pada
jam ke 5
dan 6.
Masalah
yang dihadapi adalah siswa sulit diatur karena banyak mengobrol dibanding
memperhatikan materi yang diajarkan.
Cukup sulit untuk mengatur siswa di kelas ini.
8. Penampilan mengajar kedelapan pada tanggal
13
Februari 2015, praktikan
mengisi kelas VII 8
jam ke 5 dan 6. Kesulitan yang dialami adalah siswa dikelas ini sulit sekali aktif hanya ada
beberapa orang yang terlihat antusias.
9. Penampilan ke Sembilan
pada tanggal 16
Februari 2015, praktikan mengajar
di kelas VII 7
pada jam ke 5
dan 6.
Praktikan merasa kesulitan pada saat mengondisikan kelas agas siap untuk belajar, karena
memang dikelas ini cukup sulit untuk dikontrol namun siswanya cukup aktif dan
antusias.
10. Pada penampilan kesepuluh tanggal 16
Februari 2015, dikelas VII
7 pada jam ke 1 dan 2. Kendala yang dialami adalah dalam mengondisikan kelas
untuk presentasi, namun pada saat proses presentasi dan tanya jawab terlihat
antusiasme dan kreatifitas siswa.
11. Pada pertemuan ke sebelas pada tanggal
17
Februari
2015, praktikan
mengajar di kelas VII 8
pada jam ke 1
dan 2. Kendala yang dialami
adalah pada saat mengkondisikan siswa untuk pembagian kelompok dalam proses pembeljaran serta
dalam proses presentasi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan.
12. Pada pertemuan kedua belas pada tanggal 18
Maret 2015, praktikan
mengajar dikelas VII 7 pada jam ke 5 dan 6. Kendala yang dialami
adalah pada saat mengkondisikan siswa untuk melakukan ulangan harian karena masih terdapat beberapa siswa
yang mengobrol pada saat ulangan.
13. Pada pertemuan ketiga belas pada tanggal
20
Maret 2015, praktikan
mengajar dikelas VII 8 jam ke 5 dan 6.
Kendala yang dialami adalah pada saat mengkondisikan siswa untuk melakukan ulangan
harian karena masih ada beberapa siswa yang mengobrol dan tidak disiplin pada
saat ulangan.
14. Pada pertemuan ke empat belas dan seterusnya, adapun
beberapa kendala yang dialami oleh praktikan adalah dalam mengatasi siswa yang
mengobrol, metode dan strategi pengajaran agar kelas lebih aktif. Praktikan
terus-menerus berusaha agar situasi kelas bisa kondusif dan siswa dapat
menyerap materi yang telah diajarkan.
C.
Bimbingan Belajar/
Ekstrakurikuler
Kegiatan
belajar di luar sekolah (ekstrakurikuler) merupakan salah satu sarana untuk
pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.Dalam hal ini guru pun
harus ikut berperan serta dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah,
baik dalam kegitan akademik umumnya, dan non akademik khususnya. Misalnya dalam
kegiatan diluar sekolah atau ekstrakurikuler.
Adapun
kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 9 Bandung di bagi kedalam dua kategori, yaitu : pertama,
Ekstrakurikuler Wajib (Pramuka).Kemudian
kategori yang kedua, Ekstrakurikuler pilihan, yang dilaksanakan setiap hari pada pulang sekolah
disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun Ekstrakurikuler pilihan
di SMPN 9 Bandung, diantaranya :
1.
Futsal
2.
PMR
3.
Paduan suara
4.
Bola
Basket
5.
Sepak
Bola
6.
dll
Adapun
partisipasi praktikan dalam kegiatan Ekstrakurikuler wajib memiliki beberapa
kendala, yaitu kurangnya koordinasi dari pihak praktikan dan pembina
ekstrakurikuler tersebut, serta adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh
praktikan, dimana praktikan harus lebih konsentrasi dalam mempersiapkan
perangkat pembelajaran, sehingga kehadiran dan partisipasi praktikan dalam
kegiatan ekstrakurikuler wajib tersebut pun kurang dan terbatas.
