ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN PROVINSI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN GARUT
(Studi Kasus di Kecamatan
Talegong, Kecamatan Cisewu,
dan Kecamatan Caringin)
PROPOSAL
SKRIPSI
Metode
Penelitian
oleh:
Rifal Nurkholiq
1103502
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
A. Judul
“Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Provinsi Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan” (Studi Kasus Di Kecamatan Talegong, Kecamatan Cisewu, Dan Kecamatan Caringin)
B. Latar Belakang
Masalah
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya mobilitas berdampak pada kebutuhan transportasi penduduk di
Provinsi Jawa Barat bagian selatan. Adanya isu disparitas pembangunan antara
Jawa Barat utara dan Jawa Barat selatan, yaitu isu Jawa Barat bagian utara
perkembangan wilayahnya lebih maju dibandingkan dengan Jawa Barat bagian
selatan, menjadi dasar penyusunan Rencana Strategis pengembangan wilayah Jawa Barat bagian selatan (Bappeda
Tasikmalaya, 2010).
Berdasarkan Perda No 28 Tahun 2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat
Bagian Selatan Tahun 2010-2029” menerangkan bahwa ruang lingkup wilayah
pengembangan Jawa Barat bagian selatan terdiri atas delapan puluh tiga
kecamatan yang mencakup lima kabupaten meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis.
Untuk mengatur dan mengelola sistem prasarana
transportasi jalan provinsi di Jawa Barat Selatan, sangatlah penting mengetahui
secara akurat besarnya kebutuhan akan transportasi pada masa mendatang. Membuat
suatu prediksi/ taksiran adalah merupakan salah satu mata rantai perencanaan,
maka dalam memprediksi lalu lintas ini akan ditinjau jumlah perkembangan
penduduk (sosial), jumlah perkembangan kendaraan (fisik) dan jumlah pemakai
kendaraan/ ekonomi
(Warpani, 1990:18). Model yang canggih belum tentu merupakan model
yang baik, kadangkadang model yang jauh lebih sederhana ternyata lebih cocok
untuk tujuan, situasi, dan kondisi tertentu (Tamin, 2008). Oleh karena itu,
penelitian ini akan mencoba menerapkan metode pemodelan pada jalan provinsi
dengan memanfaatkan minimnya data untuk dibuat model lalu lintas yang sesuai
untuk jaringan jalan Pangalengan – Rancabuaya yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut di Provinsi
Jawa Barat bagian selatan.
Pertumbuhan volume lalu lintas dapat disebabkan oleh
berbagai hal seperti yang diungkapkan oleh Yahya (2007) yang menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lalu lintas/perjalanan antara lain
jumlah pemilikan mobil, jumlah pemilikan motor, jumlah anggota keluarga, jumlah
anggota keluarga yang bekerja, dan jumlah anggota keluarga.
Ruas jalan yang akan menjadi objek penelitian adalah
jalan yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut, yaitu ruas
jalan Pangalengan – Rancabuaya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
mendeskripsikan keterhubungan antara pembangunan jalan Pangalengan – Rancabuaya dengan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya.
C.
Batasan Masalah
Penelitian
ini berfokus pada dampak
pembangunanan jalan Provinsi Jawa Barat yaitu Pangalengan – Rancabuaya yang
dibangun mulai tahun 2010. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel masing-masing tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Talegong,
Kecamatan Cisewu dan Kecamatan Caringin karena jalan tersebut hanya melewati 3
kecamatan di wilayah administratif Kabupaten Garut.
D. Rumusan
Masalah Penelitian
Masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.
Apakah terdapat hubungan antara pembangunan infrastruktur jalan provinsi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
pedesaan?
2.
Bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan provinsi di Kecamatan Cisewu, Kecamatan Talegong dan
Kecamatan Caringin
3.
Bagaimana dampak pembangunan infrastruktur jalan
provinsi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedesaan?
E. Tujuan
Penelitian
Tujuan
dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui hubungan pembangunan infrastruktur jalan provinsi dan mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pedesaan.
2. Mengetahui pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan provinsi
di Kecamatan Cisewu, Kecamatan Talegong dan Kecamatan Talegong
3. Mengetahui dampak pembangunan infrastruktur jalan provinsi
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pedesaan.
F. Manfaat Penelitian
a.
Manfaat
Teoritis
Secara
teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap mahasiswa terutama di jurusan-jurusan yang keilmuannya
termasuk ilmu sosial pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
b.
Manfaat
Praktis
1.
Sebagai masukan atau
bahan pemikiran bagi pembuat perencanaan/kebijakan pembangunan di provinsi
Jawa Barat, terutama berkaitan
dengan strategi pembangunan
infrastruktur wilayah guna mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi daerah.
2.
Sebagai sumber data atau kerangka acuan bagi penelitian lanjutan sejenis yakni penelitian yang relevan
dengan topik yaitu untuk
menganalisis
peranan infrastruktur jalan terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat..
G. Landasan Teoretis
1.
