10/08/2012

Organisasi Kurikulum


Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pelajaran, kurikulum meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan dibawa bimbingan lembaga pendidikan. Artinya, kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di laboratorium, di lapangan, maupun di lingkungan masyarakat yang direncanakan serta dibimbing ole sekolah. Suatu kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukan pemilihan dan pengorganisasianbaan pelajaran, serta rancangan penilaian hasil belajar (Taba, 1962). Kurikulum merupakan suatu bahan pelajaran atau mata pelajaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan kosnsep yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekonstruksi social serta memberikan bekal untuk kecakapan hidup (Schubert, 1986).
            Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan diajarkan atau disampaikan kepada murid, atau merupakan suatu cara menyusun bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif. 
 Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses pembelajaran kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan optimal.


Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Organisasi Kurikulum
Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam organisasi kurikulum, yakni :
Ø  Ruang lingkup (Scope), merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Ø  Urutan bahan (Sequence), berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar.
Urutan bahan meliputi dua hal: pertama, urutan isi bahan pelajaran dan kedua, urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
Ø  Kontinuitas, berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
Ø  Keseimbangan, adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatian yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
Ø  Integrasi atau keterpaduan (integrated) , yang berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.
Sekaitan dengan pola organisasi kurikulum, terdapat sejumla pendapat dan variasi pengkategorian sistem organisasi kurikulum. Dalam tulisan ini akan dibahas organisasi kurikulim berdasarkan mata pelajaran dan organisasi kurikulum terintegrasi. Diambilnya pengkategorian ini berdasarkan pertimbangan bahwa pertama, masi banyak dan relevannya bidang studi atau pelajaran sebagai pusat perhatian isi kurikulum. Kedua, adanya kebutuhan alternative isi kurikulum non disiplin, berdasarkan pada suatu focus kebutuhan tertentu. Organisasi kurikulum pola terintegrasi merujuk pada pertimbangan nondisiplin ilmu. Pada praktiknua isi dari suatu disiplin ilmu menjadi bagian yang dipelajari.

No comments:

Post a Comment