Namun,
dalam kegiatan ekstrakurikuler pilihan praktikan memilih untuk membimbing salah
satu ekstrakurikuler yaitu PMR.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga menuntut praktikan untuk
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolah dan berperan aktif dalam
kegiatan yang dilakukan sekolah. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya dengan
siswa atau guru tetapi juga dengan seluruh warga sekolah seperti Kepala
Sekolah, Wakasek, Bimbingan Konseling, petugas Perpustakaan dll.
Selain kegiatan belajar mengajar, praktikan juga melakukan kegiatan
lainnya, diantaranya:
1.
Upacara Bendera
Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin padasetiap bulannya, dan juga pada hari-hari besar lainnya.
2.
Piket
KBM
Piket KBM dilaksanakan untuk menunjang kegiatan pendidikan di
sekolah. Selama PPL, para praktikan diberikan giliran satu kali dalam setiap
minggunya. Adapun tugas piket KBM adalah mencatat absen siswa dan guru,
menginformasikan pengumuman, menyampaikan tugas bagi guru yang berhalangan hadir
dan mengisi kelas yang kosong. Kendala yang dihadapi praktikan selama
melaksanakan Piket KBM adalah sebagai berikut :
a.
Adanya
keterlambatan dari sebagian kelas dalam menyampaikan absen atau daftar hadir,
sehinga praktikan harus mengambil secara satu-persatu ke kelasnya
masing-masing.
b.
Adakalanya
para guru pada satu waktu banyak yang berhalangan hadir, sehingga praktikan
kebingungan dalam mengisi kelas yang kosong serta mengawasi tugas yang telah
diberikan guru yang bersangkutan. Bahkan praktikan sering merasakan keteteran
dalam melaksankan tugas sebagai guru piket.
c.
Terkadang
adakalanya ruang piket kosong tanpa orang sama sekali, sehingga ada tamu atau
siswa yang ingin meminta izin terabaikan, dikarenakan praktikan sedang mengisi
atau mengawasi beberapa kelas yang kosong.
3.
Piket
Perpustakaan
Dalam melaksanakan tugas piket perpustakaan, mahasiswa PPL mendapat
giliran satu minggu sekali. Tugas yang dilakukan ketika piket perpustakaan
adalah mencatat data buku dan menyampul buku.
Pada dasarnya tidak ada kesulitan dalam melaksanakan piket
perpustakaan, karena tugas nya cukup mudah. Namun seiring berjalan nya waktu,
praktikan dihadapkan dengan beberapa kendala seperti saat melaksanakan tugas piket
perpustakaan diberi tugas oleh guru untuk mengisi kelas atau mengerjakan
sesuatu sehingga waktu
piket di perpustakaan terganggu.
E. Proses Bimbingan
1. Dengan Guru Pamong PPL
Bimbingan dengan Guru Pamong PPL biasanya dilakukan sebelum praktikan tampil mengajar dan sesudah
praktikan tampil mengajar. Terkadang saat jam-jam luang saat tidak ada jam mengajar. Adapun materi yang dibahas dalam bimbingan menyangkut RPP, materi
pembelajaran, metode dan model
pembelajaran dan media pembelajaran. Bimbingan dengan guru pamong selalu
dilakukan di saat jam sekolah, biasanya dilakukan di ruangan guru, ataupun
dikelas.
Pada dasarnya proses bimbingan dengan guru pamong tidak mengalami
kesulitan, namun adakalanya proses bimbingan terkadang terhambat dan tidak
rutin. Terdapat beberapa kendala pula seperti guru pamong dan praktikan masih
kebingungan dalam pelaksanaan kurikulum 2006 yang akan dipraktekan dalam kelas,
penyusunan RPP yang berubah- ubah dengan berbagai versi serta penampilan dan
penyampaian materi yang akan mendorong siswa untuk berpikir aktif, kritis dan
kreatif.