Pembangunan
Konsep pembangunan merupakan konsep yang sangat
multidimensional, yang mengacu kepada serangkaian karakteristik dan segenap
aspek kehidupan, baik aspek politik, ekonomi maupun sosial. Menurut Todaro
dalam Bryant and White (1998:13) pembangunan adalah proses multidimensi yang
mencakup perubahan perubahan penting dalam struktur sosial, sikap rakyat dan
lembaga-lembaga nasional dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan.
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Peran pemerintah sebagai mobilisator pembangunan sangat strategis
dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi
negaranya. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat
hasil pembangunan yang telah dilakukan dan juga berguna untuk menentukan arah
pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang positif
menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang
negatif menunjukkan adanya penurunan. (Bangun
& Firdaus 2009:222)
2. Insfrastruktur
Stone dalam Kodoatie (2003:30) mendefinisikan
infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau
dibutuhkan oleh agenagen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan
pelayanan-pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan
sosial. Sistem Infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem
sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai
fasilitasfasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan,
instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem
sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg dalam Kodoatie, 2003:32)
3. Jalan Provinsi
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem
jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi
.
4.
Kehidupan
Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi dalam pengertian umum menyangkut beberapa aspek
yaitu pendidikan, kepercayaan, status perkawinan, keadaan perumahan, kesehatan,
status pekerjaan dan penghasilan.
5. Masyarakat
Masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan
dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup
bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang
dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan
sebagainya.
6. Masyarakat Pedesaan
Sekelompok orang yang
berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki ikatan yang kuat dengan desa nya. Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
H.
Metode
Penelitian,
Pendekatan Penelitian, dan Kehadiran Peneliti
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan
pada data-data yang diperoleh.
Adapun
pendekatan kualitatif menurut Mahmud (2011:89) adalah suatu pendekatan dalam
melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat
alami, karena orientasinya demikian, sifat mendasar dan naturalistis bersifat
kealamian, serta tidak bisa dilakukan di laboraturim, melainkan dilakukan di
lapangan.
Selain
itu Saifuddin Azwar yang dikutip oleh Mahmud (2011:81) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan
deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapaun Metode Deskriptif Mahmud (2011:100)
adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati
permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek
tertentu.
Maka
dalam penggunaan metode deskriptif, secara umum akan ditemui langkah-langkah
penelitian berikut (Mahmud, 2011:101) :
1.
Mendeskripsikan masalah penelitian secara tegas sebab tujuan yang jelas
dalam penelitian dapat mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan data-data
analisisnya.
2.
Menentukan prosedur penelitian, meliputi sasaran penelitian, teknik
penentuan sumber datanya, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data,
pengolahan data, dan analisisnya.
3.
Mengumpulkan dan menganalisis data. Pada tahapan ini, seorang peneliti
akan terlibat dengan sasaran penelitian dalam proses pendataan, pengolahan dan
analisis untuk mencapai tujuan penelitian.
Dalam
penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat pengumpul data yang utama.
Melalui pengamatan “berperan serta”, peneliti menjadi bagian fokus masalah yang
diteliti. Manusia merupakan instrumen tepat untuk memahami kaitan kenyataan-kenyataan
di Lapangan dibandingkan instrumen lainnya. (Mahmud, 2011:90)
Untuk itu, dalam
hal ini peneliti adalah sebagai instrumen kunci, partisipasi penuh sekaligus
pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain adalah sebagai penunjang.
I. Lokasi
Penelitian
Penelitian ini berlokasi di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Garut bagian
selatan yaitu Kecamatan Talegong, Kecamatan Cisewu dan Kecamatan Caringin. Salah satu dari kecamatan tersebut yaitu Kecmatan Catingin adalah kecamatan yang memiliki daerah pantai yang dijadikan objek wisata, dan dua kecamatan lainnya berupa dataran tinggi dan
pegunungan. Sehingga,
dapat dijadikan perbandingan diantara tiga kecamatan tersebut dalam
meneliti pengaruh
pembangunan jalan provinsi Jawa Barat.
J. Sumber
Data
Sumber
data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dan
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik yang meliputi Data Kependudukan, jumlah dan presentasi penduduk miskin
dan Pendapatan penduduk Jawa Barat. Serta data-data dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (BAPEDDA JABAR) dan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat.
K. Instrumen
Penelitian
Instrument
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan wawancara, serta peneliti sendiri yang
menjadi alat pengumpul data yang utama.
L.
Prosedur Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti
maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui
wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut
berlansung dan di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi
(tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek). Adapun
teknik penelitian data dalam penelitian ini adalah:
1.
Wawancara
Wawancara adalah tehnik pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam
jawaban-jawaban respoden. (Mahmud, 2011:173)
Dalam penelitian ini teknik
wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam artinya peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat
terkumpul secara maksimal.
2.
Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan
pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau
fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan. (Mahmud,
2011:168)
3.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan pada subjek peneliti, tetapi melalui dokumen.
Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang
disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa,
dan berguna bagi sumber data. (Mahmud, 2011:83)
4. Studi
Pustaka
Studi
pustaka dilakukan untuk menambah informasi,
menguatkan, membandingkan, masalah yang akan diteliti, yaitu Pembagunan Infrastruktur Jalan provinsi di Kabupaten
Garut.
