Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana
pelajaran, kurikulum meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang
direncanakan dan dilaksanakan dibawa bimbingan lembaga pendidikan. Artinya,
kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak melainkan rangkaian aktivitas
siswa yang dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di laboratorium, di
lapangan, maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan serta dibimbing ole
sekolah. Suatu kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukan pemilihan
dan pengorganisasianbaan pelajaran, serta rancangan penilaian hasil belajar
(Taba, 1962). Kurikulum merupakan suatu bahan pelajaran atau mata pelajaran
yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan kosnsep yang mempunyai
ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekonstruksi social serta memberikan bekal
untuk kecakapan hidup (Schubert, 1986).
Organisasi
kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan
diajarkan atau disampaikan kepada murid, atau merupakan suatu cara menyusun
bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa
dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan
kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar
yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan
program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut
menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada
murid-murid.
Pada prinsipnya
organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses pembelajaran kepada siswa
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan optimal.
Faktor-Faktor
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Organisasi Kurikulum
Dalam penyusunan
organisasi kurikulum ada sejumlah beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam organisasi kurikulum, yakni :
Ø Ruang
lingkup (Scope), merupakan
keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang
lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak
dicapai.
Ø Urutan
bahan (Sequence), berhubungan dengan
urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar
proses belajar dapat berjalan dengan lancar.
Urutan bahan meliputi
dua hal: pertama, urutan isi bahan pelajaran dan kedua, urutan pengalaman
belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi
pelajaran tertentu.
Ø Kontinuitas,
berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap
jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang
bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
Ø Keseimbangan,
adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu
mendapat perhatian yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan
pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni
keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses
belajar.
Ø Integrasi
atau keterpaduan (integrated) , yang
berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa
mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa
menyelesaikan program pendidikan disekolah.
Sekaitan dengan pola
organisasi kurikulum, terdapat sejumla pendapat dan variasi pengkategorian
sistem organisasi kurikulum. Dalam tulisan ini akan dibahas organisasi
kurikulim berdasarkan mata pelajaran dan organisasi kurikulum terintegrasi.
Diambilnya pengkategorian ini berdasarkan pertimbangan bahwa pertama, masi
banyak dan relevannya bidang studi atau pelajaran sebagai pusat perhatian isi
kurikulum. Kedua, adanya kebutuhan alternative isi kurikulum non disiplin,
berdasarkan pada suatu focus kebutuhan tertentu. Organisasi kurikulum pola
terintegrasi merujuk pada pertimbangan nondisiplin ilmu. Pada praktiknua isi
dari suatu disiplin ilmu menjadi bagian yang dipelajari.
No comments:
Post a Comment