2.
Dengan Dosen Pembimbing PPL
Proses
bimbingan dengan dosen pun berjalan dengan lancar. Beliau selalu menyempatkan
waktunya untuk melayani praktikan ketika melakukan bimbingan. Beliau memberikan
motivasi dan saran untuk praktikan agar bisa melalui PPL dengan baik.
3.
Dengan Supervisor
Proses bimbingan yang dilakukan dengan supervisor berjalan dengan baik.
Para supervisor banyak memberikan arahan dan masukan positif bagi para
praktikan yang melaksanakan kegiatan pembelajaran disekolah tersebut. Supervisor memiliki arti sebagai pengawas utama. Dalam hal ini
supervisor PPL adalah koordinator Guru Pamong (Wakasek kurikulum) dan Kepala
Sekolah. Bimbingan yang dilakukan praktikan yaitu terkait segala sesuatu yang
berhubungan dengan waktu kegiatan mengajar serta tugas diluar mengajar.
Kesulitan yang dihadapi adalah pada proses bimbingan dengan supervisor hanya
pada waktu-waktu tertentu atau kondisi yang mendesak saja. Tetapi, secara
kesuluran proses bimbingan pun berjalan lancar, karena supervisor selalu memberikan penjelasan serta
infromasi yang mudah dipahami oleh praktikan.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
Dalam setiap masalah yang dihadapi pasti terdapat faktor penyebab
dari masalah tersebut. Adapun faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
praktikan itu sendiri ataupun dari luar. Hal itu disebabkan mungkin karena
kurangnya koordinasi serta informasi ataupun karena kurang telatennya praktikan
dalam melaksanakan tugas. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut
:
A. Penyusunan RPP
Adapun
faktor-faktor penyebab dari masalah yang dialami dalam penyusunan RPP adalah
sebagai berikut :
1.
Belum
sepenuhnya memahami bagaimana dan seperti
apa kurikulum 2006 itu. Belum terbiasanya praktikan menyusun RPP
secara kurikulum 2006. Belum terbiasanya
praktikan dalam menyusun RPP dengan tepat sasaran dan sempurna. Dalam proses pembuatan perlunya berlatih beberapa kali, melihat berbagai
contoh RPP yang benar dan bimbingan dari pamong dan pembimbing. Sehingga dalam
penyusunan diawal- awal pelaksanaan pembelajaran, masih mengalami kesulitan.
2.
Tidak semua materi dapat disampaikan dalam satu pertemuan. Dalam praktek
dilapangan karena kondisi dalam kelas tidak bisa diprediksi ada kalanya sulit
sekali untuk mengontrol waktu pembelajaran.
3.
Tidak
semua siswa dapat menerima materi dengan cepat dan baik.
Setiap siswa memiliki minat yang berbeda terhadap berbagai mata pelajaran yang
sulit ada siswa yang kurang antusias terhadap pelajaran ini merupakan tantangan
supaya kondisi kelas menjadi aktif terlepas dari minat dan tidaknya siswa
terhadap pelajaran, hal ini berkaitan juga dengan model pembelajaran yang
dipilih..
4.
dalam pelaksanaannya, banyak kemungkinan-kemungkinan tidak terduga yang
terkadang tidak tercantum dalam RPP, sehingga dalam prakteknya, terkadang tidak
tepat sesuai dengan RPP yang telah dirancang.
5.
Dalam prakteknya, terkadang kegiatan inti yang tercantum dalam RPP tidak
sepenuhnya dilaksanakan karena kondisi siswa dan kelas yang terkadang diluar
dugaan melenceng dengan apa yang disusun dalam RPP. Sehingga praktikan
terkadang tidak melaksanakan 5M sepenuhnya saat proses pembelajaran.