M. Analisis
data
Data yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, dan kajian pustaka dianalisis secara
deskriptif, selama pengumpulan data dan setelahnya.
Ada tiga langkah dalam menempuh analisis data, yaitu
(Mahmud, 2011:93) :
1.
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,
memokuskan, mengabstaraksi dan mengubah data kasar.
2.
Sajian data merupakan suatu cara merangkai data
dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan tindakan
yang diusulkan.
3.
Verifikasi data adalah penjelasan tentang makna data
dalam suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukkan alur kasarnya, sehingga
dapat diajukan proposisi yang terkait dengannya.
4. Serta dianalisis melalu analisis komponensial yang
diorganisasikan adalah kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh melalui:
a. Observasi,
b. Wawancara, dan
c. Dokumentasi
1. Kontras-kontras yang dimasukkan ke dalam lembaran
kerja analisis komponensial tersebut masih perlu dicek kembali guna memastikan
apakah terpenuhi secara memadai ataukah belum.
2. Dilakukan sebanyak domain yang dipilih sebagai fokus
penelitian.
3.
Hasil akhir dari lembar itulah yang kemudian dipaparkan deskripsinya
dalam laporan penelitian.
N. Pengecekan
Keabsahan Temuan
Keabsahan data merupakan konsep
penting yang diperbarui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan
(reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas) dapat
diadakan pengecekkan dengan tehnik pengamatan yang tekun, dan triangulasi
setara dengan “cek dan ricek” yaitu pemeriksaan kembali dengan tiga cara yaitu,
sumber, metode, dan waktu. (Nusa Putra, 2012:34)
O. Tahapan-tahapan
Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini
ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir penelitian yaitu tahap
penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :
a.
Tahap pra
lapangan, yang meliputi menyusun
rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menilai
keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan
penelitian dan menyangkut persoalan etika penelitian;
b.
Tahap pekerjaan
lapangan, yang meliputi memahami latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta
sambil mengumpulkan data;
c.
Tahap analisis
data, yang meliputi analisis selama
dan setelah pengumpulan data;
d.
Tahap penulisan
hasil laporan penelitian.
P. Jadwal
Penelitian
|
Bulan ke-1
|
Bulan
ke-2
|
Bulan ke-3
|
Bulan ke-4
|
Bulan ke-5
|
||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
Pengajuan judul
|
|||||||||||||||||||||||
Studi pendahuluan
|
|||||||||||||||||||||||
Pengajuan proposal
|
|||||||||||||||||||||||
Sidang proposal
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi & pengesahan proposal
|
|||||||||||||||||||||||
Pengajuan
BAB I
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi
BAB I
|
|||||||||||||||||||||||
Pengajuan
BAB II
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi
BAB II
|
|||||||||||||||||||||||
Pengajuan BAB III
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi BAB III
|
|||||||||||||||||||||||
Penelitian
lapangan
|
|||||||||||||||||||||||
Pengolahan
dan analisis data
|
|||||||||||||||||||||||
Pengajuan BAB IV
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi BAB IV
|
|||||||||||||||||||||||
Pengajuan BAB V
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi BAB V
|
|||||||||||||||||||||||
Revisi Final
|
DAFTAR PUSTAKA
Tamin
,O.Z.
(2008).
Perencanaan, Pemodelan dan Rekayasa Transportasi, Bandug: Institut Teknologi Bandung.
Warpani,
W. P. (2002). Pengelolaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Bandug: Institut Teknologi Bandung.
Yahya ,R. G., (2007). Jurnal Teknik Sipil, Studi Permodelan Bangkitan Perjalanan di Perkotaan,
Vol 3 No.1, Universitas Kristen Maranatha, ISSN 1411-9331.
Mahmud.
(2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nusa
Putra, S. L. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anshari, A.S.
(2014). Jurnal Teknik Sipil, Volume lalu
lintas ruas jalan Pangalengan-Racabuaya, Vol 1 No 1, Universitas
Parahyangan Katolik Parahyangan.
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Garut,
(2013), http://pariwisata.garutkab.go.id,
diakses tanggal 29 Oktober 2013.
Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, (2013), Penanganan Jalan Melalui Pembiayaan
Pembangunan Tahun Jamak 2011-2013 Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat,
http://www.jabarprov.go.id, diakses tanggal 29 Oktober 2014.
Bappeda Tasikmalaya, (2010),
http://bappeda.tasikmalayakab.go.id,
diakses tanggal 29 Oktober 2014.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2010), Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 28
Tahun 2010 Tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun
2010-2029, Bandung.
Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Coralie, B &
Louise W (1998). Manajemen Pembangunan, Jakarta:LP3ES.
Kodoatie, R.J. (2003).
Manajemen dan
Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta:. Pustaka Pelajar
Prasetyo R.B &
Firdaus M. (2009). Pengaruh Infrastruktur
Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Indonesia. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Baca juga contoh penelitian eksperimen
No comments:
Post a Comment