B. Proses Penampilan
Dalam proses penampilan mengajar, berjalanlancar atau tidaknya
tentu ada faktor penyebab dari masalah tersebut. Adapun faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Karena
baru pertama kali praktikan masuk kelas, sehingga praktikan masih belum
beradaptasi dengan kondisi siswa yang baru, sehingga timbulah rasa canggung dan
gugup pada diri praktikan.
2. Siswa masih belum
serius, karena belum terlalu mengenal dengan guru praktikan, dan terkadang
siswa secara melakukan hal yang tidak
serius seperti mengobrol dan datang terlambat ke kelas.
3. Karena
materi yang cukup banyak, sehingga praktikan kebingungan dalam menyingkat materi
tersebut. Selain itu, banyak pertanyaan siswa yang memerlukan jawaban yang
jelas, hal itu menjadi salahsatu penghambat materi tidak tersampaikan sampai
selesai. Kemudian kesulitan praktikan dalam menjawab
pertanyaan yang khususnya berkaitan dengan penjelasan yang rumit karena
pemilihan bahasa yang dilakuka oleh praktikan terkadang sulit dipahami siswa.
4. Karena metode, strategi dan model yang kurang tepat sehingga membuat suasana kelas
menjadi kurang sesuai dengan apa yang diharapkan
C. Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler
Adapun faktor-faktor yang dialami selama kegiatan bimbingan
belajar/ ekstrakurikuler, sebagai berikut :
1.
Waktu
yang dimiliki praktikan cukup padat dalam menyiapkan perangkat pembelajaran,
sehingga praktikan belum bisa menyempatkan waktu secara rutin untuk kegiatan
ekstrakurikuler.
2.
Adanya
kurang komunikasi dan koordinasi, baik praktikan ataupun pembina kegiatan
ekstrakurikuler itu sendiri, berkaitan dengan deskripsi tugas praktikan.
3.
Adakalanya
praktikan lebih mementingkan tugas utama terlebih dahulu, ketimbang kegitan
ekstrakurikuler.
4.
Kurangnya pengalaman praktikan dalam keterampilan ekstrakulikuler
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/ Tempat Latihan
Partisipasi praktikan dilingkungan sekolah menunjukan
kepedulian dan kesadaran praktikan bahwa PPL tidak hanya berkisar antara
kegiatan belajar mengajar saja, namun yang teramat utama adalah untuk
mengembangkan interpersonal relationship dengan insan-insan pendidikan yang ada
dilingkungan sekolah. Adapun
faktor-faktor yang dialami praktikan dalam partisipasi kehidupan sekolah
(tempat latihan), diantaranya sebagai berikut :
1. Kurangnya komunikasi yang terjalin antara
praktikan dengan guru- guru disekolah sehingga praktikan agak kesulitan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan di lingkungan SMPN 9 Bandung.
2. Kurangnya koordinasi dengan praktikan lain,
karena masalah waktu yang berbeda-beda dalam bertugas dan memiliki kesibukan
masing- masing yang diutamakan untuk proses pembelajaran.
E. Proses Bimbingan
1.
Dengan Guru Pamong PPL
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya kendala bimbingan dengan
guru pamong kadang tidak rutin, disebabkan karena kesibukan beliau dan kadang
praktikan pun tidak sempat bimbingan, karena waktu yang cukup padat antara praktikan
dan guru pamong. Namun, praktikan selalu menyempatkan disela-sela waktu yang
memungkinkan.
2.
Dengan Dosen Pembimbing PPL
Faktor
yang menyebabkan terjadinya kendala dengan dosen pembimbing PPL yaitu, kesibukan yang dijalani oleh dosen
pembimbing sehingga dalam melakukan pertemuan untuk bimbingan agak sulit
dilaksanakan, selain itu padatnya jadwal mengajar praktikan sehingga sulit
untuk pergi kekampus menemui dosen.
3.
Dengan Supervisor
Selain
itu pula, faktor yang menyebabkan terjadinya kendala dengan supervisor adalah
dari praktikan itu sendiri. Yaitu, hanya bimbingan di waktu-waktu tertentu
saja, disebabkan dengan kepadatan tugas yang dimiliki oleh praktikan,
sertakesibukan dari supervisor itu sendiri. Namun, secara keseluruhan bimbingan
dengan supervisor pun beralan lancar.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Berbagaimasalah yang dihadapkan
kepada praktikan, tak berarti apa-apa jika praktikan tidak bisa mengatasinya.
Karena pada intinya, masalah datang agar kita dapat mengambil hikmah/pelajaran
dari masalah tersebut, serta senantiasa berupaya untuk mengatasainya.
Adapun upaya dalam penanggulangan masalah yang dihadapi praktikan,
adalah sebagai berikut :
A. Upaya Penanggulanan dalam Penyusunan RPP
Adapun
upaya dalam penanggulangan masalah yang dialami dalam penyusunan RPP adalah
sebagai berikut :
1. Dengan melakukan proses bimbingan pada guru
pamong guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan praktikan terhadap
penyusunan RPP. Guru pamong senantiasa memberikan masukan dan saran terhadap
praktikan sehingga terjadi proses perbaikan dari praktikan dalam penyusunan RPP
kearah yang lebih baik.
2. Melalui proses bimbingan dan konsultasi
terhadap dosen pembimbing dengan
melakukan diskusi untuk membuat RPP yang sesuai dengan ketentuan. Dosen
pembimbing memberikan arahan dan saran yang memberikan banyak perbaikan terhadap
praktikan.
3. Adanya pemeriksaan baik dari guru pamong
maupun dosen pembimbing agar adanya evaluasi dari RPP yang telah disusun serta
bisa diperbaiki kesalahan kesalahan yang terdapat dalam RPP.
4. mendiskusikan RPP dengan praktikan lain
untuk mendapatkan pengetahuan baru dan bisa menjadi salah satu acuan reverensi dalam
penyusunan RPP
Setiap kesalahan atau kesulitan tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena
akan mengurangi kualitas mengajar praktikan. Proses penampilan merupakan kegiatan yang penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Proses ini dapat menjadi acuan sejauh mana
pengertian, pemahaman,kompetensi dan performa praktikan dalam sempurnanya
proses mengajar praktikan. Maka upaya penanggulangan masalah dalam proses
penampilan adalah sebagai berikut :
1. Praktikan menyiapkan bahan ajar dan model
pembelajaranyang terus divarisikan agar kelas dapat berjalan dengan baik, siswa
antusias dan aktif.
2. Praktikan berusaha berkomunikasi dengan
siswa baik pada saat belajar dikelas
maupun diluar kelas, dengan harapan praktikan dan siswa kedepannya bisa
berkomunikasi dengan baik yang bisa menunjang pada saat pembelajaran.
3. Praktikan memberikan games atau pertanyaan-pertanyaan
pada siswa yang bisa menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa sehingga pada saat belajar muncul antusiasme dari siswa.
4. Memberikan materi secara lantang dan jelas
aagar setiap siswa dikelas dan dapat mendengar serta memahami materi yang
sedang dibahas.
5. Menegur siswa yang tidak mematuhi aturan
saat jam pelajaran dimulai dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan dampak
buruk pada peserta didik.
6. Membiasakan peserta didik untuk tidak
berbicara saat praktikan sedang menerangkan dan boleh berbicara ketika
praktikan mempersilahkan dalam diskusi atau bertanya.
7. Berkonsultasi dengan guru pamong mengenai hal yang baik digunakan saat proses pembelajaran agar siswa ingin dan
tidak bosan dalam proses belajar yang sedang berlangsung
Upaya penanggulangan masalah dalam kegiatan bimbingan belajar/
ekstrakurikuler, diantaranya sebagai berikut :
1.
Praktikan
berusaha menyempatkan waktu untuk hadir dalam setiap ekstrakurikuler, walaupun
hanya sebentar sekedar melihat saja.
2.
Praktikan
mencari info tambahan kepada setiap ketua/koordinator dari setiap
ekstrakurikuler tersebut, dan memberikan pengarahan di luar waktu
ekstrakurikuler atau disela-sela waktu istirahat.
3.
Adanya koordinasi yang baik antara Pembina atau anggota dari setiap
ekstrakulikuler yang ada dilingkungan sekolah dengan praktikan.
Adapun
upaya penanggulangan masalah dalam partisipasi kehidupan sekolah (tempat
latihan), diantaranya sebagai berikut :
1.
Dalam lingkungan sekolah berusaha berpenampilan rapih, sopan dan bersikap
ramah kepada seluruh warga sekolah.
2.
Pada
kegiatan- kegiatan sekolah, mengikuti dengan
maksimal dan senang hati. Dengan ikut serta berpartisipasi aktif dan membantu
dengan semampu yang kita bisa
3.
Praktikan
berusaha melaksanakan tugas semenyenangkan mungkin.
4.
Berusaha membantu meringankan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan yang
belum dapat diselesaikan ketika praktikan memiliki waktu luang dan kesempatan.
5.
Pada
piket perpustakaan, praktikan mengerjakan tugas sambil sharing dengan
koordinator Perpus, sehingga pekerjaan pun akan terasa ringan dan tidak terlalu
berat.
6.
Menjalin
komunikasi yang baik dengan seluruh elemen yang berada di lingkungan SMPN 9 Bandung.
Salahsatu upaya yang dilakukan praktikan dalam proses bimbingan adalah dengan terus
bertanya hal- hal yang kurang dipahami dan harus dilakukan untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih baik. supaya
bimbingan lancar dengan guru pamong
adalah bertanya setiap akan melakukan sesuatu. Pada saat waktu luang guru pamong, bisa sambil ngobrol
ataupun lainnya. Sehingga secara tidak langsung praktikan pun melakukan
bimbingan. Dan tetap dalam komando guru pamong, serta patuh dan ta’at akan perintah
dari guru pamong.
Salahsatu
upaya yang dilakukan praktikan adalah menghubungi dosen pembimbing, dan
melakukan bimbingan ke kampus pada waktu yang telah ditentukan oleh dosen
tersebut. Meminta nasehat dan motivasi supaya dilancarkan dalam melaksanakan
PPL. Terus berkoordinasi via sms atau telepon secara rutin.
Menyesuaikan
waktu bimbingan, meminta pendapat, arahan, dan informasi terkait perubahan atau
apapun. Mematuhi peraturan sekolah dengan baik, dan menerima teguran jika
praktikan melakukan kesalahan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
sebagai Perguruan Tinggi merupakan
kelanjutan pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik menjadi tenaga
kependidikan dan keguruan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional.
Selama melaksanakan kegiatan PPL
praktikan mengalami masalah-masalah terkait proses pelaksanaannya serta
mendapatkan ilmu dari pihak-pihak terkait mengenai cara menangani masalah yang
ada. Masalah-masalah yang terjadi terkait penyusunan RPP, proses penampilan
mengajar, ekstra kurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah dan proses
bimbingan. Masalah-masalah yang dialami disebabkan oleh beberapa faktor baik
eksternal maupun internal atau berasal dari diri praktikan sendiri. Namun
demikian, Selama melaksanakan PPL di SMP
Negeri 9 Bandung praktikan mendapatkan
banyak pengalaman berharga selama terjun langsung ke lapangan, diantaranya cara
pengelolaan kelas, penyusunan RPP serta bersosialisasi dengan pihak sekolah.
Sehingga mudah-mudahan bisa menjadi guru yang profesional dan bisa melahirkan
anak-anak bangsa yang kreatif, inovatif, dan cerdas sehingga bisa menciptakan
Indonesia sejahtera.
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan selama proses PPL, maka praktikan bisa menarik
kesimpulan, yaitu pertama, Dengan adanya program pengalaman yang
merupakan latihan pelaksanaan program mengajar secara langsung disekolah, dapat
bermanfaat bagi praktikan, terutama bekal dimasa yang akan datang. Kedua,
adanya bimbingan dari para guru dan staf yang terkait didalam lingkungan
sekolah sehingga didapat
pengalaman
dan pelajaran yang berharga. Ketiga, kegiatan PPL ini dapat
terselenggara dengan lancar berkat kerjasama semua pihak.baik pihak SMP Negeri 9 Bandung
maupun pihak UPT PPL UPI. Keempat, dengan adanya kegiatan PPL
bahwa dunia pendidikan di sekolah secara langsung berbeda dengan yang diperoleh
diperkuliahan. Kelima, segala kesulitan yang dihadapi selama PPL dapat
teratasi dengan baik berkat bantuan dari Guru Pamong PPL yang senantiasa siap
membantu praktikan dengan penuh kesabaran. Keenam, mengikuti kegiatan
PPL di SMP
Negeri 9 Bandung adalah suatu pengalaman yang sangat
berkesan dan berharga..
B. Saran
1.
Untuk
Praktikan
Ketika akan melakukan PPL, seorang praktikan harus mempersiapkan
seluruh kompetensi yang dimiliknya. Selain itu, praktikan harus mengenal
lingkungan dan karakter sekolah sebelum memilih tempat PPL. mengkonsultasikan
setiap permasalahan yang berhubungan dengan pembuatan RPP, penampilan di kelas,
kepada guru pamong dan dosen pembimbing. Praktikan harus mengikuti setiap
arahan yang diberikan oleh supervisor dan pihak sekolah, serta mematuhi tata
tertib sekolah yang telah berlaku.
Melakukan persiapan dengan mantap dan
matang untuk memberikan hasil yang terbaik saat pelaksanaan pembelajaran. Baik
itu materi, maupun hal lainnya yang menunjang proses belajar mengajar.
2.
Pihak
Sekolah
Saran untuk pihak sekolah supaya memberikan pengarahan serta
mempertegas lagi tugas dan wewenang praktikan. Memonitoring dan memberikan
bimbingan dalam kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh praktikan. Dengan
adanya kegiatan PPL ini diharapkan hubungan kerjasama yang baik antar dua
lembaga pendidikan ini terus berlanjut, terutama membantu praktikan dalam
mengembangkan potensi diri dalam kegiatan PPL di SMPN 9
Bandung.
3.
Pihak
Universitas (UPT PPL)
Untuk pihak Universitas supaya mensosialisasikan kegiatan PPL
secara luas dan tidak telalu mendadak. Senantiasa mengontrol para praktikan di
Sekolah, mengontrol guru pamong dan dosen pembimbing PPL, dan meningkatkan
kerjasama antara UPT PPL UPI dengan pihak sekolah perlu dijaga agar terjalin
hubungan yang baik dan berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asri, Z. (2012). Micro
Teaching. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Direktorat Akademik. (2013). Paduan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) Kependidikan dan Tenaga Pendidik. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
*Jadwal
Mengajar
*Kegiatan
PPL
*RPP
Jadwal
mengajar
No
|
kelas
|
hari
|
jam
|
1
|
VII 7
|
Senin jam 5-6
|
16.50 – 17.10
|
2
|
VII 8
|
Selasa jam 1–2
|
12.50 – 14.10
|
3
|
VII 7
|
Rabu jam 5-6
|
15.30 – 16.50
|
4
|
VII 8
|
Jumat jam
5-6
|
15.50 – 17-10
|
No comments:
Post a Comment